Profil Nomo Koeswoyo, Musikus Legendaris Koes Bersaudara yang Wafat di Usia 85 Tahun
16 March 2023 |
10:51 WIB
Tidak hanya dunia seni peran yang berduka atas kepergian Nani Widjaja. Dunia musik Indonesia pun tengah bersedih dengan berpulangnya Nomo Koeswoyo. Dia merupakan salah satu musisi legendaris Indonesia yang menyumbang banyak karya dalam musik dalam berbagai genre mulai dari pop, dangdut, rock, hingga jazz.
Kabar meninggalnya Nomo Koeswoyo disampaikan oleh band legendaris Koes Ploes melalui akun Instagram Koes Plus Indonesia. Nomo berpulang ke pangkuan Tuhan di usianya yang ke-85 tahun pada 15 Maret 2023 Pukul 10.30 WIB. Pria kelahiran Tuban itu menghembuskan nafas terakhirnya di Magelang, Jawa Tengah. Jenazahnya akan dibawa ke Jakarta untuk dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan.
Berpulangnya Nomo Koeswoyo menyisakan duka bagi industri musik tanah air Indonesia. Musisi dengan nama asli Koesnomo bin Koeswoyo itu dikenal sebagai anggota dari Koes Bersaudara, grup musik yang terdiri dari saudara di keluarga Koeswoyo. Bersama Tonny Koeswoyo dan rekan lainnya, Nomo memegang posisi sebagai drummer di grup musik legendaris yang akhirnya berganti nama menjadi Koes Plus tersebut.
Baca juga: Aktris Legendaris Nani Widjaja Berpulang, Intip Napak Tilasnya di Dunia Seni Peran
Sebagaimana diketahui, grup musik yang dikenal sebagai Koes Plus saat ini sempat mengalami perjalanan panjang melalui pergantian formasi inti dan nama. Bermula dengan nama Koes Brothers pada 1958, akhirnya nama Koes Bersaudara melekat di grup musik ini sejak 1962. Namun pada 1969, grup yang berasal dari Jawa Timur ini akhirnya berganti nama menjadi Koes Plus.
Pada akhir 1960-an, Nomo Koeswoyo memutuskan untuk hengkang dari grup karena ingin berkarier dalam dunia luar musik. Keluarnya Nomo Koeswoyo inilah yang kemudian mengukuhkan formasi inti baru dengan nama Koes Plus. Meski memilih keluar dari Koes Bersaudara, nama Nomo Koeswoyo tetap bergema layaknya pukulan stik pada drumnya yang ciamik.
Sebelum malang melintang di industri musik, pria kelahiran 21 Januari 1938 ini terkenal memiliki masa kecil yang sudah terisi oleh dunia musik. Dia merupakan anak kelima dari total sembilan Koes Bersaudara. Nomo merupakan adik dari Tonny dan kakak dari Yon. Menghabiskan masa kecil di Tuban, Nomo bersama keluarganya memutuskan pindah ke Jakarta setelah terpaut dengan mutasi karier ayahnya.
Nomo dicirikan sebagai anak yang berjiwa keras semasa remajanya. Didikan sang ayah yang tegas membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang keras. Dia menjadi salah satu di antara saudaranya yang paling getol hidup berkelana. Mulai dari Surabaya hingga Medan, apa pun pekerjaan dilakoni oleh Nomo untuk bisa hidup bertopang dengan kakinya sendiri.
Kemudian pada 1958, Nomo dewasa memutuskan ikut dengan keluarganya untuk membentuk band. Nomo pun menjadi anggota terakhir yang bergabung dengan Koes Bersaudara karena dia sibuk merantau ke sana kemari. Nomo pun berlatih keras dalam bermain drum dibantu oleh Iskandar.
Kegiatan Nomo bersama saudaranya akhirnye membuahkan hasil. Mereka mulai dikenal dengan musik yang khas. Mereka sempat diciduk karena dianggap memainkan musik kebaratan yang dilarang pada masanya. Mendekam 3 bulan di penjara, Koes Bersaudara akhirnya dibebaskan dan kembali dalam dunia musik.
Setelah memutuskan hengkang dari Koes Bersaudara, Nomo kemudian sibuk dengan bisnisnya. Dia pun cukup berhasil dalam dunia perdagangan. Namun jiwa musinya kembali menggeliat hingga akhirnya memutuskan untuk membentuk grup musik bernama No Koes pada 1973. Bersama No Koes, Nomo aktif sebagai pencipta lagu dan penyanyi.
Nomo Koeswoyo merupakan contoh nyata dari musikus yang berprinsip. Masa hidup yang dilaluinya dengan merantau dan berdagang tetap membuatnya kembali lagi pada hal yang dicintainya yakni musik. Puluhan karyanya pun akan selalu terkenang dalam dunia musik Indonesia. Selamat Jalan, Nomo Koeswoyo.
Editor: Indyah Sutriningrum
Kabar meninggalnya Nomo Koeswoyo disampaikan oleh band legendaris Koes Ploes melalui akun Instagram Koes Plus Indonesia. Nomo berpulang ke pangkuan Tuhan di usianya yang ke-85 tahun pada 15 Maret 2023 Pukul 10.30 WIB. Pria kelahiran Tuban itu menghembuskan nafas terakhirnya di Magelang, Jawa Tengah. Jenazahnya akan dibawa ke Jakarta untuk dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan.
Berpulangnya Nomo Koeswoyo menyisakan duka bagi industri musik tanah air Indonesia. Musisi dengan nama asli Koesnomo bin Koeswoyo itu dikenal sebagai anggota dari Koes Bersaudara, grup musik yang terdiri dari saudara di keluarga Koeswoyo. Bersama Tonny Koeswoyo dan rekan lainnya, Nomo memegang posisi sebagai drummer di grup musik legendaris yang akhirnya berganti nama menjadi Koes Plus tersebut.
Baca juga: Aktris Legendaris Nani Widjaja Berpulang, Intip Napak Tilasnya di Dunia Seni Peran
Sebagaimana diketahui, grup musik yang dikenal sebagai Koes Plus saat ini sempat mengalami perjalanan panjang melalui pergantian formasi inti dan nama. Bermula dengan nama Koes Brothers pada 1958, akhirnya nama Koes Bersaudara melekat di grup musik ini sejak 1962. Namun pada 1969, grup yang berasal dari Jawa Timur ini akhirnya berganti nama menjadi Koes Plus.
Pada akhir 1960-an, Nomo Koeswoyo memutuskan untuk hengkang dari grup karena ingin berkarier dalam dunia luar musik. Keluarnya Nomo Koeswoyo inilah yang kemudian mengukuhkan formasi inti baru dengan nama Koes Plus. Meski memilih keluar dari Koes Bersaudara, nama Nomo Koeswoyo tetap bergema layaknya pukulan stik pada drumnya yang ciamik.
Sebelum malang melintang di industri musik, pria kelahiran 21 Januari 1938 ini terkenal memiliki masa kecil yang sudah terisi oleh dunia musik. Dia merupakan anak kelima dari total sembilan Koes Bersaudara. Nomo merupakan adik dari Tonny dan kakak dari Yon. Menghabiskan masa kecil di Tuban, Nomo bersama keluarganya memutuskan pindah ke Jakarta setelah terpaut dengan mutasi karier ayahnya.
Nomo dicirikan sebagai anak yang berjiwa keras semasa remajanya. Didikan sang ayah yang tegas membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang keras. Dia menjadi salah satu di antara saudaranya yang paling getol hidup berkelana. Mulai dari Surabaya hingga Medan, apa pun pekerjaan dilakoni oleh Nomo untuk bisa hidup bertopang dengan kakinya sendiri.
Kemudian pada 1958, Nomo dewasa memutuskan ikut dengan keluarganya untuk membentuk band. Nomo pun menjadi anggota terakhir yang bergabung dengan Koes Bersaudara karena dia sibuk merantau ke sana kemari. Nomo pun berlatih keras dalam bermain drum dibantu oleh Iskandar.
Kegiatan Nomo bersama saudaranya akhirnye membuahkan hasil. Mereka mulai dikenal dengan musik yang khas. Mereka sempat diciduk karena dianggap memainkan musik kebaratan yang dilarang pada masanya. Mendekam 3 bulan di penjara, Koes Bersaudara akhirnya dibebaskan dan kembali dalam dunia musik.
Setelah memutuskan hengkang dari Koes Bersaudara, Nomo kemudian sibuk dengan bisnisnya. Dia pun cukup berhasil dalam dunia perdagangan. Namun jiwa musinya kembali menggeliat hingga akhirnya memutuskan untuk membentuk grup musik bernama No Koes pada 1973. Bersama No Koes, Nomo aktif sebagai pencipta lagu dan penyanyi.
Nomo Koeswoyo merupakan contoh nyata dari musikus yang berprinsip. Masa hidup yang dilaluinya dengan merantau dan berdagang tetap membuatnya kembali lagi pada hal yang dicintainya yakni musik. Puluhan karyanya pun akan selalu terkenang dalam dunia musik Indonesia. Selamat Jalan, Nomo Koeswoyo.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.