Ilustrasi pengecekan tensi darah (Sumber gambar - Mufid Majnun - Unsplash)

Waspada Yuk, Perempuan Dianggap Lebih Rentan Terhadap Hipertensi

16 October 2022   |   23:11 WIB
Image
Dika Irawan Asisten Konten Manajer Hypeabis.id

Hipertensi atau tekanan darah tinggi bisa menghinggapi semua orang. Namun, salah satu kelompok yang paling rentan sekaligus kurang terdiagnosa dengan baik adalah perempuan. Beberapa keunikan dan kondisi khusus yang dialami perempuan membuat penyakit hipertensi sangat lekat. 

Hipertensi sendiri sebenarnya tidak berbahaya. Namun, kondisi ini akan menyebabkan berbagai gangguan seperti masalah jantung, gangguan ginjal, stroke, demensia bahkan kematian. Pada usia 65 tahun ke atas, prevalensi hipertensi pada perempuan adalah 28,8 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki yang prevalensinya 22,8 persen. 

Baca juga: 3 Jenis Olahraga yang Cocok Buat Penderita Hipertensi

“Selain faktor hormonal, didapati bahwa angka perkiraan hidup [life expectancy] perempuan lebih tinggi dari pria,” ujar Arieska Ann Soenarta, Dokter Spesialis Jantung, dihimpun dari Bisnis Indonesia Weekend. 

Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Keberhasilan pengendalian hipertensi akan menurunkan angka kejadian gangguan jantung, ginjal, stroke, dan demensia. Sayangnya, pengetahuan masyarakat dan petugas kesehatan di seluruh Indonesia tentang hipertensi masih rendah dengan jumlah kasus yang tidak terdiagnosa dan jumlah pasien yang tidak mendapat terapi memadai masih tinggi. 

Dokter yang juga pakar hipertensi ini menjelaskan bahwa hipertensi merupakan faktor risiko terpenting penyebab terjadinya penyakit kardio-cerebro-vascular (KCV). Adapun, kematian di dunia sebagian besar disebabkan oleh penyakit KCV, baik pada lajik-laki maupun perempuan. Dia memaparkan, kelainan KCV pada perempuan seringkali kurang mendapatkan perhatian akibat tidak terdeteksinya faktorfaktor risiko penyakit KCV seperti obesitas. 

Sebagai gambaran, riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 mencatat prevalensi obesitas pada perempuan adalah 29 persen, sedangkan pria 7,7 persen. Sementara itu, Riskesdas 2013 menemukan bahwa prevalensi kolesterol 39,6 persen pada perempuan dan 30 persen pada pria. Diabetes Mellitus II pada perempuan prevalensinya 7,7 persen dan pria 5,6 persen. 

“Tekanan darah sistolik [TDS] perempuan pada usia muda lebih rendah daripada pria, akan tetapi pada usia 60 ke atas TDS perempuan lebih tinggi daripada pria,” tuturnya. 

Dengan demikian, pada usia dewasa muda hipertensi lebih banyak terjadi pada pria, akan tetapi setelah usia 50 tahun, insiden hipertensi pada perempuan akan meningkat dengan cepat, sehingga pada usia 60 ke atas, hipertensi akan lebih banyak dijumpai pada perempuan daripada pria. Prevalensi hipertensi bisa sampai 60 persen pada perempuan di atas 65 tahun. 

Arieskan menjelaskan pada usia tersebut pembuluh darah arterial menjadi kaku, sedangkan hormon estrogen merosot drastis. Menurut dia, kekurangan estrogen telah terbukti dapat merusak lapisan sel dinding pembuluh darah (endotil). Keadaan ini dapat memicu terjadinya pembentukan plak selain mengaktivasi sistem tubuh yang dapat meningkatkan tekanan darah. 

Penelitian The Nurse Health Study mengemukakan bahwa pemakaian Hormon Replacement Therapy (HRT) atau kontrasepsi oral dapat memicu terjadinya hipertensi sebanyak 80persen lebih tinggi daripada yang tidak menggunakan HRT. Dengan demikian, tekanan darah perempuan pada pre-menopause adalah lebih rendah dibandingkan dengan tekanan darah wanita dalam menopause. 

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Perbedaan Asuransi Swasta & BPJS Kesehatan, Mana Lebih Bagus?

BERIKUTNYA

Sejumlah Kondisi yang Membuat Perempuan Rentan Terkena Darah Tinggi

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: