Cerita Coki Anwar Menemukan Lucu dari Persona Komika Kuat
09 March 2023 |
19:08 WIB
Komika Coki Anwar dikenal berkat persona manusia kuat dan temperamen saat berada di atas panggung stand up comedy. Dia kerap menyapa penonton dengan sebutan “orang-orang lemah”. Sering kali materi yang dibawakannya terkesan absurd, tetapi anehnya selalu sukses menimbulkan gelak tawa.
Dia adalah salah satu komika yang punya persona yang kuat. Karakter itu diakuinya cukup banyak membantunya saat membawakan materi. Namun, sebelum menemukan karakter tersebut, ada cerita memilukan di baliknya.
Coki tinggal di Yogyakarta saat mencoba memulai karier stand up comedy-nya pada 2014. Dia bergabung dengan komunitas Stand Up Comedy Yogyakarta dan mulai sering melakukan open mic di sana.
Sebelum seperti sekarang, Coki lebih banyak nge-bomb alias garing saat membawakan materi-materi lawakannya. Dia merasa cukup kesulitan menemukan lucu pada awal-awal kariernya.
“Wah, pengalaman open mic pertama bisa dibilang traumatis, ya. Sesakit itu. Ini tidak melebih-lebihkan. Bayangin, aku kayak ngomong sendiri, penonton sibuk dengan hape, dan enggak fokus sama sekali,” ujar Coki saat ditemui Hypeabis.id sesudah acara Kamis Santuy yang diadakan di wisma Bisnis Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (9/3).
Komika kelahiran Pati itu bahkan sampai tidak menghabiskan durasi tampil yang diberikan oleh panitia. Dia memilih untuk turun di tengah penampilannya karena suasananya benar-benar tidak enak.
Selain soal materi yang mungkin kurang matang, sama seperti komika lain, dirinya merasakan demam panggung. Ucapannya terkadang terbata-bata dan nge-blank sehingga apa yang akan disampaikannya tidak sempurna.
Baca juga: Profil Ryan Adriandhy, Komika yang jadi Animator & Sutradara Film Animasi Jumbo
Namun, dia tetap tidak menyerah. Di sela-sela kesibukannya menjadi Humas Pemkot Yogyakarta, Coki tetap menyempatkan diri mencoba open mic lagi dan lagi. Akan tetapi, seperti sudah dalam tebakannya, dia masih kesulitan menemukan lucu di atas panggung.
“Sad story nih, selama gabung dua tahun tidak pernah mendapatkan ketawa. Baru setelah ketemu persona kayak sekarang, aku baru diterima penonton. Perjuangannya bisa dibilang berdarah-darah,” imbuhnya.
Pada saat memulai mencoba stand up comedy, Coki Anwar bukanlah yang kita kenal sekarang. Dia sempat mencoba berbagai persona yang berbeda-beda dalam setiap penampilannya. Semua itu dilakukan untuk mencari persona yang pas dan bisa membuat ketawa penonton.
Dia sempat mencoba komedi receh, tetapi penonton tidak tertawa. Lalu mencoba deadpan, yakni bentuk komedi yang disajikan dengan ekspresi wajah yang minim, tetapi juga tidak berjalan dengan baik. Semua persona yang dibawakannya selalu tidak berhasil membuat penonton ketawa.
Dalam 2 tahun pencariannya terhadap gaya komedi yang pas, Coki sempat ingin menyerah. Rasanya panggung ketawa ini lebih banyak membuatnya sedih karena tidak lucu terus. Jebolan ajang Stand Up Comedy (SUCI) 7 itu bahkan sempat mencoba peruntungan pada profesi lain.
Komika minim ketawa ini mengatakan dirinya pernah ikut ajang Indonesian Idol hingga Extravagansa. Dia juga sempat mencoba menjadi penyiar. Namun, lagi-lagi dirinya belum merasa cocok dengan itu.
Di tengah kegundahannya untuk berhenti atau lanjut, Coki mendapatkan semangat tambahan dari kawannya di komunitas. Meski mencoba berbagai profesi lain, Coki memang tetap setia bergabung ke komunitas stand up comedy.
Baca juga: Mau Jadi Komika? Intip Peluang Stand Up Comedy di Indonesia Dulu Yuk!
Hingga hari yang dinanti itu tiba juga. Saat dirinya sedang melakukan coaching bersama rekan komika lain sebelum open mic, dia tiba-tiba terpikir untuk mencoba menggunakan persona manusia kuat.
Meski sempat ragu, dia pun mencobanya pada open mic berikutnya. Anehnya, dengan persona manusia kuat itu dirinya bisa menciptakan tawa di atas panggung. Dengan badan bugar dan atletis, persona manusia kuat itu jadi makin terasa nyata dan membantunya menyampaikan materi komedi dengan baik.
Setelah mendapatkan tawa pertama dari penonton, Coki akhirnya mendapatkan gairah berkomedinya kembali. Dia lalu mencoba kompetisi stand up comedy, seperti SUCA 2 pada 2016, SUCI 7 pada 2017, dan kini benar-benar menjadikannya sebagai sebuah profesi.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Roni Yunianto
Dia adalah salah satu komika yang punya persona yang kuat. Karakter itu diakuinya cukup banyak membantunya saat membawakan materi. Namun, sebelum menemukan karakter tersebut, ada cerita memilukan di baliknya.
Coki tinggal di Yogyakarta saat mencoba memulai karier stand up comedy-nya pada 2014. Dia bergabung dengan komunitas Stand Up Comedy Yogyakarta dan mulai sering melakukan open mic di sana.
Sebelum seperti sekarang, Coki lebih banyak nge-bomb alias garing saat membawakan materi-materi lawakannya. Dia merasa cukup kesulitan menemukan lucu pada awal-awal kariernya.
“Wah, pengalaman open mic pertama bisa dibilang traumatis, ya. Sesakit itu. Ini tidak melebih-lebihkan. Bayangin, aku kayak ngomong sendiri, penonton sibuk dengan hape, dan enggak fokus sama sekali,” ujar Coki saat ditemui Hypeabis.id sesudah acara Kamis Santuy yang diadakan di wisma Bisnis Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (9/3).
Komika kelahiran Pati itu bahkan sampai tidak menghabiskan durasi tampil yang diberikan oleh panitia. Dia memilih untuk turun di tengah penampilannya karena suasananya benar-benar tidak enak.
Selain soal materi yang mungkin kurang matang, sama seperti komika lain, dirinya merasakan demam panggung. Ucapannya terkadang terbata-bata dan nge-blank sehingga apa yang akan disampaikannya tidak sempurna.
Baca juga: Profil Ryan Adriandhy, Komika yang jadi Animator & Sutradara Film Animasi Jumbo
Namun, dia tetap tidak menyerah. Di sela-sela kesibukannya menjadi Humas Pemkot Yogyakarta, Coki tetap menyempatkan diri mencoba open mic lagi dan lagi. Akan tetapi, seperti sudah dalam tebakannya, dia masih kesulitan menemukan lucu di atas panggung.
“Sad story nih, selama gabung dua tahun tidak pernah mendapatkan ketawa. Baru setelah ketemu persona kayak sekarang, aku baru diterima penonton. Perjuangannya bisa dibilang berdarah-darah,” imbuhnya.
Sempat Berubah-ubah Persona
Pada saat memulai mencoba stand up comedy, Coki Anwar bukanlah yang kita kenal sekarang. Dia sempat mencoba berbagai persona yang berbeda-beda dalam setiap penampilannya. Semua itu dilakukan untuk mencari persona yang pas dan bisa membuat ketawa penonton.
Dia sempat mencoba komedi receh, tetapi penonton tidak tertawa. Lalu mencoba deadpan, yakni bentuk komedi yang disajikan dengan ekspresi wajah yang minim, tetapi juga tidak berjalan dengan baik. Semua persona yang dibawakannya selalu tidak berhasil membuat penonton ketawa.
Dalam 2 tahun pencariannya terhadap gaya komedi yang pas, Coki sempat ingin menyerah. Rasanya panggung ketawa ini lebih banyak membuatnya sedih karena tidak lucu terus. Jebolan ajang Stand Up Comedy (SUCI) 7 itu bahkan sempat mencoba peruntungan pada profesi lain.
Komika minim ketawa ini mengatakan dirinya pernah ikut ajang Indonesian Idol hingga Extravagansa. Dia juga sempat mencoba menjadi penyiar. Namun, lagi-lagi dirinya belum merasa cocok dengan itu.
Komika Coki Anwar (Sumber: Suselo Jati/Bisnis)
Di tengah kegundahannya untuk berhenti atau lanjut, Coki mendapatkan semangat tambahan dari kawannya di komunitas. Meski mencoba berbagai profesi lain, Coki memang tetap setia bergabung ke komunitas stand up comedy.
Baca juga: Mau Jadi Komika? Intip Peluang Stand Up Comedy di Indonesia Dulu Yuk!
Hingga hari yang dinanti itu tiba juga. Saat dirinya sedang melakukan coaching bersama rekan komika lain sebelum open mic, dia tiba-tiba terpikir untuk mencoba menggunakan persona manusia kuat.
Meski sempat ragu, dia pun mencobanya pada open mic berikutnya. Anehnya, dengan persona manusia kuat itu dirinya bisa menciptakan tawa di atas panggung. Dengan badan bugar dan atletis, persona manusia kuat itu jadi makin terasa nyata dan membantunya menyampaikan materi komedi dengan baik.
Setelah mendapatkan tawa pertama dari penonton, Coki akhirnya mendapatkan gairah berkomedinya kembali. Dia lalu mencoba kompetisi stand up comedy, seperti SUCA 2 pada 2016, SUCI 7 pada 2017, dan kini benar-benar menjadikannya sebagai sebuah profesi.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.