Usia 0-18 Bulan : Membentuk Kepercayaan dan Rasa Aman (Sumber gambar ilustrasi: pexels/ Pixabay)

Bunda, Yuk Kenali & Pahami Fase Perkembangan Emosi Anak

21 December 2022   |   12:48 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Pendidikan anak secara optimal sejak usia dini adalah langkah awal pembentukan karakter positif dan pengembangan diri anak secara utuh, termasuk dari sisi emosional dan mental. Jadi, orang tua perlu memiliki kesadaran penuh dalam mengenali dan memahami perkembangan emosi anak terhadap lingkungan sekitarnya.

Kanaya Bella Safitri, Pendidik Rumah Main Cikal Surabaya mengatakan bahwa kepekaan orang tua untuk memahami perkembangan emosi anak secara penuh dan melakukan pendampingan dalam pengenalan dan pengelolaan emosi dalam keseharian akan memberikan dampak positif terhadap anak.

Baca juga: Memperbaiki Pertumbuhan Anak Stunting lewat Asupan Tepat

Salah satu dari sejumlah dampak positif itu adalah mencegah kemungkinan timbulnya tindakan destruktif yang disebabkan oleh ketidakmampuan dalam pengelolaan emosi.

“Selama ini, di sekitar kita seringkali mendengar banyak anak yang mengalami gangguan kesehatan mental. Kenapa ini bisa terjadi sebenarnya? salah satu faktornya adalah karena adanya ketidaksiapan anak untuk dapat menyikapi kondisi lingkungan di sekitarnya,” katanya.

Dia menuturkan perasaan negatif yang dirasakan anak tanpa pendampingan, seperti kecewa, marah, dan malu dapat mengarah pada tindakan destruktif anak, lantaran anak tidak mampu mengenali dan mengelola emosi.

Menurutnya, penting bagi orang tua untuk memahami terlebih dahulu faktor-faktor yang mendasar yang dapat memengaruhi emosi anak dalam upaya mengenali dan memahami perkembangan emosi anak usia dini. Faktor yang mendasar itu seperti ekonomi, biologis, pola asuh, dan lingkungan.

Lingkungan dan pola asuh ini menjadi faktor yang dapat dikendalikan penuh bahkan sampai anak remaja. Orang tua dapat mengontrol lingkungan mana yang mau dipijak anak di stage awal kehidupan dan pola asuh seperti apa yang ingin diterapkan terhadap anak.

Gaya asuh atau pola asuh dan lingkungan akan memengaruhi perkembangan sosial dan kepribadian anak. Mengasuh disini bukan hanya menjaga dan membesarkan, namun juga mendidik,” katanya.

Dia menuturkan bahwa pola asuh dan lingkungan adalah faktor yang memengaruhi perkembangan emosi dan bagaimana kecerdasan emosional anak terbentuk.

Menurutnya, 5 tahun pertama anak merupakan fase golden ages atau masa emas untuk perkembangan anak, sehingga penting bagi orang tua untuk dapat hadir dan berkelanjutan melakukan pendampingan dan mengeksplorasi lingkungan sekitar, termasuk mengenalkan emosi pada anak.

Fase 5 tahun pertama adalah fase yang penuh tantangan dan cukup sulit bagi para orang tua dalam menghadapinya, mengingat anak seringkali akan tantrum, cemburu, marah-marah tanpa alasan, menangis, dan sebagainya.

“Pengasuhan anak usia dini adalah fase yang cukup sulit bagi para orang tua menghadapinya karena fase tersebut adalah masa di mana kepribadian anak berkembang. Di dalam fase ini mungkin kerap kali kita akan menemui sikap-sikap anak yang kurang baik,” katanya.

Dia menuturkan fase 5 tahun pertama merupakan masa istimewa karena anak-anak usia dini tengah membentuk kepribadian dan karakter diri. Dia pun mengingatkan orang tua untuk membantu anak mengenali emosi yang dirasakan dengan baik.

Berikut fase perkembangan emosi anak pada 5 tahun pertama:


Membentuk Kepercayaan dan Rasa Aman (Usia 0-18 Bulan)

Pada fase ini, anak-anak usia (0-18 bulan) sedang berada di tahap membentuk kepercayaan. Sehingga orang tua atau pengasuh harus peka dan memberikan rasa aman untuk mereka untuk dipercaya.


Membentuk Rasa Ragu, Malu dan Ingin Mandiri (Usia 18-36 Bulan)

Pada masa toddler (usia 18 bulan-3 tahun), anak-anak sedang berada pada tahap terbentuknya rasa ragu-ragu, malu-malu, dan perasaan kemandiriannya. Pada fase ini, anak-anak akan mencoba banyak hal. Namun, apabila kita sering melarang atau memarahi mereka, akan membuat anak menjadi ragu atau takut untuk mengeksplorasi lagi hal-hal di sekitarnya.


Membentuk Inisiatif dan Memiliki Rasa Bersalah (Usia 3-6 tahun)

Fase terakhir ini adalah masa awal kanak-kanak (usia 3-6 tahun). Anak-anak sudah memiliki inisiatif dan memiliki rasa bersalah. Di dalam fase ini anak sudah dapat bertanggung jawab dan memiliki keterlibatan dalam lingkungan.

Baca juga: Efek Kasus Ginjal Akut pada Anak, Pembuatan Obat Sirop Jadi Lebih Ketat

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Sukses Bikin Ambyar, 5 Lirik Lagu Ini Paling Top dalam Pencarian Google 2022

BERIKUTNYA

Solois ABDA Rangkum Drama Kehidupan Manusia dalam Mini Album Barunya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: