Kembali Dihelat Tahun Ini, Yuk Simak Sejarah Pekan Raya Jakarta
08 March 2023 |
15:22 WIB
Bagi masyarakat ibu kota, Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair merupakan perhelatan yang sudah tidak asing lagi di telinga. Ya, acara yang biasa diadakan pada bulan Juni setiap tahunnya itu memang selalu ramai dikunjungi, dan jadi salah satu event yang dinantikan.
Tahun ini, PRJ juga kembali dihelat pada 14 Juni hingga 16 Juli 2023. Pihak penyelenggara pun sudah mulai membuka lowongan sebanyak 32 posisi kerja temporer bagi umum. Pesta tahunan itu juga menjadi bagian upaya pemerintah untuk memajukan ekonomi masyarakat.
Baca juga: Head In The Clouds Bakal Kembali Gebrak Jakarta, YOASOBI dan NewJeans Masuk Line Up Lagi?
Uniknya, PRJ juga diisi dengan berbagai pameran, berbagai kegiatan menarik, hingga aksi panggung dari musisi terkenal di Tanah Air. Inilah yang menjadikan acara yang pertama kali dihelat di Monas itu selalu dinanti-nanti masyarakat ibukota dan sekitarnya.
Namun, sebelum dikenal festival terbesar di Jakarta, usut punya usut PRJ ternyata memiliki kisah yang menarik loh Genhype. Ini bermula pasca tragedi 1965 yang mengakibatkan ekonomi Indonesia anjlok. Akhirnya digagas lah acara ini untuk mendongkrak perekonomian nasional.
Akhirnya, lelaki yang dikenal dengan Haji Mangan itu kemudian mencetuskan ide cemerlang pameran akbar dan terpusat yang berlangsung dalam waktu lama pada 1967. gagasan itu disambut hangat oleh Pemprov DKI Jakarta karena diperkirakan bakal menuai kesuksesan.
Namun, Ali Sadikin juga memiliki ide untuk menggabungkan berbagai pasar malam yang ada di Jakarta dalam festival tersebut. Termasuk Pasar Malam Gambir yang dilangsungkan di Lapangan Ikada atau kini dikenal sebagai kawasan Monumen Nasional.
Diketahui, Pasar Malam Gambir memang kerap menjadi tujuan masyarakat saat untuk menyaksikan berbagai hiburan sejak zaman kolonial Belanda. Di sana biasanya terdapat sejumlah pertunjukan, mulai dari tonil, uji ketangkasan, hingga tobong teater. Namun, acara ini sempat terhenti saat Jepang masuk ke Indonesia pada 1942.
Dari sinilah Haji Mangan mulai membentuk panitia sementara di bawah instruksi Pemkot melalui Peraturan Daerah No.8 Tahun 1968. Lewat Perda tersebut akhirnya juga menjadikan PRJ sebagai acara tetap tahunan ibukota setiap 22 Juni atau hari jadi dari DKI Jakarta tiap tahunnya.
Semula, PRJ juga dihelat di kawasan Monumen Nasional atau Monas. Barulah pada 1992 acara ini dipindah ke kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, karena kebutuhan area yang semakin bertambah. Penempatan ini bahkan bertahan sampai sekarang, di mana PRJ setiap tahunnya dilakukan di Jakarta International Expo (JIEXPO).
Saat debut, PRJ pun cukup sukses menarik perhatian masyarakat karena berhasil menarik 1,4 juta orang. Kemudian, tahun berikutnya, gelaran ini mendapatkan pencapaian baru sebagai acara PRJ terlama sepanjang sejarah. Yaitu dengan durasi 71 hari, berbeda dengan penyelenggaraan sebelumnya yang hanya berjalan selama 30-35 hari.
Hingga sekarang, penyelenggaraan Pekan Raya Jakarta telah menjadi festival yang konsisten diselenggarakan dengan berbagai pendekatan. Beberapa acara yang kerap hadir adalah penghargaan Miss Jakarta Fair, konser musik, festival kuliner hingga pesta Kembang Api.
Baca juga: Siap Dikelola Pemerintah, Begini Sejarah Hotel Sultan di Jakarta
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Tahun ini, PRJ juga kembali dihelat pada 14 Juni hingga 16 Juli 2023. Pihak penyelenggara pun sudah mulai membuka lowongan sebanyak 32 posisi kerja temporer bagi umum. Pesta tahunan itu juga menjadi bagian upaya pemerintah untuk memajukan ekonomi masyarakat.
Baca juga: Head In The Clouds Bakal Kembali Gebrak Jakarta, YOASOBI dan NewJeans Masuk Line Up Lagi?
Uniknya, PRJ juga diisi dengan berbagai pameran, berbagai kegiatan menarik, hingga aksi panggung dari musisi terkenal di Tanah Air. Inilah yang menjadikan acara yang pertama kali dihelat di Monas itu selalu dinanti-nanti masyarakat ibukota dan sekitarnya.
Namun, sebelum dikenal festival terbesar di Jakarta, usut punya usut PRJ ternyata memiliki kisah yang menarik loh Genhype. Ini bermula pasca tragedi 1965 yang mengakibatkan ekonomi Indonesia anjlok. Akhirnya digagas lah acara ini untuk mendongkrak perekonomian nasional.
Sejarah Awal Pekan Raya Jakarta
Awalnya Jakarta Fair atau PRJ digagas oleh Syamsudin Mangan, Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) pada 1960-an. Saat itu, dia diinstruksikan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin untuk menggelar acara demi meningkatkan pemasaran produk dalam negeri.Akhirnya, lelaki yang dikenal dengan Haji Mangan itu kemudian mencetuskan ide cemerlang pameran akbar dan terpusat yang berlangsung dalam waktu lama pada 1967. gagasan itu disambut hangat oleh Pemprov DKI Jakarta karena diperkirakan bakal menuai kesuksesan.
Namun, Ali Sadikin juga memiliki ide untuk menggabungkan berbagai pasar malam yang ada di Jakarta dalam festival tersebut. Termasuk Pasar Malam Gambir yang dilangsungkan di Lapangan Ikada atau kini dikenal sebagai kawasan Monumen Nasional.
Diketahui, Pasar Malam Gambir memang kerap menjadi tujuan masyarakat saat untuk menyaksikan berbagai hiburan sejak zaman kolonial Belanda. Di sana biasanya terdapat sejumlah pertunjukan, mulai dari tonil, uji ketangkasan, hingga tobong teater. Namun, acara ini sempat terhenti saat Jepang masuk ke Indonesia pada 1942.
Dari sinilah Haji Mangan mulai membentuk panitia sementara di bawah instruksi Pemkot melalui Peraturan Daerah No.8 Tahun 1968. Lewat Perda tersebut akhirnya juga menjadikan PRJ sebagai acara tetap tahunan ibukota setiap 22 Juni atau hari jadi dari DKI Jakarta tiap tahunnya.
Awalnya Bernama Djakarta Fair
PRJ atau Jakarta Fair awalnya bernama Djakarta Fair (DF). Adapun gelaran resmi pertamanya dibuka pada 5 Juni sampai 20 Juli 1968. Kala itu, DF dibuka oleh Presiden Soeharto dengan melepas burung merpati pos. Namun, DF akhirnya berganti nama menjadi Jakarta Fair, menggunakan ejaan baru atau Pekan Raya Jakarta.Semula, PRJ juga dihelat di kawasan Monumen Nasional atau Monas. Barulah pada 1992 acara ini dipindah ke kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, karena kebutuhan area yang semakin bertambah. Penempatan ini bahkan bertahan sampai sekarang, di mana PRJ setiap tahunnya dilakukan di Jakarta International Expo (JIEXPO).
Saat debut, PRJ pun cukup sukses menarik perhatian masyarakat karena berhasil menarik 1,4 juta orang. Kemudian, tahun berikutnya, gelaran ini mendapatkan pencapaian baru sebagai acara PRJ terlama sepanjang sejarah. Yaitu dengan durasi 71 hari, berbeda dengan penyelenggaraan sebelumnya yang hanya berjalan selama 30-35 hari.
Hingga sekarang, penyelenggaraan Pekan Raya Jakarta telah menjadi festival yang konsisten diselenggarakan dengan berbagai pendekatan. Beberapa acara yang kerap hadir adalah penghargaan Miss Jakarta Fair, konser musik, festival kuliner hingga pesta Kembang Api.
Baca juga: Siap Dikelola Pemerintah, Begini Sejarah Hotel Sultan di Jakarta
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.