32 desa dari seluruh dunia terpilih sebagai Best Tourist Village by UNWTO (Sumber gambar: Tangkapan Layar UNWTO)

Mengintip Keistimewaan 5 Desa Wisata Terbaik Asal Asia

31 December 2022   |   21:06 WIB

Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO)  memilih 32 desa dari berbagai belahan dunia sebagai Best Tourisme Village 2022. Dari 32 desa wisata terbaik tersebut, sebanyak 5 di antaranya berasal dari kawasan Asia Pasifik terpilih setelah memenuhi 9 kriteria yang telah ditetapkan.

Adapun sembilan kriteria yang ditetapkan UNWTO tersebut adalah budaya dan sumber daya alam; promosi dan konservasi budaya; keberlanjutan ekonomi, keberlanjutan sosial; keberlanjutan lingkungan; integrasi pembangunan wisata dan value chain; governance dan prioritas wisata; kesehatan, keselamatan, dan keamanan.

Baca juga: 5 Kegiatan Seru di Desa Wisata Karanganyar, Cocok Buat Liburan Tahun Baru

Sekretaris Jenderal UNWTO Zurab Pololikashvili mengatakan dalam laman UNWTO mengatakan untuk komunitas perdesaan di manapun berada, pariwisata menjadi gamechanger yang nyata dalam menyediakan lapangan kerja, mendorong bisnis lokal dan tradisi tetap terjaga.

Yuk kita lihat apa keistimewaan 5 desa wisata yang berasal dari Asia ini:


Kota Tua AlUla, Arab Saudi

Kota Tua AlUla, merupakan warisan budaya yang alam yang sangat luar biasa, di mana sampai beberapa tahun lalu tempat ini tertutup bagi wisatawan asing. Terletak di  lembah yang berlatar belakang pegunungan batu pasir, Kota Tua ALUla memiliki kekayaan alam dan budaya sejak ribuan tahun lalu.

Desa dari Kota Tua AlUla merupakan rumah dari lebih 900 bangunan tradisioal yang terbuat dari bata lumpur, 100 di antaranya telah direstorasi dengan metode bangunan tradisional. Ada juga bangunan madrasah untuk anak perempuan yang telah direnovasi menjadi sekolah yang mengajarkan pembuatan tembikar, perhiasan, dan kerajinan tradisional yang dijual di toko suvenir di Kota Tua.

Desa ini juga memilki kekayaan tak benda seperti seni tari tradisional, musik, puisi, dongeng, dan sebagiannya. Seni tersebut ditampilkan pada festival dan pertujukan budaya yang digelar di Kota Tua.
 

Dazhai, China

Desa Dazai memilki sejarah lebih dari 2.300 tahun. Berlokasi di pegunungan tinggi dan dingin di sebelah utara Guagxi. Wilayah pegunungan, sungai kecil, dan hutan mencapai 75,6%. Desa ini memliki kekayaan wisata, yaitu Longji Terraces, yang merupakan  warisan budaya pertanian yang penting secara global.

Sistem ini mengintegrasikan pertanian dan pariwisata. Untuk melidungi budaya dan produksi pertanian, turis bisa menikmati pemandangan desa tersebut dengan menggunakan cable car.

Warisan pertanian dari teras Dazhai merupakan representasi dari budaya pertanian selama ribuan tahun dari sebuah kelompok etnis. Desa ini mengadopsi metode produksi pertanian tradisional yang menarik banyak turis internasional untuk melihat dan mendapatkan pengalaman budaya pertanian seperti menanam, memanen dan mengeringkan padi.

Desa meningkatkan kualitas pariwisatanya dengan ide pariwisata hijau budaya dan teknologi. Turis juga bisa menikmati berbagai aktivitas budaya di etnis Red Yao, seperti akomodasi bangunan kayu, tarian menyongket Red Yao dan Sun Clothes Festival.


Thái Hoi, Vietnam

Desa yang juga termasuk warisan budaya UNESCO ini memiliki 20 hektare hutan hijau, dengan lebih dari 30 rumah panggung tradisional. Komunitas Tay selama empat generasi menjaga budaya tradisonal termasuk bahasa, kebiasaan, ritual, upacara adat, dan busana sebagai daya tarik turis.

Desa itu memiliki budaya lokal yang unik dan otentik. Juga menjadi tuan rumah festival spiritual tradisional, dengan melibatkan masyarakat etnik yang memilki pengetahuan budaya spesifik dan bahasa yang mampu menarik perhatian turis.

Masyarakat lokal desa itu secara aktif menjaga dan memelihara rumah panggung tradisional yang bisa dicoba oleh pengunjung. Mereka menawarkan homestay kepada turis dan memperlihatkan makanan Tay, pembiakan, aktivitas pertanian, serta kerajinan tangan.

Desa itu mengimplementasikan VAC Integrated Farming Systems”, atau Vuon Ao Chuong. Praktik pertanian ini mengombinasikan sistem makanan dan energi, mengoptimalkan penggunaan tanah, air, dan energi matahari untuk mencapai perekonomian yang efisien dengan modal yang rendah.


Jingzhu, China

Desa Jingzhu telah mengintegrasikan pertanian dan aktivitas pariwisata. Di antara keindahan wilayahnya, desa itu membangun Guiyuan Tourist Hamlet sebaga kompleks pastoral berbasis pertanian dengan bebagai fitur etnik dengan tema “Garden Manor Paradise”.

Jingzhu menjaga warisan budaya seperti pencetakan lilin, anyaman bambu, mainan kayu, alat musik dari daun, membuat acar tradisional, serat sawit, dan tembikar tradisional.

Desa ini juga menjadi tuan rumah aktivitas budaya seperti pesta dansa, konser, pesta anggur, dan drama. Selain itu juga mengadakan event olah raga profesional seperti the International Mountain Outdoor Sports Open,  Marathon internasional, dan  lomba cross country 100 km.

Desa ini juga mengembangkan proyek smart tour yaiitu menyediakan pelayanan cerdas dengan menggunakan teknologi internet dan big data. Aplikasi multimedia dan 5G telah mengenalkan wisata cerdas ke masyarakat, dan juga memenuhi keperluan individu dari turis.


Pyeongsa-ri, Korea Selatan

Pyeongsa-ri adalah desa ekologis dan bertema literatur, dikelilingi oleh pegunungan Jirisa yang berbetuk U, dan sungai Seomjingang.  Desa itu direplikasi dengan setting dari novel Korea Toji “Land”.

Kota itu membuat beberapa setting berdasarkan novel untuk mengembangkan wisata, termasuk rumah tradisional Choi Champan.  Selain itu,  sejumah situs budaya termasuk Pak Kyongni Literary Hall, Pyeongsa-ri Field, Pyeongsa-ri Park, Dongjeongho Marsh Eco Park, Gososeong County Park, Hansansa Temple, Starway Hadong, Cittaslow town, Hadong Toji Trail, Maeam Tea Museum, Jirisan Ecology Science Museum, Couple Pines, dan Pyeongsa-ri Park juga dibangun.

Desa itu menginisiasi metode pertanian dumbeong, sehingga masyarakat lansia mendapatkan benefit secara ekonomi. Metode dumbeong berdasarkan pada teknik pertanian tradisional dengan menciptakan waduk kecil dekat tanaman padi untuk menyimpan air pada musim kemarau. Waduk itu itu juga menjadi habitat ikan air tawar.

Baca juga: Yuk Jelajahi Pesona Desa Wisata Ugar Fakfak

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

4 Film Marvel Paling Ditunggu di 2023, Spider-Man versi Animasi Bakal Tayang Lagi!

BERIKUTNYA

Hypereport: Berbagi Ruang antara AI, Arsitek, dan Desainer Interior

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: