Festival Reba dan Harmonisasi Kehidupan Masyarakat Ngada (Sumber foto: Bisnis/Abdurachman)

Festival Reba & Harmonisasi Kehidupan Masyarakat Ngada

18 February 2023   |   20:42 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Rintik hujan perlahan turun saat perayaan Festival Reba Ngada baru saja dimulai di anjungan Nusa Tenggara Timur, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Sabtu (18/2/2023). Meski diiringi hujan, para diaspora Ngada yang berada di Ibu Kota ini tetap khidmat mengikuti rangkaian Festival Reba Ngada.

Festival Reba Ngada dimulai sejak pukul 18.00 WIB. Sebelum menuju ke ritual Reba, warga Ngada terlebih dahulu mengikuti Misa inkulturasi Reba. Agenda pertama ini merupakan prosesi keagamaan yang berpadu dengan kebudayaan masyarakat lokal.

Baca juga: Mengenal Tenun Ikat Sikka, Wastra Asli dari Nusa Tenggara Timur

Ribuan warga yang hadir di TMII tampak larut dalam suasana Misa Inkulturasi Reba. Pemimpin agama lantas meminta warga mengungkapkan raya syukur atas hidup yang indah ini. Mereka kemudian berdiri dan melakukan tarian adat Ja'i.

-

(Sumber foto: Bisnis/Abdurachman)

Lengkap dengan pakaian adat, para peserta lantas menari dan bernyanyi bersama. Tarian adat dari NTT itu langsung membuat suasana menjadi meriah. Tarian ini tidak sekadar hiburan, tetapi memiliki makna berupa ungkapan rasa syukur dan juga kegembiraan.

Acara kemudian berlanjut. Tepat pukul 20.00 WIB, ritual Reba pun dimulai, dari Soka Uwi, Kelo Ghae, O Uwi, dan Goe-Goe.


Makna Reba Bagi Warga Ngada

Bagi warga Ngada, pesta adat Reba punya makna penting dalam membangun keselarasan hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam semesta. Oleh karena itu, di mana pun mereka berada, sebisa mungkin perayaan Reba harus tetap dirayakan.

Ketua Paguyuban Keluarga Besar Ngada Jabodetabek Damianus Bilo mengatakan bahwa Reba Ngada merupakan tradisi yang dilakukan masyarakat Ngada sebagai bentuk syukur dan kegembiraan atas berkah yang telah diberikan Tuhan dalam kehidupan. Terutama, terkait dengan kecukupan makanan, kesehatan, dan panen yang melimpah.

Lantaran memiliki makna yang penting, Damianus ingin terus melariskan budaya para leluhur, meski sekarang dirinya dan banyak warga lain sedang berada di perantauan. Baginya, tradisi dan nilai-nilai hidup para leluhur harus tetap dibawa meski warga Ngada tidak berada di kampung halamannya sekalipun.

"Tradisi Reba Ngada bukan hanya ritual. Akan tetapi, ini adalah tradisi yang menceritakan kehidupan orang Ngada, mulai dari asal muasal sampai pada apa tujuan orang Ngada di dalam kehidupan ini," kata Damianus.

Perayaan Festival Reba Ngada tahun ini merupakan gelaran yang ke-9. Pesta adat yang punya makna penting ini selalu rutin diadakan setiap tahun di TMII.

Namun, festival ini lebih sering dilakukan pada Februari. Adapun di daerah asalnya, pesta adat Reba dimulai sejak Desember-Februari. Sebab, menurut Damianus, penyelenggaraan Reba di luar daerah tidak boleh mendahului perayaan Reba di kampung halaman.

Dia berharap festival Reba Ngada bisa terus diadakan pada tahun-tahun mendatang. Dengan adanya acara ini, warga Ngada yang berada di perantauan bisa tetap merayakan Reba dan selalu merasa terhubung dengan leluhur. Di sisi lain, Festival Reba ini juga diharapkan bisa mempromosikan Kabupaten Ngada melalui tradisi dan kebudayaan yang begitu kaya.

"Kami berkeinginan melestarikan tradisi para leluhur dan membangun harmoni dalam keluarga besar Kabupaten Ngada di Jabodetabek sekaligus dengan lingkungan masyarakat yang lain," imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur Josef Nae Soi mengatakan bahwa festival Reba Ngada hari ini berjalan meriah dan luar biasa. Pihaknya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada masyarakat NTT asal Ngada yang telah melakukan ekspresi budaya tradisional dengan apik.

Reba, baginya, punya makna yang tinggi. Reba adalah mewujudkan ekspektasi dan imajinasi nilai-nilai budaya masyarakat lokal. Baik budaya menyembah Allah, arwah, alam, dan adat.

Menurut dia, pelestarian adat memang harus terus dilakukan setiap masyarakat meski saat ini berada di perantauan. Sebab, adat sebagai ekspresi kebudayaan adalah kekayaan yang tiada duanya.

Baca juga: Cek Sederet Agenda Wisata di Nusa Tenggara Barat 2023, Ada Senggigi Sunset Jazz!

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Punya Pengalaman Berinvestasi, Join Aja di Komunitas Cak Investment Biar Tambah Ilmunya

BERIKUTNYA

Hypereport: Saat Mereka Memutuskan Tidak Menikah, Trauma Masa Lalu & Realistis  

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: