Siapa Marcin Oleksy? Pesepakbola Amputasi Peraih FIFA Puskas Award 2022
28 February 2023 |
14:30 WIB
Sejarah tercipta, pesepakbola amputasi Marcin Oleksy meraih trofi FIFA Puskas Award 2022 untuk gol saltonya pada tahun lalu. Dengan torehan itu, praktis dia menjadi pesepakbola amputasi pertama yang meraih penghargaan tersebut.
Penghargaan tersebut diumumkan pada ajang The Best Fifa FIFA Football Awards di Paris, Prancis, pada Selasa (27/3/2023) waktu setempat. Dalam penghargaan ini, Oleksy sukses mengalahkan dua nominasi lainnya, yaitu Dimitri Payet dan Richarlison.
Sementara itu, gol indah tersebut tercipta pada 6 November 2022, saat klub Oleksy, Warta Poznan berjumpa dengan Stal Rzeszów. Dilansir dari laman resmi FIFA, Oleksy mengombinasikan keahlian atletik luar biasa, imajinasi, dan kepiawaiannya dalam mencetak gol, dengan teknik gunting yang mengesankan.
Baca juga: 4 Fakta Unik Luis Suarez, Pesepakbola Kontroversial dengan Julukan 'Kanibal'
Gol tersebut dirayakan dengan suka cita oleh rekan tim dan pelatih klubnya. Rekaman gol tersebut kemudian viral. Gol itu pun membuat Oleksy masuk dalam nominasi FIFA Puskas Award 2022. Di media sosial, Pemain Tim Nasional Polandia Robert Lewandowski juga ikut memberikan dukungan kepada Olesky.
Bercerita tentang gol spektakulernya, Oleksy menuturkan saat rekannya Dawid Nowak memberikan umpan lambung kepadanya, dia tidak ragu melepaskan sepak salto, mengarahkan bola menuju mulut gawang lawan.
"Saat saya menendangnya [bola itu], saya mengikuti arah bola tersebut, dan menyaksikannya masuk ke gawang. Saya selalu ingin mencetak gol indah. Anda bisa melihat betapa bangganya saya setelah saya mencetak gol. Saya berdiri tegak, saya menonjolkan dada. Saya sangat, sangat bahagia," katanya.
Pada usia 23 tahun, ketika bekerja sebagai pekerja jalanan, dia mengalami kecelakaan. Sebuah mesin jatuh menimpa kakinya. Cedera yang dialaminya sangat fatal, sehingga memaksa kaki Oleksy diamputasi.
Namun, keterbatasan tidak membuat Oleksy berhenti bermimpi. Meski anggota tubuhnya tidak lengkap lagi, Oleksy tetap bermain sepak bola. Kali ini disesuaikan dengan kondisinya itu. Saat yang sama, Oleksy juga terus mendedikasikan dirinya untuk bisnis konstruksi.
Kiprah Oleksy di ajang sepak bola amputasi berjalan mulus. Dia mewakili Polandia perhelatan Piala Dunia Amputasi pada 2022. Oleksy telah membantu timnya mencapai babak 16 besar. Namun, langkah dia dan kolega terhenti usai kalah dari Brasil dengan skor 2-1.
Sepak bola yang dimainkan oleh Oleksy terbilang khusus. Berdasarkan informasi dari parafootball.com, tidak seperti sepak bola pada umumnya, permainan amputee football diperuntukkan bagi mereka yang mengalami amputasi, atau kekurangan anggota tubuh.
Sepak bola ini dimainkan secara internasional dalam format 7v7 di lapangan berukuran 60×40 meter. Dalam hal ini, para pemain lini depan berpartisipasi dengan kruk siku, sedangkan penjaga gawang mengalami kekurangan satu lengan.
Dalam laman resmi World Amputee Football Federation (WAFF) tercatat, pada 1900-an di Eropa, sudah terlihat para penyandang disabilitas, yang telah diamputasi bermain sepak bola menggunakan kruk. Baru pada 1980-an, gagasan sepak bola amputasi dikenalkan oleh Don Bennet dari Amerika.
Piala Dunia untuk olahraga ini kemudian dimulai pada akhir 1980-an. Kalau itu, lima tim mengikuti kompetisi tersebut. Awalnya dimainkan dalam format 11v11 di luar ruangan dan 7v7 dalam format indoor yang lebih kecil. Sementara itu, setiap negara menjadi tuan rumah acara secara bergiliran setiap tahunnya.
Setelah WAFF berdiri pada 2002, kompetisi itu pun diatur dengan melibatkan partisipasi dari berbagai negara. Sekarang, Piala Dunia diadakan setiap 4 tahun, diikuti oleh hingga 26 negara anggota dan hanya dimainkan dalam format 7v7 di lapangan seluas 60x40 meter.
Pada 2022, ajang ini digelar di Turki, dari 30 September hingga 3 Oktober 2022. Sebanyak 24 tim mengikuti kompetisi tersebut, termasuk Indonesia. Turki keluar sebagai kampiun kompetisi tersebut, usai mengalahkan Angola dengan skor 4-1 di partai final.
Baca juga: Ini Alasan Gareth Bale Pensiun Sebagai Pesepak Bola Profesional di Usia 33 Tahun
Sementara itu, FIFA Puskas Award adalah penghargaan sepak bola tahunan oleh FIFA. Trofi itu diberikan untuk gol terbaik yang dibuat dalam satu tahun kalender. Nama penghargaan ini diambil dari nama legenda sepak bola asal Hungaria, Ferenc Puskás
Pertama kali digulirkan pada 2009, penghargaan ini dapat diraih oleh pesepak bola dari berbagai negara. Tak melulu, dari mereka yang berkompetisi di Eropa. Sebagian besar, peraih penghargaan ini didapat oleh para pemain di Eropa seperti Cristiano Ronaldo, Neymar, Zlatan Ibrahimovic, dan Mohamed Salah. Namun, pemain asal Malaysia Mohd Faiz Subri juga pernah menggondol trofi ini pada 2016.
Pada 2021, pemain asal Argentina Erik Lamela menyabet gelar tersebut. Trofi ini diberikan untuk gol rabona Lamela yang kala itu masih berseragam Tottenham Hotspur ke gawang Arsenal, di ajang Liga Inggris 2020/2021.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Penghargaan tersebut diumumkan pada ajang The Best Fifa FIFA Football Awards di Paris, Prancis, pada Selasa (27/3/2023) waktu setempat. Dalam penghargaan ini, Oleksy sukses mengalahkan dua nominasi lainnya, yaitu Dimitri Payet dan Richarlison.
Sementara itu, gol indah tersebut tercipta pada 6 November 2022, saat klub Oleksy, Warta Poznan berjumpa dengan Stal Rzeszów. Dilansir dari laman resmi FIFA, Oleksy mengombinasikan keahlian atletik luar biasa, imajinasi, dan kepiawaiannya dalam mencetak gol, dengan teknik gunting yang mengesankan.
Baca juga: 4 Fakta Unik Luis Suarez, Pesepakbola Kontroversial dengan Julukan 'Kanibal'
Running out of adjectives for this one
— FIFA World Cup (@FIFAWorldCup) February 22, 2023
Will Marcin Oleksy be taking home the FIFA Puskás Award?#TheBest
Gol tersebut dirayakan dengan suka cita oleh rekan tim dan pelatih klubnya. Rekaman gol tersebut kemudian viral. Gol itu pun membuat Oleksy masuk dalam nominasi FIFA Puskas Award 2022. Di media sosial, Pemain Tim Nasional Polandia Robert Lewandowski juga ikut memberikan dukungan kepada Olesky.
Bercerita tentang gol spektakulernya, Oleksy menuturkan saat rekannya Dawid Nowak memberikan umpan lambung kepadanya, dia tidak ragu melepaskan sepak salto, mengarahkan bola menuju mulut gawang lawan.
"Saat saya menendangnya [bola itu], saya mengikuti arah bola tersebut, dan menyaksikannya masuk ke gawang. Saya selalu ingin mencetak gol indah. Anda bisa melihat betapa bangganya saya setelah saya mencetak gol. Saya berdiri tegak, saya menonjolkan dada. Saya sangat, sangat bahagia," katanya.
Siapa Marcin Oleksy?
Namun, keterbatasan tidak membuat Oleksy berhenti bermimpi. Meski anggota tubuhnya tidak lengkap lagi, Oleksy tetap bermain sepak bola. Kali ini disesuaikan dengan kondisinya itu. Saat yang sama, Oleksy juga terus mendedikasikan dirinya untuk bisnis konstruksi.
Kiprah Oleksy di ajang sepak bola amputasi berjalan mulus. Dia mewakili Polandia perhelatan Piala Dunia Amputasi pada 2022. Oleksy telah membantu timnya mencapai babak 16 besar. Namun, langkah dia dan kolega terhenti usai kalah dari Brasil dengan skor 2-1.
Sepak bola yang dimainkan oleh Oleksy terbilang khusus. Berdasarkan informasi dari parafootball.com, tidak seperti sepak bola pada umumnya, permainan amputee football diperuntukkan bagi mereka yang mengalami amputasi, atau kekurangan anggota tubuh.
Sepak bola ini dimainkan secara internasional dalam format 7v7 di lapangan berukuran 60×40 meter. Dalam hal ini, para pemain lini depan berpartisipasi dengan kruk siku, sedangkan penjaga gawang mengalami kekurangan satu lengan.
Dalam laman resmi World Amputee Football Federation (WAFF) tercatat, pada 1900-an di Eropa, sudah terlihat para penyandang disabilitas, yang telah diamputasi bermain sepak bola menggunakan kruk. Baru pada 1980-an, gagasan sepak bola amputasi dikenalkan oleh Don Bennet dari Amerika.
Piala Dunia untuk olahraga ini kemudian dimulai pada akhir 1980-an. Kalau itu, lima tim mengikuti kompetisi tersebut. Awalnya dimainkan dalam format 11v11 di luar ruangan dan 7v7 dalam format indoor yang lebih kecil. Sementara itu, setiap negara menjadi tuan rumah acara secara bergiliran setiap tahunnya.
Setelah WAFF berdiri pada 2002, kompetisi itu pun diatur dengan melibatkan partisipasi dari berbagai negara. Sekarang, Piala Dunia diadakan setiap 4 tahun, diikuti oleh hingga 26 negara anggota dan hanya dimainkan dalam format 7v7 di lapangan seluas 60x40 meter.
Pada 2022, ajang ini digelar di Turki, dari 30 September hingga 3 Oktober 2022. Sebanyak 24 tim mengikuti kompetisi tersebut, termasuk Indonesia. Turki keluar sebagai kampiun kompetisi tersebut, usai mengalahkan Angola dengan skor 4-1 di partai final.
Baca juga: Ini Alasan Gareth Bale Pensiun Sebagai Pesepak Bola Profesional di Usia 33 Tahun
FIFA Puskas Award
Pertama kali digulirkan pada 2009, penghargaan ini dapat diraih oleh pesepak bola dari berbagai negara. Tak melulu, dari mereka yang berkompetisi di Eropa. Sebagian besar, peraih penghargaan ini didapat oleh para pemain di Eropa seperti Cristiano Ronaldo, Neymar, Zlatan Ibrahimovic, dan Mohamed Salah. Namun, pemain asal Malaysia Mohd Faiz Subri juga pernah menggondol trofi ini pada 2016.
Pada 2021, pemain asal Argentina Erik Lamela menyabet gelar tersebut. Trofi ini diberikan untuk gol rabona Lamela yang kala itu masih berseragam Tottenham Hotspur ke gawang Arsenal, di ajang Liga Inggris 2020/2021.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.