Mengenal Payas Madya, Kostum Atlet Surfing Rio Waida di Pembukaan Olimpiade Tokyo
26 July 2021 |
15:08 WIB
Atlet peselancar putra Rio Waida mencuri perhatian saat membawa bendera Merah Putih di Pembukaan Olimpiade 2020 pada Jumat (23/7/2021) lalu. Atlet keturunan Indonesia-Jepang itu tampil mengenakan salah satu pakaian adat Bali, Payas Madya.
Melalui unggahan di instagram pribadinya, Rio mengatakan bahwa dirinya sangat bangga bisa mewakili Indonesia di ajang olahraga bergengsi itu termasuk memberinya kesempatan untuk menjadi pembawa bendera di seremoni pembukaan.
“Sangat bangga bisa mewakili Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020, dan terima kasih untuk Indonesia yang sudah memberikan saya kesempatan menjadi pembawa bendera di pembukaan. Saya akan semangat untuk Indonesia dan mohon doanya untuk tim Indonesia,” tulisnya di instagram.
Dalam penampilannya, Rio tampak mengenakan satu set pakaian payas madya khas Bali lengkap dengan kemeja putih dan beskap hitam, ikat kepala khas Bali Udeng dari kain batik, serta kain batik Bali yang didominasi warna emas sebagai representasi adat dan budaya Indonesia dalam pembukaan olimpiade di Stadion Tokyo itu.
Menariknya, Rio melengkapi penampilannya itu dengan sandal tradisional Jepang Tatami yang terbuat dari bahan alami alang-alang atau igusa yang dianyam. Selain bentuk penghormatan kepada Jepang sebagai tuan rumah, itu juga merepresentasikan rumah kedua bagi Rio selain Indonesia.
Payas Madya sendiri merupakan salah satu dari tiga pakaian adat Bali yakni payas agung, payas madya, dan payas alit. Ketiga pakaian adat tersebut digunakan untuk berbagai keperluan seperti payas agung yang biasanya khusus digunakan untuk pernikahan, payas madya yang fleksibel digunakan untuk aktivitas sehari-hari, dan payas alit yang dikenakan ketika masyarakat Bali ingin melangsungkan ibadah ke pura.
Tidak seperti payas agung, pakaian adat payas madya memiliki tingkatan penggunaan yang lebih fleksibel dan aturan pemakaiannya tidak terlalu ketat sebagaimana jika mengenakan payas agung. Payas madya juga dapat digunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari seperti ritual persembahyangan, pesta, atau penyambutan tamu.
Ciri utama busana payas madya ini terletak pada bagian bawah yang harus memakai senteng atau selendang dan kamben. Sementara untuk bagian atas, bisa mengenakan pakaian biasa seperti kemeja atau kaos. Dalam penggunaannya, payas madya juga tidak perlu menggunakan mahkota yang besar dan tinggi.
Editor: Roni Yunianto
Melalui unggahan di instagram pribadinya, Rio mengatakan bahwa dirinya sangat bangga bisa mewakili Indonesia di ajang olahraga bergengsi itu termasuk memberinya kesempatan untuk menjadi pembawa bendera di seremoni pembukaan.
“Sangat bangga bisa mewakili Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020, dan terima kasih untuk Indonesia yang sudah memberikan saya kesempatan menjadi pembawa bendera di pembukaan. Saya akan semangat untuk Indonesia dan mohon doanya untuk tim Indonesia,” tulisnya di instagram.
Dalam penampilannya, Rio tampak mengenakan satu set pakaian payas madya khas Bali lengkap dengan kemeja putih dan beskap hitam, ikat kepala khas Bali Udeng dari kain batik, serta kain batik Bali yang didominasi warna emas sebagai representasi adat dan budaya Indonesia dalam pembukaan olimpiade di Stadion Tokyo itu.
Menariknya, Rio melengkapi penampilannya itu dengan sandal tradisional Jepang Tatami yang terbuat dari bahan alami alang-alang atau igusa yang dianyam. Selain bentuk penghormatan kepada Jepang sebagai tuan rumah, itu juga merepresentasikan rumah kedua bagi Rio selain Indonesia.
Payas Madya sendiri merupakan salah satu dari tiga pakaian adat Bali yakni payas agung, payas madya, dan payas alit. Ketiga pakaian adat tersebut digunakan untuk berbagai keperluan seperti payas agung yang biasanya khusus digunakan untuk pernikahan, payas madya yang fleksibel digunakan untuk aktivitas sehari-hari, dan payas alit yang dikenakan ketika masyarakat Bali ingin melangsungkan ibadah ke pura.
Tidak seperti payas agung, pakaian adat payas madya memiliki tingkatan penggunaan yang lebih fleksibel dan aturan pemakaiannya tidak terlalu ketat sebagaimana jika mengenakan payas agung. Payas madya juga dapat digunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari seperti ritual persembahyangan, pesta, atau penyambutan tamu.
Ciri utama busana payas madya ini terletak pada bagian bawah yang harus memakai senteng atau selendang dan kamben. Sementara untuk bagian atas, bisa mengenakan pakaian biasa seperti kemeja atau kaos. Dalam penggunaannya, payas madya juga tidak perlu menggunakan mahkota yang besar dan tinggi.
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.