Ayah Bunda, Ajak Anak untuk Kelola Sampah Yuk!
26 July 2021 |
07:55 WIB
Sampah merupakan salah satu persoalan yang serius di Indonesia. Pasalnya, masih banyak orang yang belum sepenuhnya sadar akan tanggung jawab atas sampah yang dihasilkan mereka setiap harinya. Ujungnya, sampah hanya menjadi timbunan benda mati yang terus menggunung dan memberikan dampak buruk bagi keberlangsungan lingkungan hidup manusia.
Bukan hanya tanggung jawab orang dewasa, budaya kesadaran pengelolaan sampah yang baik juga bisa ditanamkan oleh orang tua kepada anak-anaknya.
Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Novrizal Tahar menjelaskan bahwa ada tiga hal yang bisa dilakukan sebagai orang tua untuk menumbuhkan rasa dan karakter peduli terhadap lingkungan yang dimulai dari mengelola sampah rumah pada anak.
“Pertama, tanamkan pengertian ‘Sampahku, Tanggung Jawabku’ untuk mengurangi sampah dari sumbernya. Kedua, membangun budaya dan menerapkan gaya minim sampah. Ketiga, mengurangi sampah sisa makanan dengan cara membiasakan diri menghabiskan makanan,” ujarnya dalam diskusi virtual bertajuk Ajak Anak Pilah Sampah, baru-baru ini.
Selain itu, Psikolog Klinis Anak Reti Oktania menjelaskan bahwa para orang tua bisa membentuk perilaku anak yang peduli terhadap lingkungan dengan menerapkan konsep 3R yaitu routine, ritual, dan rules.
Orang tua dapat menciptakan rutinitas bersama anak yang berhubungan dengan merawat lingkungan, misalnya rutinitas memilah sampah setiap hari. Selain itu, perlu juga membuat ritual yang menarik bagi anak, misalnya membuat mainan edukatif yang berasal dari material sampah yang telah dipilah setiap akhir pekan bersama orang tua.
Tak kalah pentingnya, orang tua juga bisa membuat rules atau aturan yang disepakati bersama anak, misalnya anak dilibatkan untuk membantu membuang sampah di tempat sampah yang terpilah.
“Sebaiknya start with example, yaitu orang tua memberikan contoh bagaimana memilah sampah dilakukan. Selain itu do with prompt, karena anak-anak masih perlu diingatkan secara verbal maupun visual,” kata Reti.
Verbal prompt dilakukan dengan mengingatkan anak secara langsung melalui ucapan, sedangkan visual prompt bisa dilakukan dengan menaruh gambar-gambar atau tulisan di tempat sampah terpilah, agar anak lebih tertarik membuang sampah di tempat yang sudah disediakan.
“Terakhir, berikan apresiasi yang spesifik. Artinya, kita dapat menyampaikan terima kasih setelah anak berhasil menghabiskan makanan atau memilah sampah sambil diberikan pemahaman yang sederhana,” tutupnya.
Editor: Fajar Sidik
Bukan hanya tanggung jawab orang dewasa, budaya kesadaran pengelolaan sampah yang baik juga bisa ditanamkan oleh orang tua kepada anak-anaknya.
Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Novrizal Tahar menjelaskan bahwa ada tiga hal yang bisa dilakukan sebagai orang tua untuk menumbuhkan rasa dan karakter peduli terhadap lingkungan yang dimulai dari mengelola sampah rumah pada anak.
“Pertama, tanamkan pengertian ‘Sampahku, Tanggung Jawabku’ untuk mengurangi sampah dari sumbernya. Kedua, membangun budaya dan menerapkan gaya minim sampah. Ketiga, mengurangi sampah sisa makanan dengan cara membiasakan diri menghabiskan makanan,” ujarnya dalam diskusi virtual bertajuk Ajak Anak Pilah Sampah, baru-baru ini.
Ilustrasi seorang anak-Tanya Gorelova (Dok. Pexels)
Orang tua dapat menciptakan rutinitas bersama anak yang berhubungan dengan merawat lingkungan, misalnya rutinitas memilah sampah setiap hari. Selain itu, perlu juga membuat ritual yang menarik bagi anak, misalnya membuat mainan edukatif yang berasal dari material sampah yang telah dipilah setiap akhir pekan bersama orang tua.
Tak kalah pentingnya, orang tua juga bisa membuat rules atau aturan yang disepakati bersama anak, misalnya anak dilibatkan untuk membantu membuang sampah di tempat sampah yang terpilah.
“Sebaiknya start with example, yaitu orang tua memberikan contoh bagaimana memilah sampah dilakukan. Selain itu do with prompt, karena anak-anak masih perlu diingatkan secara verbal maupun visual,” kata Reti.
Verbal prompt dilakukan dengan mengingatkan anak secara langsung melalui ucapan, sedangkan visual prompt bisa dilakukan dengan menaruh gambar-gambar atau tulisan di tempat sampah terpilah, agar anak lebih tertarik membuang sampah di tempat yang sudah disediakan.
“Terakhir, berikan apresiasi yang spesifik. Artinya, kita dapat menyampaikan terima kasih setelah anak berhasil menghabiskan makanan atau memilah sampah sambil diberikan pemahaman yang sederhana,” tutupnya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.