Sejarah Museum Fatahillah, Saksi Bisu Perjalanan Kota Jakarta & Bangsa Indonesia
27 October 2022 |
07:30 WIB
1
Like
Like
Like
Kota Jakarta memiliki beberapa museum yang bisa dijadikan sebagai tempat rekreasi sekaligus belajar sejarah mengenai perjalanan sebuah bangsa. Tidak hanya tentang wilayah Jakarta saja, tapi juga Indonesia. Salah satu tempat yang bisa dikunjungi adalah Museum Fatahillah di kawasan Kota Tua Jakarta.
Sebagai tempat yang menyimpan memori masa lalu sejarah bangsa, Museum Fatahillah ternyata memiliki lika-liku perjalanan panjang sehingga bisa menjadi museum seperti yang kita kenal sekarang. Yuk ikuti perjalanan singkat sejarah museum yang ada di Kota Tua Jakarta itu.
Baca juga: Yuk Wisata Sejarah dengan Mengunjungi Museum di Jakarta, Hemat Kantong & Kaya Informasi
Gedung yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No.1, Jakarta Barat ini dulunya merupakan Balai Kota (Stadhuis) yang diresmikan Gubernur Jenderal Abraham van Riebeeck pada 1710. Pembangunan gedungnya dimulai pada era Gubernur Jenderal Pieter de Carpentier pada 1626. Laman Asosiasi Museum Indonesia mencatat, sejak awal bangunan ini berfungsi sebagai pengadilan, kantor catatan sipil, tempat ibadah, dan tempat berkumpulnya Dewan Kotapraja (College van Scheppen).
Pada 1919, warga kota Batavia khususnya Belanda yang tertarik dengan sejarah kota Batavia mendirikan yayasan bernama Oud Batavia (Batavia Lama) yang bertujuan untuk mengumpulkan segala ihwal tentang sejarah kota Batavia. Namun, karena berbagai alasan, yayasan yang berada di bawah naungan Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Ikatan Batavia untuk Seni dan Ilmu Pengetahuan) itu baru dibuka untuk umum pada 1939.
Saat Dai Nippon Jepang menduduki Indonesia, gedung ini sempat dijadikan sebagai kantor pengumpulan logistik Dai Nippon. Setelah kemerdekaan Indonesia museum ini juga sempat menjadi Markas Komando Militer Kota (KMK) 0508 Jakarta Barat.
Baca juga: Perdana di Indonesia, Museum MACAN Bakal Menggelar Pameran Tunggal Seniman Chiharu Shiota
Dari sinilah kemudian seluruh koleksi dari Museum Djakarta Lama dipindahkan ke Museum Sejarah Jakarta dan ditambah dengan koleksi dari Museum Nasional. Beberapa koleksi yang bisa ditemui di Museum Sejarah Jakarta meliputi kronologi sejarah Jakarta, replika peninggalan masa Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Pajajaran.
Tak hanya itu, museum ini juga menyimpan hasil aktivitas penggalian arkeologis di Jakarta dan beberapa perabotan antik era penjajahan Belanda mulai dari abad ke-17 hingga 19. Berbagai macam barang seperti mebel, lukisan, keramik, dan batu-batu zaman dahulu terkait dengan Jakarta juga ada di sini. Selain itu, terdapat juga berbagai macam senjata berupa pedang pada masa kolonial Belanda.
Museum Sejarah Jakarta buka setiap hari Selasa-Minggu dari pukul 09.00-15.00 WIB dengan harga tiket masuk Rp5.000 untuk dewasa dan Rp2.000 untuk anak-anak. Genhype bisa datang ke museum ini di akhir pekan sambil menikmati suasanya yang hangat.
Baca juga: Kemendikbudristek Resmikan Tiga Museum Baru
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Sebagai tempat yang menyimpan memori masa lalu sejarah bangsa, Museum Fatahillah ternyata memiliki lika-liku perjalanan panjang sehingga bisa menjadi museum seperti yang kita kenal sekarang. Yuk ikuti perjalanan singkat sejarah museum yang ada di Kota Tua Jakarta itu.
Baca juga: Yuk Wisata Sejarah dengan Mengunjungi Museum di Jakarta, Hemat Kantong & Kaya Informasi
Gedung yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No.1, Jakarta Barat ini dulunya merupakan Balai Kota (Stadhuis) yang diresmikan Gubernur Jenderal Abraham van Riebeeck pada 1710. Pembangunan gedungnya dimulai pada era Gubernur Jenderal Pieter de Carpentier pada 1626. Laman Asosiasi Museum Indonesia mencatat, sejak awal bangunan ini berfungsi sebagai pengadilan, kantor catatan sipil, tempat ibadah, dan tempat berkumpulnya Dewan Kotapraja (College van Scheppen).
Pada 1919, warga kota Batavia khususnya Belanda yang tertarik dengan sejarah kota Batavia mendirikan yayasan bernama Oud Batavia (Batavia Lama) yang bertujuan untuk mengumpulkan segala ihwal tentang sejarah kota Batavia. Namun, karena berbagai alasan, yayasan yang berada di bawah naungan Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Ikatan Batavia untuk Seni dan Ilmu Pengetahuan) itu baru dibuka untuk umum pada 1939.
Saat Dai Nippon Jepang menduduki Indonesia, gedung ini sempat dijadikan sebagai kantor pengumpulan logistik Dai Nippon. Setelah kemerdekaan Indonesia museum ini juga sempat menjadi Markas Komando Militer Kota (KMK) 0508 Jakarta Barat.
Baca juga: Perdana di Indonesia, Museum MACAN Bakal Menggelar Pameran Tunggal Seniman Chiharu Shiota
Diresmikan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin
Pada masa kemerdekaan, Museum Oud Batavia berubah nama menjadi Museum Djakarta Lama di bawah naungan LKI (Lembaga Kebudayaan Indonesia). Setelah diserahkan ke Pemprov DKI Jakarta, lambat laun tempat ini berganti nama jadi Museum Sejarah Jakarta yang diresmikan pada 30 Maret 1974 oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin.Dari sinilah kemudian seluruh koleksi dari Museum Djakarta Lama dipindahkan ke Museum Sejarah Jakarta dan ditambah dengan koleksi dari Museum Nasional. Beberapa koleksi yang bisa ditemui di Museum Sejarah Jakarta meliputi kronologi sejarah Jakarta, replika peninggalan masa Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Pajajaran.
Ilustrasi Museum Fatahillah (sumber gambar Flickr/ Agung Prasetyo)
Museum Sejarah Jakarta buka setiap hari Selasa-Minggu dari pukul 09.00-15.00 WIB dengan harga tiket masuk Rp5.000 untuk dewasa dan Rp2.000 untuk anak-anak. Genhype bisa datang ke museum ini di akhir pekan sambil menikmati suasanya yang hangat.
Baca juga: Kemendikbudristek Resmikan Tiga Museum Baru
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.