Proses daur ulang yang tidak aman membahayakan lingkungan dan manusia. (Sumber gambar: pexels/M. Ali Maeder)

Hati-hati, Timbal Ada di Sekitar Kita

27 October 2022   |   22:02 WIB

Paparan logam berat timbal yang masih dipakai secara luas cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, ternyata timbal cukup dekat dengan kegiatan manusia sehari-hari. Selain mengakibatkan kontaminasi bagi lingkungan alam, timbal juga berbahaya bagi kesehatan manusia, terutama anak-anak dan ibu hamil.

Hal inilah yang membuat badan kesehatan dunia, World Health Organization, memberikan perhatian penuh terkait penggunaan timbal. Tahun ini sudah ke-10 kalinya WHO menggelar International Lead Poisoning Prevention Week, yang berlangsung pada 23-29 Oktober 2022.

Timbal atau juga dikenal dengan plumbum, merupakan logam yang digunakan secara luas, tetapi mengakibatkan kontaminasi lingkungan dan problem kesehatan. Logam ini secara alami terdapat di dalam kerak bumi dan tersebar di alam dalam jumlah kecil melalui proses alami termasuk letusan gunung berapi dan proses geokimia.

Sumber penting dari kontaminasi timbal di lingkungan berasal dari pertambangan, peleburan, manufaktur, aktivitas daur ulang pada berbagai produk. Lebih dari tiga perempat konsumsi timbal global adalah untuk baterai untuk kendaraan bermotor.

Timbal juga digunakan pada berbagai produk seperti cat pigmen, solder, kaca berwarna, peralatan kristal, amunisi, lapisan keramik, perhiasan, mainan anak-anak, beberapa kosmetik seperti kohl dan sindoor, dan pengobatan tradisional di India, Meksiko dan Vietnam.

Selain itu, air minum yang dialirkan melalui pipa bertimbal atau pipa yang digabung dengan solder yang bertimbal mungkin juga mengadung timbal. Bahkan, timbal juga bisa muncul dari aktivitas daur ulang. Anak-anak dan ibu hamil paling rentang terhadap paparan timbal, bahkan paparan yang rendah dapat mengakibatkan masalah kesehatan syaraf yang serius.

Untuk mengurangi dan menghapus penggunaan timbal, diperlukan intervensi seperti melarang penggunaan timbal pada barang yang tidak esensial seperti pada kandungan cat, melakukan daur ulang barang yang mengandung timbal secara aman, memberikan edukasi publik mengenai pentingnya pembuangan baterai bertimbal dan komputer, serta memonitor kadar timbal dalam darah anak, ibu hamil, dan pekerja.

Berikut fakta mengenai timbal terhadap kesehatan manusia menurut WHO:
-Timbal adalah racun kumulatif yang mempengaruhi sistem tubuh keseluruhan dan khususnya merusak anak-anak
-Timbal dalam tubuh akan terkirim ke otak, hati, ginjal, dan tulang. Timbal juga disimpan di hati dan tulang dalam waktu yang cukup lama. Eksposur timbal pada tubuh biasanya dilihat melalui kandungan timbal dalam darah.
-Timbal dalam tulang dikeluarkan ke darah selama masa kehamilan dan berpegaruh terhadap berkembangnya janin.
-Tidak diketahui level timbal yang aman di dalam tubuh.
-Eksposur timbal dalam tumbuh bisa dicegah.

 

Ilustrasi bahaya timbal/atechinc

Ilustrasi bahaya timbal/atechinc


Oleh karena itu, WHO tahun ini melakukan kampanye Say No to lead poisoning, untuk mengingatkan pemerintah, organisasi masyarakat, mitra kesehatan, industri dan lainnya tentang risiko yang tidak bisa diterima akibat timbal dan perlunya aksi nyata.

Salah satunya langkah yang bisa diambil adalah penghapusan penggunaan timbal dalam bahan bakar, membatasi penggunaan timbal dalam cat, khususnya cat  yang membahayakan anak anak, seperti di rumah, sekolah dan taman bermain.

Anak-anak terutama sangat rentan terhadap efek beracun dari timbal dan bisa menimbulkan masalah kesehatan jangka panjang, khususnya perkembagan otak dan sistem syaraf.

Untuk orang dewasa, timbal dalam tubuh juga mengakibatkan masalah kesehatan, termasuk risiko hipertensi dan kerusakan ginjal. Eksposur pada ibu hamil dapat mengakibatkan keguguran, kematian bayi sebelum atau pada saat kelahiran, lahir prematur, dan bayi dengan berat badan rendah.

Seseorang bisa terkesposur timbal dari berbagai tempat terutama dari pekerjaan dan lingkungan.  Timbal masuk ke dalam tubuh bisa dengan cara, pertama, menghirup partikel timbal akibat material yang mengandung timbal yang dibakar. Contohnya, pada peleburan, daur ulang, terkena cat yang bertimbal, menggunakan bahan bakar aviasi yang bertimbal. Kedua, menelan debu yang mengandung timbal, minum air (dari pipa yang bertimbal), dan makanan (dari kontainer yang mengandung timbal atau disolder dengan timbal).

Belum diketahui berapa kadar timbal dalam darah yang aman bagi tubuh, bahkan yang rendah sekalipun, sekiar 3,5 µg/dL, mungkin bisa mengakibatkan penurunan kecerdasan anak, masalah perilaku dan kesulitan belajar. Makin besar kadarnya, tentu akibatnya juga membesar.

Nah Genhype, yuk makin berhati-hati dan peduli tentang kandungan material di sekitar kita. Jangan sampai keluarga kita terpapar zat beracun yang membahayakan tubuh.

Editor: M R Purboyo

SEBELUMNYA

Pameran Murai Art Project, Eksplorasi Lukisan di Furnitur

BERIKUTNYA

Profil Denni Francisco, Desainer Konsep Sustainable Fashion di Jakarta Fashion Week 2023

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: