Kisah Pahit Manis Kehidupan Grup Band Daun Jatuh dalam Mini Album 'Seroja'
21 October 2022 |
21:52 WIB
Luke Andaresta
Jurnalis Hypeabis.id
Grup band folk-pop asal Tangerang, Daun Jatuh, boleh dibilang cukup produktif dalam merilis karya musik. Mereka baru saja merilis mini album perdana berjudul Seroja. Album yang terinspirasi dari nama bunga ini berisikan 6 lagu, dimana 4 trek sebelumnya telah mereka rilis.
Ada alasan tersendiri bagi Daun Jatuh menamakan mini album perdana mereka dengan Seroja. Vokalis Daun Jatuh, Verrel, mengatakan Seroja merupakan bunga yang hidup di air keruh dan berlumpur, namun tetap terlihat indah.
Sejalan dengan itu, dia pun mengatakan bahwa lagu-lagu dalam album Seroja berkisah tentang pengalaman pahit para personel Daun Jatuh, yang dapat diciptakan menjadi sebuah karya yang indah versi mereka.
"Semua lagu yang kita tulis di EP [extended play] ini berdasarkan pengalaman pahit dari masing-masing kita. Jadi kita menganggap karya kita di EP ini seperti bunga Seroja," katanya dalam rilis yang Hypeabis.id terima, Jumat (21/10/2022).
Baca juga: Daun Jatuh Kolaborasi bareng Souljah Rilis Single Gelegak Darah Muda
Bassist Daun Jatuh, William, mengatakan awal proses penggarapan album Seroja dimulai dengan merilis single Momen pada Juli 2021 lalu. Lalu mereka melanjutkan menggarap lima single lainnya secara bertahap. Adapun, total waktu pengerjaan album tersebut membutuhkan waktu selama satu tahun.
"Proses produksi dilakukan di tengah pandemi, banyak tantangan dan hal baru yang dihadapi, tetapi proses produksi EP Seroja ini tetap berjalan dengan lancar dan maksimal,”ucapnya.
Album Seroja sendiri terdiri dari enam lagu yaitu Bungkam, Malang, Tak Selaras, Momen, Biru, dan Memadam. Keenam trek tersebut ditulis oleh semua personel Daun Jatuh dan diproduseri oleh Ibnu Dian dari Matter Halo.
Biru, yang menjadi single utama album tersebut bercerita mengenai titik nadir seseorang dalam hidupnya. Berdurasi 3 menit 57 detik, lagu ini dibuka dengan petikan gitar akustik khas Daun Jatuh.
Video klip dari lagu Biru sendiri mengambil kisah seorang pria yang tinggal di pemukiman pinggir laut, yang sedang menghadapi persoalan hidup yang begitu berat.
“Biru itu bercerita mengenai kisah orang dimana dia harus menghadapi kenyataan kalau mimpi dan harapannya musnah. Dia sedang berada di titik terendah dalam hidupnya," kata Verrel.
Daun Jatuh berharap penggemarnya yang disebut Hamparan Hijau dan seluruh pendengar musik di Indonesia menyukai album Seroja. Mereka juga berharap karyanya memberikan kekuatan bagi orang-orang yang tengah mengalami masalah hidup.
”Kami berharap dengan hadirnya Seroja, teman - teman semua yang mendengarkan akan dikuatkan dan ditemani dengan harapan bahwa hal indah, bermakna, dan berarti bisa juga lahir dan ada melalui kejadian dan peristiwa pahit di hidup kita," kata Timothy, gitaris Daun Jatuh.
Mereka pertama kali dikenal melalui lagu Resah Jadi Luka yang mendapatkan perhatian besar berkat viral di platform media sosial TikTok dengan lebih dari 200.000 UGC videos dan total 1,5 miliar video views.
Lagu itu juga sempat bertengger di tangga lagu Top 200 Spotify Indonesia dengan lebih dari 49,7 juta streams di platform tersebut sejauh ini.
Filosofi nama Daun Jatuh berasal dari bagaimana setiap anggota grup ini bertemu dari grup-grup mereka sebelumnya yang sudah bubar, kemudian tumbuh lagi dari awal--layaknya daun-daun yang berjatuhan, terhubung, kemudian tumbuh kembali.
Daun Jatuh dikenal lewat musik mereka yang easy listening, dipadukan dengan lirik kuat serta suasana yang fokus pada mood lagunya. Karya-karya mereka membawa pendengar untuk merasakan perasaan puitis ketika menikmatinya. Konsep minimalis ini kemudian menjadi khas bagi Daun Jatuh dalam bermusik.
Terbaru, Daun Jatuh mendapatkan nominasi AMI Awards 2022 untuk kategori Duo/Grup Pop Terbaik untuk lagu Momen.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Ada alasan tersendiri bagi Daun Jatuh menamakan mini album perdana mereka dengan Seroja. Vokalis Daun Jatuh, Verrel, mengatakan Seroja merupakan bunga yang hidup di air keruh dan berlumpur, namun tetap terlihat indah.
Sejalan dengan itu, dia pun mengatakan bahwa lagu-lagu dalam album Seroja berkisah tentang pengalaman pahit para personel Daun Jatuh, yang dapat diciptakan menjadi sebuah karya yang indah versi mereka.
"Semua lagu yang kita tulis di EP [extended play] ini berdasarkan pengalaman pahit dari masing-masing kita. Jadi kita menganggap karya kita di EP ini seperti bunga Seroja," katanya dalam rilis yang Hypeabis.id terima, Jumat (21/10/2022).
Baca juga: Daun Jatuh Kolaborasi bareng Souljah Rilis Single Gelegak Darah Muda
Bassist Daun Jatuh, William, mengatakan awal proses penggarapan album Seroja dimulai dengan merilis single Momen pada Juli 2021 lalu. Lalu mereka melanjutkan menggarap lima single lainnya secara bertahap. Adapun, total waktu pengerjaan album tersebut membutuhkan waktu selama satu tahun.
"Proses produksi dilakukan di tengah pandemi, banyak tantangan dan hal baru yang dihadapi, tetapi proses produksi EP Seroja ini tetap berjalan dengan lancar dan maksimal,”ucapnya.
Album Seroja sendiri terdiri dari enam lagu yaitu Bungkam, Malang, Tak Selaras, Momen, Biru, dan Memadam. Keenam trek tersebut ditulis oleh semua personel Daun Jatuh dan diproduseri oleh Ibnu Dian dari Matter Halo.
Biru, yang menjadi single utama album tersebut bercerita mengenai titik nadir seseorang dalam hidupnya. Berdurasi 3 menit 57 detik, lagu ini dibuka dengan petikan gitar akustik khas Daun Jatuh.
Video klip dari lagu Biru sendiri mengambil kisah seorang pria yang tinggal di pemukiman pinggir laut, yang sedang menghadapi persoalan hidup yang begitu berat.
“Biru itu bercerita mengenai kisah orang dimana dia harus menghadapi kenyataan kalau mimpi dan harapannya musnah. Dia sedang berada di titik terendah dalam hidupnya," kata Verrel.
Daun Jatuh berharap penggemarnya yang disebut Hamparan Hijau dan seluruh pendengar musik di Indonesia menyukai album Seroja. Mereka juga berharap karyanya memberikan kekuatan bagi orang-orang yang tengah mengalami masalah hidup.
”Kami berharap dengan hadirnya Seroja, teman - teman semua yang mendengarkan akan dikuatkan dan ditemani dengan harapan bahwa hal indah, bermakna, dan berarti bisa juga lahir dan ada melalui kejadian dan peristiwa pahit di hidup kita," kata Timothy, gitaris Daun Jatuh.
Profil Daun Jatuh
Sementara itu, Daun Jatuh adalah grup folk-pop asal Tangerang yang digawangi oleh Verrel Alvirizky (vokalis), Timothy Gunung Tua (gitaris), Jessen Nathanael (drummer), William (bassist), Mufti Ahmad Fadilah (gitaris), dan Azriel Ismail (keyboardist).Mereka pertama kali dikenal melalui lagu Resah Jadi Luka yang mendapatkan perhatian besar berkat viral di platform media sosial TikTok dengan lebih dari 200.000 UGC videos dan total 1,5 miliar video views.
Lagu itu juga sempat bertengger di tangga lagu Top 200 Spotify Indonesia dengan lebih dari 49,7 juta streams di platform tersebut sejauh ini.
Filosofi nama Daun Jatuh berasal dari bagaimana setiap anggota grup ini bertemu dari grup-grup mereka sebelumnya yang sudah bubar, kemudian tumbuh lagi dari awal--layaknya daun-daun yang berjatuhan, terhubung, kemudian tumbuh kembali.
Daun Jatuh dikenal lewat musik mereka yang easy listening, dipadukan dengan lirik kuat serta suasana yang fokus pada mood lagunya. Karya-karya mereka membawa pendengar untuk merasakan perasaan puitis ketika menikmatinya. Konsep minimalis ini kemudian menjadi khas bagi Daun Jatuh dalam bermusik.
Terbaru, Daun Jatuh mendapatkan nominasi AMI Awards 2022 untuk kategori Duo/Grup Pop Terbaik untuk lagu Momen.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.