Peneliti Temukan Fakta Bermain Game Mampu Mempertajam Pikiran Anak-Anak
30 October 2022 |
11:30 WIB
Kelahiran berbagai genre game semakin pesat. Banyak pengembang berlomba-lomba membuat game-game baru yang seru dan menarik hobi anak-anak untuk menikmati permainan digital tersebut. Sering dicap buruk oleh generasi sebelumnya, nyatanya bermain gim banyak membantu anak-anak menemukan dan mengasah skill-nya sejak usia belia.
Peneliti pun semakin banyak menemukan fakta-fakta menarik di balik kebiasaan anak-anak yang sering bermain game. Meski kerap dikelilingi stigma negatif, bermain game ternyata cukup berpengaruh bagi kualitas kognitif anak.
Baca juga: 5 Fakta Menarik tentang Game Gotham Knights, Adaptasi Semesta Batman dari DC
Dilansir dari Phsy Org, ahli menemukan bahwa anak-anak sekolah yang menghabiskan waktu beberapa jam sehari untuk bermain game justru dapat mengungguli teman seusianya dalam beberapa bidang. Anak sekolah yang sering bermain game disebutkan mahir dalam hal kelincahan mental.
Anak-anak yang secara teratur menghabiskan waktu berjam-jam bermain game memiliki skor yang lebih tinggi dalam mengukur memori jangka pendek dan mengukur kontrol impulsif dibandingkan dengan anak-anak yang tidak penah bermain game.
Temuan menarik ini diungkap profesor psikiatri di University of Vermont bernama Bader Chaarani. Menurut Bader, penelitian ini tidak hanya menunjukkan bukti bahwa anak-anak yang sering bermain game memiliki pemikiran yang tajam, tetapi juga unggul dalam hal mental.
Jika penelitian tentang dampak bermain game masih banyak berfokus pada efek kekerasan dan depresi, Bader mencoba mengangkat sisi positif dari bermain game yang sering dilakukan anak-anak.
Dari hasil penelitian tersebut, dia menemukan bahwa bermain game membutuhkan keterlibatan mental aktif yang turut memengaruhi berbagai aspek kognitif anak-anak. Hal ini lebih penting dibandingkan dengan waktu layar yang pasif seperti menonton TV atau scrolling media sosial.
"Studi kami menunjukkan bahwa video game setidaknya tidak lebih buruk daripada waktu layar lainnya, dan itu bahkan mungkin memiliki beberapa keuntungan," kata Bader. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dari permainan virtual pada anak-anak adalah konten seperti apa dan batas waktu yang harus diberikan kepada anak agar kehidupannya tetap seimbang.
Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat pun sedang melakukan penelitian yang diikuti hampir 12.000 anak sekolah berusia 9-10 tahun. Penelitian ini menggunakan pemiindaian MRI fungsional untuk memeriksa aktivitas otak anak saat melakukan berbagai hal.
Meski saat ini penelitian masih berjalan, tim Chaarani telah melakukan penelitian yang berfokus pada 2.000 anak yang sejauh ini menghasilkan penemuan gamers anak memiliki kecekatan dalam memori dan mental.
Baca juga: Gamers Masuk, Ini 4 Rekomendasi VR Headset untuk Smartphone
Penelitian itu menemukan fakta bahwa gamers mendapat nilai lebih tinggi pada tugas-tugas yang terkait dengan mengukur kontrol impulsif dan memori kerja. Mereka juga lebih baik dalam kemampuan menyimpan informasi sementara dan jangka pendek. Ahli juga tidak menemukan fakta masalah kesehatan mental, melanggar aturan, dan masalah perhatian yang berarti pada anak-anak.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Fajar Sidik
Peneliti pun semakin banyak menemukan fakta-fakta menarik di balik kebiasaan anak-anak yang sering bermain game. Meski kerap dikelilingi stigma negatif, bermain game ternyata cukup berpengaruh bagi kualitas kognitif anak.
Baca juga: 5 Fakta Menarik tentang Game Gotham Knights, Adaptasi Semesta Batman dari DC
Dilansir dari Phsy Org, ahli menemukan bahwa anak-anak sekolah yang menghabiskan waktu beberapa jam sehari untuk bermain game justru dapat mengungguli teman seusianya dalam beberapa bidang. Anak sekolah yang sering bermain game disebutkan mahir dalam hal kelincahan mental.
Anak-anak yang secara teratur menghabiskan waktu berjam-jam bermain game memiliki skor yang lebih tinggi dalam mengukur memori jangka pendek dan mengukur kontrol impulsif dibandingkan dengan anak-anak yang tidak penah bermain game.
Temuan menarik ini diungkap profesor psikiatri di University of Vermont bernama Bader Chaarani. Menurut Bader, penelitian ini tidak hanya menunjukkan bukti bahwa anak-anak yang sering bermain game memiliki pemikiran yang tajam, tetapi juga unggul dalam hal mental.
Jika penelitian tentang dampak bermain game masih banyak berfokus pada efek kekerasan dan depresi, Bader mencoba mengangkat sisi positif dari bermain game yang sering dilakukan anak-anak.
Dari hasil penelitian tersebut, dia menemukan bahwa bermain game membutuhkan keterlibatan mental aktif yang turut memengaruhi berbagai aspek kognitif anak-anak. Hal ini lebih penting dibandingkan dengan waktu layar yang pasif seperti menonton TV atau scrolling media sosial.
Ilustrasi anak bermain game (Sumber gambar: Jesicca Lewis/Pexels)
"Studi kami menunjukkan bahwa video game setidaknya tidak lebih buruk daripada waktu layar lainnya, dan itu bahkan mungkin memiliki beberapa keuntungan," kata Bader. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dari permainan virtual pada anak-anak adalah konten seperti apa dan batas waktu yang harus diberikan kepada anak agar kehidupannya tetap seimbang.
Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat pun sedang melakukan penelitian yang diikuti hampir 12.000 anak sekolah berusia 9-10 tahun. Penelitian ini menggunakan pemiindaian MRI fungsional untuk memeriksa aktivitas otak anak saat melakukan berbagai hal.
Meski saat ini penelitian masih berjalan, tim Chaarani telah melakukan penelitian yang berfokus pada 2.000 anak yang sejauh ini menghasilkan penemuan gamers anak memiliki kecekatan dalam memori dan mental.
Baca juga: Gamers Masuk, Ini 4 Rekomendasi VR Headset untuk Smartphone
Penelitian itu menemukan fakta bahwa gamers mendapat nilai lebih tinggi pada tugas-tugas yang terkait dengan mengukur kontrol impulsif dan memori kerja. Mereka juga lebih baik dalam kemampuan menyimpan informasi sementara dan jangka pendek. Ahli juga tidak menemukan fakta masalah kesehatan mental, melanggar aturan, dan masalah perhatian yang berarti pada anak-anak.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.