Jane Birkin (Sumber gambar: Jane Birkin/Instagram)

Perjalanan Karier Jane Birkin, Aktris dan Penyanyi Populer Era 1960-an di Balik Inspirasi Desain Tas Hermès

17 July 2023   |   11:28 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Dunia hiburan internasional kembali berduka. Penyanyi sekaligus aktris asal Inggris Jane Birkin meninggal dunia pada hari Minggu, (16/7/2023). Sejumlah media melaporkan bahwa Birkin meninggal di rumahnya namun belum diketahui pasti penyebab kematiannya. Birkin meninggal pada usia 76 tahun.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Birkin dilaporkan mengalami kesehatan yang buruk dan menderita penyakit stroke pada 2021. Kehadirannya pada acara peluncuran dokumenter yang dibintanginya, Jane by Charlotte, menjadi penampilan terakhirnya sebagai aktris sebelum meninggal. Seperti judulnya, film itu menyoroti kehidupan sang artis dengan putrinya, Charlotte Gainsbourg.

Baca juga: Birkin & Kelly Jadi Identitas Eksklusif Hermès

Sejumlah tokoh publik pun merasakan duka mendalam akan kepergian sang bintang. Salah satunya adalah Presiden Prancis Emmanuel Marcon. Melalui akun Instagram pribadinya, Marcon menuliskan bahwa dengan suara indahnya, Birkin telah menyuarakan simbol kebebasan. Menurutnya, Birkin adalah salah satu ikon Prancis.

"Seorang seniman yang lembut, dan suaranya yang indah namun kuat. Dia meninggalkan kita dengan kenangan-kenangannya yang tidak akan pernah terlupakan," tulis Marcon.

Jane Mallory Birkin atau yang lebih dikenal Jane Birkin adalah penyanyi sekaligus aktris kelahiran Iggris 14 Desember 1946. Meski lahir di Inggris, nama Birkin terkenal sebagai penyanyi dan aktris legendaris di Prancis berkat karya-karyanya yang sebagian besar merupakan hasil kolaborasi dengan sang suami, Serge Gainsburg.

Birkin dilahirkan dari keluarga yang memang memiliki darah seni. Ibunya, Judy Campbell, adalah seorang pemain pertunjukan di Inggris, dan kakaknya, Andrew Birkin, adalah seorang penulis skenario dan sutradara. Sementara, ayahnya, David Birkin, merupakan anggota Angkatan Laut Kerajaan Inggris.

Pada usia 17 tahun, Birkin bertemu komposer John Barry dan mereka pun akhirnya menikah pada 1965 hingga memiliki seorang putri bernama Kate Barry pada 1967. Setelah Barry pergi ke AS, pasangan tersebut bercerai pada 1968 dan Birkin kembali untuk tinggal dengan keluarganya di London. Dia pun mulai mengikuti audisi untuk film dan serial televisi.

Kariernya sebagai aktris berawal ketika dia menjadi figuran dalam sejumlah judul film pada tahun 1960-an seperti Swinging London, The Knack... and Hot to Get It, dan Michelangelo Antonioni's Blowup. Pada 1968, Birkin akhirnya mendapatkan peran wanita utama dalam film berbahasa Prancis berjudul Slogan, beradu akting dengan komposer dan aktor Serge Gainsburg.

Berkat pertemuan tersebut, Birkin dan Gainsbourg akhirnya memutuskan untuk hidup bersama dan pada 1971 memiliki seorang putri bernama Charlotte Gainsbourg.

Aksen uniknya dalam berbahasa Prancis membuat nama Jane Birkin memiliki tempat sendiri di hati masyarakat negeri tersebut. Sejak perannya dalam film Slogan dan duet perdananya bersama Serge Gainsburg tersebut, Birkin pun memutuskan untuk menekuni karier dan pindah kewarganegaraan di Prancis.
 


Pada 1969, Birkin dan Gainsbourg merilis single duet perdana berjudul Je t'aime... moi non plus. Lagu ini mendapatkan sambutan positif dan masuk dalam sejarah tangga musik lagu di Inggris dan Prancis, hingga meraih rekor penjualan sebagai salah satu lagu terlaris dalam bahasa asing di Inggris. Sejak saat itu, tepatnya pada 1970 awal, Birkin lebih fokus untuk menekuni karier bernyanyinya.

Pada 1976, Birkin membintangi film dengan judul yang diambil dari album pertamanya dan kembali berkolaborasi dengan Gainsbourg, yang bertindak sebagai sutradara. Berkat aktingnya di film ini, dia mendapatkan nominasi Aktris Terbaik di ajang Caesar Awards. Nama Birkin pun terus melambung, hingga dia dikontrak oleh sejumlah merek produk gaya hidup sebagai model iklan, sembari terus masih bermain film yang berkolaborasi dengan sejumlah sutradara.

Sejumlah judul film yang dibintanginya yakni Death on the Nile (1978), Evil Under the Sun (1982), Anne in La fille prodigue (1981), La pirate (1984), Leave All Fair (1985), dan La Belle Noiseuse (1991). Di samping itu, dia juga produktif merilis karya musik dengan merilis sejumlah album diantaranya Baby Alone in Babylone, Amours des Feintes, Lolita Go Home, Merci Docteur Rey, dan Le Divorce.

Sebagai seorang aktris dan penyanyi, Birkin memang mendedikasikan hampir seluruh hidupnya untuk berakting dan bernyanyi. Baru pada tahun 2017, dia mengatakan bahwa perannya dalam serial La femme et le TGV menjadi penampilan terakhirnya dalam dunia akting, termasuk terakhir merilis album berjudul Birkin/Gainsburg: Le Symphonique, antologi karyanya yang ditulis sebelum dan sesudah hubungan asmaranya dengan Gainsbourg.


Inspirasi di balik Terciptanya Tas Birkin

Selain terkenal sebagai aktris dan penyanyi berbakat, Jane Birkin juga dikenal sebagai sosok yang menjadi inspirasi di balik tas Birkin dari merek mode mewah Hermès yang sangat populer dan disebut-sebut sebagai tas paling eksklusif di dunia.

Meski harganya yang fantastis, penciptaan tas Birkin ini menarik karena berawal dari pertemuan Birkin dan bos Hermès, Jean-Louis Dumas yang tidak terduga. Pada 1981, dalam sebuah pesawat Air France rute London-Paris, Jane Birkin menjadi salah satu penumpang.

Kala itu, dia membawa sebuah keranjang anyaman yang membawa penuh barang-barang keperluannya. Ketika dimasukkan ke dalam bagasi penyimpanan, tutup keranjang tersebut lepas dan seketika seluruh isinya jatuh dan berserakan di lantai pesawat.

Hal ini pun menarik perhatian penumpang lain yang ternyata salah satunya adalah Jean-Louis Dumas, Pemilik brand Hermès. Dia lantas memperkenalkan diri kepada Birkin dan memintanya untuk membuat ilustrasi tas sesuai dengan impiannya.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Hermès (@hermes)



Di atas kantung kertas yang biasa disediakan di pesawat, Birkin menggambar ilustrasi tas idamannya, berbentuk tas jinjing namun lebih besar dari tas Hermès pada umumnya. Keduanya lantas terlibat dalam percakapan intens selama di pesawat. Pertemuan Birkin dan Dumas ini kelak menjadi titik balik perkembangan dunia fesyen mewah.

Tiga tahun berselang, ilustrasi tersebut sukses diwujudkan oleh Dumas dan timnya di Hermès. Tasnya besar, tetapi tidak melupakan nilai fungsional, estetis, dan tentu saja kemewahan. Kemudian, hasil karya itu dinamai 'Birkin' sesuai dengan inspirasi asal tas tersebut.

Birkin jadi jawaban atas keluhan orang-orang kaya yang ingin mempunyai tas berukuran besar yang bisa menampung barang tanpa kehilangan unsur kemewahan. Oleh karena itu, tak heran jika dalam waktu singkat, tas tersebut menjelma menjadi salah satu simbol kekayaan.

Hermès membuat tas Birkin dengan ukuran 25-40 cm yang terbuat dari kulit buaya, kulit burung unta, kulit kadal, dan kulit ular. Proses pembuatannya pun dilakukan secara manual oleh manusia tanpa mesin untuk memenuhi standar etika yang ketat. Oleh sebab itu, harga tas Birkin dibanderol mulai dari US$7.000 (atau sekitar Rp100 juta) hingga yang termahal bisa mencapai miliaran rupiah untuk edisi terbatas yang super eksklusif.

Meski memiliki uang sebanyak itu pun, kalian tidak dapat langsung membelinya. Hermès menerapkan sistem kuota untuk pembelian Birkin. Artinya, tidak semua orang dapat langsung menenteng Birkin usai mendatangi gerai Hermès. Namun, jika memenuhi kuota yang ada, pembeli dapat menentukan bahan kulit dan warna dari tas Birkin. Atas kebijakan inilah, Birkin kerap dinobatkan sebagai tas paling eksklusif di dunia dan karenanya harganya sangat mahal.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Orang Tua jangan Khawatir, Begini Cara Guru Tuntun Siswa Beradaptasi di Sekolah

BERIKUTNYA

Waduh, BSSN Catat Ada 102 Juta Malware & 11 Juta Informasi Bocor pada Paruh Pertama 2023

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: