Hati-Hati, 5 Skema Phishing Mengintai dalam Keriuhan Olimpiade Tokyo
26 July 2021 |
14:17 WIB
Setelah mengalami penundaan akibat pandemi, ajang olahraga terbesar Olimpiade Tokyo akhirnya resmi digelar sejak 23 Juli lalu. Kali ini, semua acara berlangsung tanpa penonton fisik, mayoritas disiarkan secara virtual. Namun keriuhan jagat siber inipun banyak dimanfaatkan para pelaku kejahatan di dunia maya.
Pakar keamanan Kaspersky, Olga Svistiunova, mengatakan bahwa kondisi yang demikian riuh menjadikan munculnya ancaman siber, di tengah keriuhan para penggemar terhadap pesta olahraga dunia tersebut.
Dia menuturkan pihaknya mengamati bahwa scammers tidak memiliki batasan dalam hal menciptakan cara baru untuk mengambil keuntungan dari hadirnya ajang besar seperti Olimpiade Tokyo.
"Para pelaku kejahatan siber tidak hanya memalsukan umpan yang sudah ada tapi juga menciptakan ide-ide baru mereka [dalam hal kejahatan siber] yang di luar dugaan," katanya.
Peneliti di Kaspersky menganalisis situs web phishing terkait Olimpiade yang dirancang untuk mencuri kredensial pengguna. Hasilnya ditemukan berbagai skema kejahatan siber yang terkait dengan acara ini.
1. Siaran langsung (livestream).
Dengan banyaknya penonton yang berpindah dari format fisik ke digital, para ahli Kaspersky menemukan berbagai halaman phisihing yang menawarkan steaming Olimpiade Tokyo.
Beberapa dari laman itu meminta orang untuk mendaftar sebelum menonton. Setelahnya pengguna akan diarahkan ke laman yang mendistribusikan fail berbahaya.
2. Tiket palsu.
Meskipun tidak ada acara yang diadakan dengan penonton secara langsung, para penipu daring tetap tidak berhenti mencoba peruntungannya dengan menjual tiket daring. Modus ini juga ditemukan oleh Kaspersky terjadi di internet.
3. Entitas terkait Olimpiade.
Mereka juga menemukan contoh halaman phishing yang disamarkan sebagai laman resmi untuk Olimpiade Tokyo 2020 dan halaman yang meniru Komite Olimpiade Internasional untuk mendapat data pribadi pengguna.
4. Hadiah.
Ahli Kaspersky juga menemukan laman phishing yang menawarkan hadiah, yang diset sebagai kejutan untuk para penonton Olimpiade. Laman seperti ini cukup populer ditemukan dengan meminta pengguna membayar sejumlah uang untuk mengklaim hadiah.
5. Token pertandingan Olimpiade.
Peneliti menemukan mata uang virtual pertama, yang merupakan dana dukungan untuk atlet Olimpiade palsu. Dalam modus ini, scammers mengungkap token tersebut merupakan upaya dalam mendukung olahragawan berbakat secara finansial untuk mendapat dana dari masyarakat.
Editor: Fajar Sidik
Pakar keamanan Kaspersky, Olga Svistiunova, mengatakan bahwa kondisi yang demikian riuh menjadikan munculnya ancaman siber, di tengah keriuhan para penggemar terhadap pesta olahraga dunia tersebut.
Dia menuturkan pihaknya mengamati bahwa scammers tidak memiliki batasan dalam hal menciptakan cara baru untuk mengambil keuntungan dari hadirnya ajang besar seperti Olimpiade Tokyo.
"Para pelaku kejahatan siber tidak hanya memalsukan umpan yang sudah ada tapi juga menciptakan ide-ide baru mereka [dalam hal kejahatan siber] yang di luar dugaan," katanya.
Peneliti di Kaspersky menganalisis situs web phishing terkait Olimpiade yang dirancang untuk mencuri kredensial pengguna. Hasilnya ditemukan berbagai skema kejahatan siber yang terkait dengan acara ini.
1. Siaran langsung (livestream).
Dengan banyaknya penonton yang berpindah dari format fisik ke digital, para ahli Kaspersky menemukan berbagai halaman phisihing yang menawarkan steaming Olimpiade Tokyo.
Beberapa dari laman itu meminta orang untuk mendaftar sebelum menonton. Setelahnya pengguna akan diarahkan ke laman yang mendistribusikan fail berbahaya.
2. Tiket palsu.
Meskipun tidak ada acara yang diadakan dengan penonton secara langsung, para penipu daring tetap tidak berhenti mencoba peruntungannya dengan menjual tiket daring. Modus ini juga ditemukan oleh Kaspersky terjadi di internet.
3. Entitas terkait Olimpiade.
Mereka juga menemukan contoh halaman phishing yang disamarkan sebagai laman resmi untuk Olimpiade Tokyo 2020 dan halaman yang meniru Komite Olimpiade Internasional untuk mendapat data pribadi pengguna.
4. Hadiah.
Ahli Kaspersky juga menemukan laman phishing yang menawarkan hadiah, yang diset sebagai kejutan untuk para penonton Olimpiade. Laman seperti ini cukup populer ditemukan dengan meminta pengguna membayar sejumlah uang untuk mengklaim hadiah.
5. Token pertandingan Olimpiade.
Peneliti menemukan mata uang virtual pertama, yang merupakan dana dukungan untuk atlet Olimpiade palsu. Dalam modus ini, scammers mengungkap token tersebut merupakan upaya dalam mendukung olahragawan berbakat secara finansial untuk mendapat dana dari masyarakat.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.