Voxxes Merilis Debut Album berjudul Zero Hour, Angkat Kisah Pasang Surut Percintaan
13 July 2023 |
16:41 WIB
Genhype, grup musik pop-indies Voxxes akhirnya merilis album panjang perdana mereka bertajuk Zero Hour. Berisikan 10 trek, lagu-lagu dalam album ini bercerita tentang siklus hubungan percintaan, mulai dari fase jatuh cinta, senang, sedih, marah, hingga patah hati.
Voxxes mengangkat tema ini agar karya-karya mereka dekat dengan pendengar setia mereka. Zero Hour menjadi debut album Voxxes setelah sebelumnya merilis mini album bertajuk What the Night Will Be dan beberapa single pembuka menuju album perdana seperti Fences, Paris, Without You, hingga Spend the Night, yang mendapatkan sambutan positif dari para penikmat musik di dalam negeri.
Adapun, kesepuluh lagu yang tergabung dalam album ini yaitu Sunshine Peach Tea, Fences, Without You, Paris, Moonlight, Zero Hour, Lemonade, Forever Now, Spend the Night, dan Half Empty. Hampir dari seluruh lagu pada album Zero Hour ditulis oleh Zhafari dan diproduseri oleh Rayhan Rizki, dengan Lemonade sebagai lagu sorotan (main single) pada album ini.
Baca juga: Masalah Kesehatan, Ozzy Osbourne Kembali Batalkan Konser di Festival Musik Power Trip
Menariknya, dalam album perdana ini, Voxxes menyajikan konsep materi lagu yang terbilang unik. Album Zero Hour terbagi menjadi dua bagian dengan menawarkan dua nuansa yang berbeda, yang diibaratkan seperti siang dan malam. Dua sisi bagian ini terbagi dari lima lagu pertama dan lima lagu terakhir pada album.
Konsep ini ditujukan untuk memberikan gambaran bagi para pendengar tentang bagaimana siklus cinta dan sebuah hubungan yang kadangkala tak selalu berjalan mudah dan sesuai rencana. Voxxes menyuguhkan suasana kegembiraan dan berbagai sensasi kesenangan pada lima lagu pertama, sementara lima lagu terakhir dibalut dengan nuansa penuh emosional dan kepiluan.
Vokalis Voxxes Qashmal Zhafari mengatakan, materi lagu-lagu dalam album ini membahas tentang cycle of love atau siklus dalam suatu hubungan percintaan yang di dalamnya terdiri atas fase jatuh cinta, senang-senang, patah hati, sedih, dan marah.
"Dengan mengusung tema besar tentang siklus cinta dan hubungan yang umumnya memiliki lapisan fase dengan nuansa yang berbeda-beda, album Zero Hour ini ingin menceritakan setiap fase dalam sebuah hubungan melalui setiap lagu di dalamnya," katanya.
Zhafari juga menambahkan, tidak hanya menarik dari sisi konsep, pada album perdananya ini, Voxxes juga mencoba untuk memperluas warna musik yang ditawarkan dengan menggunakan sound elektronik mulai dari synthesizer, drum, hingga keys untuk menampilkan musik yang kental dengan nuansa pop 80-an.
Rayhan Rizki yang bertindak sebagai produser sekaligus pencipta lagu, mengatakan bahwa selain penulisan lirik yang sempat terhambat, salah satu tantangan terbesar dalam menggarap album Zero Hour adalah produksi musik yang dilakukan secara jarak jauh, karena seluruh anggota Voxxes tinggal di tempat yang berjauhan sehingga sulit untuk bertemu.
Meski memakan waktu yang relatif panjang, album ini merupakan bentuk karya yang dihasilkan dari proses produksi yang dilakukan secara mandiri, sehingga album 'Zero Hour' bukan hanya menjadi debut album bagi Voxxes. Namun, hal ini juga menjadi pengalaman dan medium pembelajaran bagi para anggota Voxxes, utamanya dalam pembuatan serta penulisan lagu secara penuh.
“Secara produksi album Zero Hour ini juga bisa dibilang punya challenge terbesarnya sendiri, di mana ini juga jadi kali pertama gue ngelakuin mixing untuk tipe lagu seperti ini sendiri. Jadi tantangan baru untuk gue pribadi," ucapnya.
Menurut Rayhan, dalam album ini, Voxxes mencoba untuk menghadirkan musik yang mudah didengar namun memiliki kekuatan dan daya tarik tersendiri melalui gaya penulisan lirik serta penyajian warna musik di setiap lagunya. Hal ini, katanya, turut akan membuat para pendengarnya larut dalam kisah pengalaman cinta dan suatu hubungan melalui setiap lagu di dalamnya.
Tak hanya merilis album, Voxxes juga telah meluncurkan video lirik lagu-lagu dalam album Zero Hour yang diunggah di kanal YouTube mereka. Rencananya, untuk makin memperkenalkan diri ke penikmat musik yang lebih luas, Voxxes akan menggelar showcase dari album perdananya pada Agustus 2023 mendatang.
Sebagai informasi tambahan, Voxxes merupakan grup band indie yang digawangi oleh Qashmal Zhafari (vokal), Rayhan Rizki (kibor & suara latar), Resky Pratama (drum), Faris Rozaan (bas), dan Abbyan Faizy (gitar).
Aktif bermusik sejak tahun 2019, karya-karya Voxxes turut membawa grup musik dengan gaya pop ini semakin produktif berkarya di industri musik hingga saat ini. Dikenal erat sebagai grup band yang memiliki kesan roman di setiap materi musiknya, Voxxes menjadikan hal tersebut sebagai harapan menjadi zona nyaman bagi setiap pendengarnya dalam mengekspresikan cinta melalui karya-karyanya.
Selain mengusung roman di setiap materinya, gaya Pop pada grup band ini kerap diasosiasikan dengan kebebasan. Hal ini turut memengaruhi proses kreatif Voxxes dalam mempersembahkan karya-karyanya yang tidak terbatas untuk berkembang, serta menikmati setiap bentuk proses dalam eksplorasi bermusik mereka.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Roni Yunianto
Voxxes mengangkat tema ini agar karya-karya mereka dekat dengan pendengar setia mereka. Zero Hour menjadi debut album Voxxes setelah sebelumnya merilis mini album bertajuk What the Night Will Be dan beberapa single pembuka menuju album perdana seperti Fences, Paris, Without You, hingga Spend the Night, yang mendapatkan sambutan positif dari para penikmat musik di dalam negeri.
Adapun, kesepuluh lagu yang tergabung dalam album ini yaitu Sunshine Peach Tea, Fences, Without You, Paris, Moonlight, Zero Hour, Lemonade, Forever Now, Spend the Night, dan Half Empty. Hampir dari seluruh lagu pada album Zero Hour ditulis oleh Zhafari dan diproduseri oleh Rayhan Rizki, dengan Lemonade sebagai lagu sorotan (main single) pada album ini.
Baca juga: Masalah Kesehatan, Ozzy Osbourne Kembali Batalkan Konser di Festival Musik Power Trip
Menariknya, dalam album perdana ini, Voxxes menyajikan konsep materi lagu yang terbilang unik. Album Zero Hour terbagi menjadi dua bagian dengan menawarkan dua nuansa yang berbeda, yang diibaratkan seperti siang dan malam. Dua sisi bagian ini terbagi dari lima lagu pertama dan lima lagu terakhir pada album.
Konsep ini ditujukan untuk memberikan gambaran bagi para pendengar tentang bagaimana siklus cinta dan sebuah hubungan yang kadangkala tak selalu berjalan mudah dan sesuai rencana. Voxxes menyuguhkan suasana kegembiraan dan berbagai sensasi kesenangan pada lima lagu pertama, sementara lima lagu terakhir dibalut dengan nuansa penuh emosional dan kepiluan.
Vokalis Voxxes Qashmal Zhafari mengatakan, materi lagu-lagu dalam album ini membahas tentang cycle of love atau siklus dalam suatu hubungan percintaan yang di dalamnya terdiri atas fase jatuh cinta, senang-senang, patah hati, sedih, dan marah.
"Dengan mengusung tema besar tentang siklus cinta dan hubungan yang umumnya memiliki lapisan fase dengan nuansa yang berbeda-beda, album Zero Hour ini ingin menceritakan setiap fase dalam sebuah hubungan melalui setiap lagu di dalamnya," katanya.
Zhafari juga menambahkan, tidak hanya menarik dari sisi konsep, pada album perdananya ini, Voxxes juga mencoba untuk memperluas warna musik yang ditawarkan dengan menggunakan sound elektronik mulai dari synthesizer, drum, hingga keys untuk menampilkan musik yang kental dengan nuansa pop 80-an.
Rayhan Rizki yang bertindak sebagai produser sekaligus pencipta lagu, mengatakan bahwa selain penulisan lirik yang sempat terhambat, salah satu tantangan terbesar dalam menggarap album Zero Hour adalah produksi musik yang dilakukan secara jarak jauh, karena seluruh anggota Voxxes tinggal di tempat yang berjauhan sehingga sulit untuk bertemu.
Meski memakan waktu yang relatif panjang, album ini merupakan bentuk karya yang dihasilkan dari proses produksi yang dilakukan secara mandiri, sehingga album 'Zero Hour' bukan hanya menjadi debut album bagi Voxxes. Namun, hal ini juga menjadi pengalaman dan medium pembelajaran bagi para anggota Voxxes, utamanya dalam pembuatan serta penulisan lagu secara penuh.
“Secara produksi album Zero Hour ini juga bisa dibilang punya challenge terbesarnya sendiri, di mana ini juga jadi kali pertama gue ngelakuin mixing untuk tipe lagu seperti ini sendiri. Jadi tantangan baru untuk gue pribadi," ucapnya.
Voxxes (Sumber gambar: Voxxes Music)
Menurut Rayhan, dalam album ini, Voxxes mencoba untuk menghadirkan musik yang mudah didengar namun memiliki kekuatan dan daya tarik tersendiri melalui gaya penulisan lirik serta penyajian warna musik di setiap lagunya. Hal ini, katanya, turut akan membuat para pendengarnya larut dalam kisah pengalaman cinta dan suatu hubungan melalui setiap lagu di dalamnya.
Tak hanya merilis album, Voxxes juga telah meluncurkan video lirik lagu-lagu dalam album Zero Hour yang diunggah di kanal YouTube mereka. Rencananya, untuk makin memperkenalkan diri ke penikmat musik yang lebih luas, Voxxes akan menggelar showcase dari album perdananya pada Agustus 2023 mendatang.
Sebagai informasi tambahan, Voxxes merupakan grup band indie yang digawangi oleh Qashmal Zhafari (vokal), Rayhan Rizki (kibor & suara latar), Resky Pratama (drum), Faris Rozaan (bas), dan Abbyan Faizy (gitar).
Aktif bermusik sejak tahun 2019, karya-karya Voxxes turut membawa grup musik dengan gaya pop ini semakin produktif berkarya di industri musik hingga saat ini. Dikenal erat sebagai grup band yang memiliki kesan roman di setiap materi musiknya, Voxxes menjadikan hal tersebut sebagai harapan menjadi zona nyaman bagi setiap pendengarnya dalam mengekspresikan cinta melalui karya-karyanya.
Selain mengusung roman di setiap materinya, gaya Pop pada grup band ini kerap diasosiasikan dengan kebebasan. Hal ini turut memengaruhi proses kreatif Voxxes dalam mempersembahkan karya-karyanya yang tidak terbatas untuk berkembang, serta menikmati setiap bentuk proses dalam eksplorasi bermusik mereka.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.