Mom, Begini Cara Membuat Anak Terbiasa Merapikan Mainan Sendiri
21 November 2022 |
18:48 WIB
Orang tua memiliki peran yang sangat besar dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Salah satu yang sangat penting adalah bagaimana menanamkan kedisiplinan pada anak dimulai dari hal-hal sederhana sehari-hari, seperti membiasakan anak merapikan mainannya sendiri.
Pendidik Rumah Main Cikal Bandung Bayu Putra Pratama mengatakan bahwa orang tua perlu menerapkan langkah-langkah yang tepat agar kebiasaan anak merapikan mainan sendiri dapat terbangun.
Baca juga: Merapikan Mainan Berdampak Positif terhadap Perkembangan Anak
Bukan tanpa sebab, anak yang mampu merapikan mainan sendiri dapat memiliki salah satu dari sejumlah sifat adalah kemandirian dan tanggung jawab. Berikut cara orang tua agar anak memiliki kebiasaan merapikan mainan.
Orang tua dapat memberikan contoh pada anak cara mengambil dan menyimpan mainan sesuai dengan tempat mainan itu kepada anak-anak. Langkah pertama ini merupakan langkah yang merefleksikan fase anak usia dini yang selalu mengamati dan meniru apa yang orang tua lakukan. Segala praktik baik yang diperlihatkan oleh orang tua akan diamati dan ditiru oleh anak.
Sementara penjelasan tentang kegiatan merapikan mainan adalah untuk mendorong kemampuan anak-anak pada usia 2-4 tahun dalam berpikir kritis. Pada fase ini, kemampuan berpikir kritis anak berada dalam tahapan perkembangan yang pesat.
Tidak hanya kritis, anak juga memiliki kemampuan berpikir kreatif dan fleksibel pada fase ini lantaran kemampuan kognitif yang sudah sangat berkembang.
“Sehingga akan lebih baik jika orangtua memberikan pengertian atau alasan mengapa sih kita harus merapikan mainan kita? Jika kita membiarkan mainan berserakan di lantai, nanti apa akibatnya ya? Dan pertanyaan-pertanyaan masuk akal lainnya yang tentunya menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak-anak.” Katanya.
Bayu merekomendasikan langkah selanjutnya adalah dengan merapikan mainan secara langsung bersama anak. Orang tua dapat melakukan kegiatan ini setelah bermain bersama. Orang tua dapat mengajak anak untuk merapikan mainan di tempat yang ditentukan tentunya dengan kalimat ajakan dan bukan paksaan.
Orang tua dan anak melakukan kegiatan merapikan mainan bersama setelah anak memahami alasan atau esensi dari kegiatan ini. Dengan begitu, anak-anak yang merapikan mainan memiliki pemahaman dan kesadaran tentang kegiatan yang dilakukan bersama orangtua dan tidak sekedar menjalani perintah dari orang tua.
Langkah selanjutnya adalah orang tua dapat menggunakan nyanyian khusus saat merapikan mainan bersama anak. Penggunaan lagu bertujuan agar suasana dan antusiasme yang tercipta mendorong anak dapat merapikan mainan dengan senang hati.
Selain itu, nyanyian juga menjadi medium untuk menyampaikan pesan-pesan baik pada anak dengan cara efektif sehingga lebih mudah masuk memori anak. Dengan begitu, momen merapikan mainan pun dirasakan sebagai pengalaman yang menyenangkan, sama serunya dengan momen ketika bermain bersama anak.
Bayu mengingatkan orang tua agar memahami sudut pandang anak usia dini yang sedang berusaha menggali dan memahami sekitarnya, termasuk belajar merapikan mainan.
Menurutnya, membutuhkan waktu untuk dapat membuat anak melakukan kemampuan life skills secara mandiri, terutama terhadap anak di rentang usia dini. Sudut pandang dan pola pikir anak dengan orang dewasa sangat berbeda.
Ketidaseimbangan pola pikir tersebut yang sering membuat orang tua merasa benar dan sempurna. Namun, pada kenyataannya anak kerap memiliki pandangan yang tidak sama yang pada akhirnya konteks perbedaan terabaikan.
Baca juga: Liburan Akhir Tahun Sudah Dekat, Yuk Persiapkan Waktu Berkualitas Bersama Anak
Pemahaman terhadap perbedaan sudut pandang, proses, dan waktu bagi anak usia dini untuk terbiasa merapikan mainan menjadi pengingat bagi orang tua agar tidak memupuk dan menunjukkan emosi berlebihan jika anak masih tidak ingin melakukan.
Orang tua perlu membuat anak merasa merapikan mainan adalah kegiatan yang menyenangkan dan bukan menekan.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Fajar Sidik
Pendidik Rumah Main Cikal Bandung Bayu Putra Pratama mengatakan bahwa orang tua perlu menerapkan langkah-langkah yang tepat agar kebiasaan anak merapikan mainan sendiri dapat terbangun.
Baca juga: Merapikan Mainan Berdampak Positif terhadap Perkembangan Anak
Bukan tanpa sebab, anak yang mampu merapikan mainan sendiri dapat memiliki salah satu dari sejumlah sifat adalah kemandirian dan tanggung jawab. Berikut cara orang tua agar anak memiliki kebiasaan merapikan mainan.
1. Memberi Contoh dan Memberikan Alasannya
Bayu menyebutkan bahwa langkah pertama yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam memperkenalkan kebiasaan merapikan mainan adalah dengan memberikan contoh di hadapan anak sambil memberikan alasan kenapa anak harus merapikan mainannya sendiri.Orang tua dapat memberikan contoh pada anak cara mengambil dan menyimpan mainan sesuai dengan tempat mainan itu kepada anak-anak. Langkah pertama ini merupakan langkah yang merefleksikan fase anak usia dini yang selalu mengamati dan meniru apa yang orang tua lakukan. Segala praktik baik yang diperlihatkan oleh orang tua akan diamati dan ditiru oleh anak.
Sementara penjelasan tentang kegiatan merapikan mainan adalah untuk mendorong kemampuan anak-anak pada usia 2-4 tahun dalam berpikir kritis. Pada fase ini, kemampuan berpikir kritis anak berada dalam tahapan perkembangan yang pesat.
Tidak hanya kritis, anak juga memiliki kemampuan berpikir kreatif dan fleksibel pada fase ini lantaran kemampuan kognitif yang sudah sangat berkembang.
“Sehingga akan lebih baik jika orangtua memberikan pengertian atau alasan mengapa sih kita harus merapikan mainan kita? Jika kita membiarkan mainan berserakan di lantai, nanti apa akibatnya ya? Dan pertanyaan-pertanyaan masuk akal lainnya yang tentunya menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak-anak.” Katanya.
2. Merapikan Mainan Bersama-sama
Bayu merekomendasikan langkah selanjutnya adalah dengan merapikan mainan secara langsung bersama anak. Orang tua dapat melakukan kegiatan ini setelah bermain bersama. Orang tua dapat mengajak anak untuk merapikan mainan di tempat yang ditentukan tentunya dengan kalimat ajakan dan bukan paksaan.Orang tua dan anak melakukan kegiatan merapikan mainan bersama setelah anak memahami alasan atau esensi dari kegiatan ini. Dengan begitu, anak-anak yang merapikan mainan memiliki pemahaman dan kesadaran tentang kegiatan yang dilakukan bersama orangtua dan tidak sekedar menjalani perintah dari orang tua.
3. Menggunakan Nyanyian Khusus
Langkah selanjutnya adalah orang tua dapat menggunakan nyanyian khusus saat merapikan mainan bersama anak. Penggunaan lagu bertujuan agar suasana dan antusiasme yang tercipta mendorong anak dapat merapikan mainan dengan senang hati.Selain itu, nyanyian juga menjadi medium untuk menyampaikan pesan-pesan baik pada anak dengan cara efektif sehingga lebih mudah masuk memori anak. Dengan begitu, momen merapikan mainan pun dirasakan sebagai pengalaman yang menyenangkan, sama serunya dengan momen ketika bermain bersama anak.
4. Pahami Prosesnya Tanpa Emosi
Bayu mengingatkan orang tua agar memahami sudut pandang anak usia dini yang sedang berusaha menggali dan memahami sekitarnya, termasuk belajar merapikan mainan.Menurutnya, membutuhkan waktu untuk dapat membuat anak melakukan kemampuan life skills secara mandiri, terutama terhadap anak di rentang usia dini. Sudut pandang dan pola pikir anak dengan orang dewasa sangat berbeda.
Ketidaseimbangan pola pikir tersebut yang sering membuat orang tua merasa benar dan sempurna. Namun, pada kenyataannya anak kerap memiliki pandangan yang tidak sama yang pada akhirnya konteks perbedaan terabaikan.
Baca juga: Liburan Akhir Tahun Sudah Dekat, Yuk Persiapkan Waktu Berkualitas Bersama Anak
Pemahaman terhadap perbedaan sudut pandang, proses, dan waktu bagi anak usia dini untuk terbiasa merapikan mainan menjadi pengingat bagi orang tua agar tidak memupuk dan menunjukkan emosi berlebihan jika anak masih tidak ingin melakukan.
Orang tua perlu membuat anak merasa merapikan mainan adalah kegiatan yang menyenangkan dan bukan menekan.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.