Mata Buram? Yuk Kenali 3 Jenis Pengobatan Kelainan Refraksi Mata
17 October 2022 |
17:41 WIB
1
Like
Like
Like
Kelainan refraksi mata merupakan salah satu gangguan penglihatan yang sering terjadi di dunia. Seseorang yang mengalami kelainan refraksi mata akan merasakan pandangannya jadi lebih buram dari biasanya. Hal ini menandakan ketidakmampuan mata untuk melihat objek, baik dari jarak dekat maupun jauh.
WHO memperkirakan ada 153 juta orang di seluruh dunia yang hidup dengan gangguan penglihatan akibat kelainan refraksi yang tidak terkoreksi. Lantas apa itu sebenarnya kelainan refraksi mata?
Melansir P2PTM Kemenkes RI, kelainan refraksi adalah kondisi saat cahaya yang masuk ke dalam mata tidak dapat difokuskan dengan jelas. Hal itu membuat bayangan benda terlihat tidak tajam dan buram. Penyebabnya biasanya ialah panjang bola mata yang tidak normal, perubahan bentuk kornea, dan penuaan lensa.
Baca juga: Kenali Faktor-Faktor Penyebab Gangguan Penglihatan Mata
Secara umum, ada 4 kelainan refraksi yang umum terjadi pada masyarakat.
Pertama, yakni miopia atau rabun jauh. Miopia adalah kondisi saat cahaya yang masuk ke mata jatuh tepat di depan retina. Hal itu membuat pengidapnya hanya mampu melihat objek dengan jarak dekat. Akan tetapi, ketika melihat objek yang jaraknya jauh, hasilnya buram.
Kedua, Hipermetropia atau rabun dekat. Rabun dekat adalah kondisi ketika cahaya yang masuk jatuh di belakang retina. Akibatnya, pengidapnya mampu melihat objek dengan jelas ketika berada di jarak yang jauh. Namun, dia sangat kesulitan melihat objek yang jaraknya dekat.
Ketiga, astigmatisme atau silindris. Kondisi ini terjadi karena kornea mata berbentik asimetris. Kondisi ini terjadi karena adanya cacat pada kornea atau lensa. Pengidapnya akan mengalami gangguan penglihatan berupa pandangan yang buram. Selain itu, garis yang seharusnya lurus bisa terlihat tidak lurus atau miring.
Keempat, presbiopia atau penuaan mata. Gangguan penglihatan ini umumnya dialami oleh lansia yang sudah berada di atas usia 45 tahun. Lansia memiliki lensa mata yang tidak lagi fleksibel dan membuat kemampuan fokusnya jadi berkurang.
Jika mengalami tanda-tanda tersebut, sebaiknya kamu segera melakukan konsultasi dengan dokter. Pencegahan lebih dini akan mengurangi risiko kelainan refraksi menjadi makin parah. Sebab, kelainan refraksi mata termasuk gangguan yang belum bisa disembuhkan secara total.
Berikut beberapa pengobatan yang bisa dilakukan untuk sekadar membantu kelainan refraksi tidak makin parah.
Baca juga: 3 Cara Perawatan Kacamata Resep, Wajib Dilakukan Rutin
Meskipun demikian, pemakaian kacamata tidak asal. Perlu diagnosis lebih lanjut untuk menetukan ukuran kacamata yang pas. Sebab, ukuran dan jenis lenca kacamata setiap orang akan berbeda-beda.
Meskipun pemakaiannya mudah, lensa kontak sebenarnya perawatannya cukup ribet. Perawatan dan pembersihan lensa kontak perlu beberapa alat khusus.
Harapannya, mata kembali bisa menjalankan fungsinya untuk fokus saat melihat objek, baik jarak dekat maupun jauh. Beberapa metode bedah yang terkenal ialah LASIK dan photo refractive surgery keractomy (PRK).
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
WHO memperkirakan ada 153 juta orang di seluruh dunia yang hidup dengan gangguan penglihatan akibat kelainan refraksi yang tidak terkoreksi. Lantas apa itu sebenarnya kelainan refraksi mata?
Melansir P2PTM Kemenkes RI, kelainan refraksi adalah kondisi saat cahaya yang masuk ke dalam mata tidak dapat difokuskan dengan jelas. Hal itu membuat bayangan benda terlihat tidak tajam dan buram. Penyebabnya biasanya ialah panjang bola mata yang tidak normal, perubahan bentuk kornea, dan penuaan lensa.
Baca juga: Kenali Faktor-Faktor Penyebab Gangguan Penglihatan Mata
Secara umum, ada 4 kelainan refraksi yang umum terjadi pada masyarakat.
Pertama, yakni miopia atau rabun jauh. Miopia adalah kondisi saat cahaya yang masuk ke mata jatuh tepat di depan retina. Hal itu membuat pengidapnya hanya mampu melihat objek dengan jarak dekat. Akan tetapi, ketika melihat objek yang jaraknya jauh, hasilnya buram.
Kedua, Hipermetropia atau rabun dekat. Rabun dekat adalah kondisi ketika cahaya yang masuk jatuh di belakang retina. Akibatnya, pengidapnya mampu melihat objek dengan jelas ketika berada di jarak yang jauh. Namun, dia sangat kesulitan melihat objek yang jaraknya dekat.
Ketiga, astigmatisme atau silindris. Kondisi ini terjadi karena kornea mata berbentik asimetris. Kondisi ini terjadi karena adanya cacat pada kornea atau lensa. Pengidapnya akan mengalami gangguan penglihatan berupa pandangan yang buram. Selain itu, garis yang seharusnya lurus bisa terlihat tidak lurus atau miring.
Keempat, presbiopia atau penuaan mata. Gangguan penglihatan ini umumnya dialami oleh lansia yang sudah berada di atas usia 45 tahun. Lansia memiliki lensa mata yang tidak lagi fleksibel dan membuat kemampuan fokusnya jadi berkurang.
Pengobatan Kelainan Refraksi Mata
Ada beberapa tanda umum yang terjadi pada seseorang dengan kelainan refraksi mata. Misalnya, pandangan yang terasa kabur atau berbayang, sulit fokus saat membaca buku, pandangan seperti terhalang kabut, sensitif dengan cahaya, sakit kepala, dan mata tegang.Jika mengalami tanda-tanda tersebut, sebaiknya kamu segera melakukan konsultasi dengan dokter. Pencegahan lebih dini akan mengurangi risiko kelainan refraksi menjadi makin parah. Sebab, kelainan refraksi mata termasuk gangguan yang belum bisa disembuhkan secara total.
Berikut beberapa pengobatan yang bisa dilakukan untuk sekadar membantu kelainan refraksi tidak makin parah.
1. Kacamata
Memakai kacamata merupakan cara instan untuk memperbaiki kelainan mata. Seseorang yang mengalami rabun jauh akan direkomendasikan menggunakan lensa cekung, rabun dekat memakai lensa cembung, dan silinder berupa lensa silinder.Baca juga: 3 Cara Perawatan Kacamata Resep, Wajib Dilakukan Rutin
Meskipun demikian, pemakaian kacamata tidak asal. Perlu diagnosis lebih lanjut untuk menetukan ukuran kacamata yang pas. Sebab, ukuran dan jenis lenca kacamata setiap orang akan berbeda-beda.
2. Lensa Kontak
Lensa kontak adalah alternatif jika tidak ingin memakai kacamata. Beberapa orang lebih memilih lensa kontak karena lebih praktis. Aktivitas seseorang terlihat lebih normal dibanding dengan harus selalu memakai kacamata setiap kali akan melakukan sesuatu.Meskipun pemakaiannya mudah, lensa kontak sebenarnya perawatannya cukup ribet. Perawatan dan pembersihan lensa kontak perlu beberapa alat khusus.
3. Bedah Refraksi
Jika kondisinya sudah cukup berat, dokter biasanya akan merekomendasikan prosedur bedah refraksi. Bedah dilakukan untuk memperbaiki bentuk kornea dan mengubah bentuknya secara permanen.Harapannya, mata kembali bisa menjalankan fungsinya untuk fokus saat melihat objek, baik jarak dekat maupun jauh. Beberapa metode bedah yang terkenal ialah LASIK dan photo refractive surgery keractomy (PRK).
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.