Jadi Sistem Penanggalan Paling Populer, Intip Sejarah Kalender Hijriah & Masehi
19 July 2023 |
13:51 WIB
Masyarakat memiliki berbagai macam sistem penanggalan yang digunakan di seluruh dunia. Namun, secara umum yang paling populer adalah kalender Masehi dan Hijriah yang saat ini dipakai secara universal di hampir setiap negara di penjuru Bumi.
Hari ini, Rabu (19/7/23) menurut kalender Masehi, masyarakat Muslim di dunia juga sedang merayakan Tahun Baru Islam 1445 Hijriah. Pada malam sebelumnya, sebagian umat Muslim di Indonesia pun merayakannya dengan pawai obor hingga menyalakan kembang api untuk menyambutnya.
Lantas, apa yang membedakan antara kalender Hijriah dan Masehi? Bagaimana sejarahnya hingga kedua jenis almanak itu bisa menjadi sistem penanggalan paling populer di dunia. Dihimpun dari berbagai sumber resmi berikut ulasannya untuk kalian.
Baca juga: Mudah, Begini Cara Membuat Twibbon Tahun Baru Islam 1445 Hijriah
Sebelum era 45 SM, kondisi penanggalan di sana waktu itu disebut sebagai era bingung. Pasalnya, jumlah hari dalam sebulan tidak karuan, dan jumlah bulan dalam setahun hanya ada sepuluh. Dari sinilah Caesar menyisipkan 90 hari dalam kalender tradisional Romawi supaya satu tahun sama dengan siklus matahari.
Upaya Caesar melakukan penambahan ini agar sistem penanggalan lebih sesuai atau untuk mendekati ketepatan pergantian musim tiap tahunnya. Penetapan kalender Julian pada waktu itu didasarkan atas keyakinan bahwa panjang 1 tahun surya adalah 365 lebih seperempat hari atau 365 hari dan 6 jam.
Namun, saat itu sistem penanggalan ini masih belum sempurna, hingga muncullah sosok Aloysius Lilius, seorang astronom dari Ciro (saat ini bagian wilayah Italia). Dia melayangkan proposal penanggalan pada Paus Gregorius XVIII dan kembali disempurnakan oleh ahli matematika Christopher Clavius asal Jerman.
Hasil dari penyempurnaan tersebut lalu menjadi dasar reformasi kalender Gregorian dari tahun 1528, seperti dijelaskan August Ziggelar SJ dalam The Papal Bull of 1582 Promulgating A Reform of The Calendar. Sementara itu, The Papal Bull atau Inter Gravissimas yang memuat maklumat tersebut resmi dikeluarkan pada 24 Februari 1582.
Saat itu Gubernur Abu Musa Al-Asyari mengirimkan surat kepadanya pada tahun 17 Hijriah perihal surat yang tidak memiliki tahun. Hal ini tak yal menyulitkan kerja birokrasi karena masyarakat Arab masih mengadopsi penggalan bulan dan tanggal tanpa danya tahun di dalamnya.
Ali bin Abi Thalib lalu mengusulkan awal tahun Islam ditandai dengan peristiwa hijrah Rasulullah dari Mekkah ke Madinah. Pendapatnya dianggap tepat karena proses hijrah merupakan simbol perpindahan masa dari masa jahiliyah ke masyarakat madani saat Rasul melangsungkan dakwahnya di Madinah.
Adapun salam penggunaannya, kalender Hijriah biasanya digunakan untuk menentukan perayaan hari besar Islam seperti Ramadan dan Idulfitri. Sedangkan, Masehi digunakan untuk kalender umum yang dipakai sehari-hari dari yang meliputi bulan Januari sampai Desember.
Salah satu perbedaan dari kedua kalender tersebut adalah Masehi menggunakan sistem penanggalan yang didasarkan pada peredaran bumi mengitari matahari. Sementara itu, kalender Hijriah menggunakan sistem penanggalan yang didasarkan pada peredaran bulan mengitari bumi.
Hal inilah yang akhirnya menjadi pembeda dalam penentuan waktu dan penentuan dimulainya hari dari sistem kalender tersebut. Kalender Masehi memulai hari pada pukul 00.00 waktu setempat, sementara Hijriah memulai hari ketika matahari terbenam di tempat tersebut.
Selain itu, jumlah satu tahun dalam kalender Hijriah hanya 354 atau 355 hari. Perbedaan ini jugalah yang menyebabkan 1 tahun kalender Hijriah lebih pendek dibanding dengan waktu 1 tahun dalam kalender Masehi yang terdiri dari 365 hingga 366 hari.
Baca juga: Daftar Lengkap Hari Libur Nasional & Cuti Bersama di Kalender 2023, Simak Tanggalnya Yuk!
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Hari ini, Rabu (19/7/23) menurut kalender Masehi, masyarakat Muslim di dunia juga sedang merayakan Tahun Baru Islam 1445 Hijriah. Pada malam sebelumnya, sebagian umat Muslim di Indonesia pun merayakannya dengan pawai obor hingga menyalakan kembang api untuk menyambutnya.
Lantas, apa yang membedakan antara kalender Hijriah dan Masehi? Bagaimana sejarahnya hingga kedua jenis almanak itu bisa menjadi sistem penanggalan paling populer di dunia. Dihimpun dari berbagai sumber resmi berikut ulasannya untuk kalian.
Baca juga: Mudah, Begini Cara Membuat Twibbon Tahun Baru Islam 1445 Hijriah
Sejarah Kalender Masehi & Hijriah
Kalender Masehi
Kalender Masehi menurut laman History pertama kali diberlakukan oleh Julius Caesar sejak 45 tahun sebelum Masehi (SM) ketika dia dinobatkan sebagai kaisar. Saat itu sang penakluk tersebut mengganti penanggalan tradisional Romawi dengan sistem kalender Julian atas arahan Sosigenes, seorang astronom asal Alexandria.Sebelum era 45 SM, kondisi penanggalan di sana waktu itu disebut sebagai era bingung. Pasalnya, jumlah hari dalam sebulan tidak karuan, dan jumlah bulan dalam setahun hanya ada sepuluh. Dari sinilah Caesar menyisipkan 90 hari dalam kalender tradisional Romawi supaya satu tahun sama dengan siklus matahari.
Upaya Caesar melakukan penambahan ini agar sistem penanggalan lebih sesuai atau untuk mendekati ketepatan pergantian musim tiap tahunnya. Penetapan kalender Julian pada waktu itu didasarkan atas keyakinan bahwa panjang 1 tahun surya adalah 365 lebih seperempat hari atau 365 hari dan 6 jam.
Namun, saat itu sistem penanggalan ini masih belum sempurna, hingga muncullah sosok Aloysius Lilius, seorang astronom dari Ciro (saat ini bagian wilayah Italia). Dia melayangkan proposal penanggalan pada Paus Gregorius XVIII dan kembali disempurnakan oleh ahli matematika Christopher Clavius asal Jerman.
Hasil dari penyempurnaan tersebut lalu menjadi dasar reformasi kalender Gregorian dari tahun 1528, seperti dijelaskan August Ziggelar SJ dalam The Papal Bull of 1582 Promulgating A Reform of The Calendar. Sementara itu, The Papal Bull atau Inter Gravissimas yang memuat maklumat tersebut resmi dikeluarkan pada 24 Februari 1582.
Kalender Hijriah
Kalender Hijriah, mengutip laman MUI, didasarkan dari peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. Menurut kitab Fathul-Baari karya Ibnu Hajar al-Asqalani, sejarah penggunaan sistem penanggalan ini terjadi pada masa kepemimpinan Khalifah Umar Bin Khattab.Saat itu Gubernur Abu Musa Al-Asyari mengirimkan surat kepadanya pada tahun 17 Hijriah perihal surat yang tidak memiliki tahun. Hal ini tak yal menyulitkan kerja birokrasi karena masyarakat Arab masih mengadopsi penggalan bulan dan tanggal tanpa danya tahun di dalamnya.
Ali bin Abi Thalib lalu mengusulkan awal tahun Islam ditandai dengan peristiwa hijrah Rasulullah dari Mekkah ke Madinah. Pendapatnya dianggap tepat karena proses hijrah merupakan simbol perpindahan masa dari masa jahiliyah ke masyarakat madani saat Rasul melangsungkan dakwahnya di Madinah.
Perbedaan Kalender Masehi & Hijriah
Hingga saat ini Kalender Masehi dan Hijriah terus menjadi sistem almanak paling populer di dunia meski ada beberapa kalender lain seperti Saka, Jepang, Suku Maya, hingga Tionghoa. Namun, jenis kalender tersebut juga memiliki keunikan dan ketentuannya sendiri berdasarkan ilmu astronomi.Adapun salam penggunaannya, kalender Hijriah biasanya digunakan untuk menentukan perayaan hari besar Islam seperti Ramadan dan Idulfitri. Sedangkan, Masehi digunakan untuk kalender umum yang dipakai sehari-hari dari yang meliputi bulan Januari sampai Desember.
Salah satu perbedaan dari kedua kalender tersebut adalah Masehi menggunakan sistem penanggalan yang didasarkan pada peredaran bumi mengitari matahari. Sementara itu, kalender Hijriah menggunakan sistem penanggalan yang didasarkan pada peredaran bulan mengitari bumi.
Hal inilah yang akhirnya menjadi pembeda dalam penentuan waktu dan penentuan dimulainya hari dari sistem kalender tersebut. Kalender Masehi memulai hari pada pukul 00.00 waktu setempat, sementara Hijriah memulai hari ketika matahari terbenam di tempat tersebut.
Selain itu, jumlah satu tahun dalam kalender Hijriah hanya 354 atau 355 hari. Perbedaan ini jugalah yang menyebabkan 1 tahun kalender Hijriah lebih pendek dibanding dengan waktu 1 tahun dalam kalender Masehi yang terdiri dari 365 hingga 366 hari.
Baca juga: Daftar Lengkap Hari Libur Nasional & Cuti Bersama di Kalender 2023, Simak Tanggalnya Yuk!
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.