Marak Toxic Environment di Lingkungan Kerja, WHO Buat Pedoman Global Kesehatan Mental dan Pekerjaan
10 October 2022 |
09:23 WIB
1
Like
Like
Like
Badan Kesehatan Dunia, WHO, mengeluarkan World Mental Health Report 2022 yang salah satunya menyoroti mental masyarakat dunia dalam lingkungan pekerjaan. Menurut WHO, kantor bisa menjadi tempat untuk bertumbuh dalam peluang sekaligus berisiko menghancurkan kesehatan mental.
Lingkungan kerja yang baik akan mempromosikan kesehatan mental mulai dari mengelola stres, mendukung moral dan motivasi pekerja, hingga meminimalisirir tensi dan konflik di antara kolega kerja. Namun, tidak sedikit pekerja yang mengaku mengalami diskriminasi, stres tidak terbendung, hingga lingkungan kerja yang negatif di tempat kerjanya.
Dilansir dari situs WHO, baik pengusaha dan pemerintah seharusnya bertanggung jawab dalam mempromosikan dan melondungi kesehatan mental pekerja. Namun, program terkait promosi kesehatan mental hanya dilaporkan sebesar 35 persen di negara seluruh dunia yang tercatat dalam laporan Mental Health Altlas 2020.
Baca juga: Hari Kesehatan Mental Sedunia 10 Oktober 2022, WHO Masih Catat Perang Lawan Stigma
Kendati demikian, berbagai negara di dunia sudah membuat ragam undang-undang dan peraturan ketenagakerjaan yang tidak hanya mempromosikan aturna kerja, tapi juga mendukung dan melindungi kesehatan mental pekerja. Beberapa diantaranya seperti peraturan keselamatan kerja, perlindungan dari kekerasan dan pelecehan, dan lain sebagainya.
Sayangnya, catatan WHO menyebutkan hanya 21 persen saja negara yang dilaporkan mengimplementasikan peraturan dan strategi mengenai kesehatan mental yang sesuai dengan instrumen hak manusia. Bahkan, rata-rata negara di dunia hanya menganggarkan 2 persen anggaran kesehatan untuk mempromosikan kesehatan mental.
Untuk memperkuat aturan dan undang-undang yang sudah ada, WHO akan menerbitkan pedoman global pertama yang mengatur tentang kesehatan mental dan pekerjaan. Hal yang akan disoroti adalah pertimbangan mengenai bagaimana memastikan kondisi kerja yang aman, mendukung, dan layak untuk mempromosikan hingga melindungi kesehatan mental pekerja di tempat kerjanya.
Lebih lanjut, WHO mengidentifikasi strategi pedoman global ini dalam tiga hal. Pertama, mengenai intervensi organisasi yang membantu kondisi kerja serta penyediaan pengaturan kerja yang fleksibel, promosi work life balance, hingga menumpas stigma di tempat kerja.
Selain itu, strategi lainnya ialah mengenai intervensi pekerja dalam meningkatkan coping mechanism yang berfokus pada pelatihan manajemen stres dan strategi mempromosikan aktivitas fisik dalam waktu luang seperti olahraga, atau menonton film favorit.
Tidak hanya dari sisi pekerja, WHO juga menyarankan tingkat manajerial perusahaan untuk melakukan pelatihan kesehahatan mental seperti memperkuat pengetahuan, keterampilan, hingga sikap sebagai supervisor agar dapat mendukung kebutuhan kesehatan mental para pekerjanya.
Toxic envorinment di tempat kerja merupakan satu dari banyaknya masalah yang terkait dengan kesehatan mental. Pada Hari Kesehatan Mental Sedunia 10 Oktober 2022 ini, World Federation for Mental Health (WFMH) mengangkat tema make mental health for all a global priority sebagai pengingat jika kesehatan mental merupakan prioritas global di tahun ini.
Baca juga: 3 Kiat Menjaga Kesehatan Mental Karyawan
Masyarakat dunia memperingati Hari Kesehatan Mental dengan berbagai cara, seperti menyebarkan konten terkait mental awareness di media sosial, dengan tujuan meningkatkan kepedulian dan kesadaran warga dunia tentang pentingnya kesehatan mental. Selamat Hari Kesehatan Mental Sedunia, Genhype!
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Lingkungan kerja yang baik akan mempromosikan kesehatan mental mulai dari mengelola stres, mendukung moral dan motivasi pekerja, hingga meminimalisirir tensi dan konflik di antara kolega kerja. Namun, tidak sedikit pekerja yang mengaku mengalami diskriminasi, stres tidak terbendung, hingga lingkungan kerja yang negatif di tempat kerjanya.
Dilansir dari situs WHO, baik pengusaha dan pemerintah seharusnya bertanggung jawab dalam mempromosikan dan melondungi kesehatan mental pekerja. Namun, program terkait promosi kesehatan mental hanya dilaporkan sebesar 35 persen di negara seluruh dunia yang tercatat dalam laporan Mental Health Altlas 2020.
Baca juga: Hari Kesehatan Mental Sedunia 10 Oktober 2022, WHO Masih Catat Perang Lawan Stigma
Ilustrasi kesehatan mental pekerja (Sumber gambar: Elisa Ventur/Unsplash)
Kendati demikian, berbagai negara di dunia sudah membuat ragam undang-undang dan peraturan ketenagakerjaan yang tidak hanya mempromosikan aturna kerja, tapi juga mendukung dan melindungi kesehatan mental pekerja. Beberapa diantaranya seperti peraturan keselamatan kerja, perlindungan dari kekerasan dan pelecehan, dan lain sebagainya.
Sayangnya, catatan WHO menyebutkan hanya 21 persen saja negara yang dilaporkan mengimplementasikan peraturan dan strategi mengenai kesehatan mental yang sesuai dengan instrumen hak manusia. Bahkan, rata-rata negara di dunia hanya menganggarkan 2 persen anggaran kesehatan untuk mempromosikan kesehatan mental.
Data kesehatan mental (Sumber gambar: WHO)
Untuk memperkuat aturan dan undang-undang yang sudah ada, WHO akan menerbitkan pedoman global pertama yang mengatur tentang kesehatan mental dan pekerjaan. Hal yang akan disoroti adalah pertimbangan mengenai bagaimana memastikan kondisi kerja yang aman, mendukung, dan layak untuk mempromosikan hingga melindungi kesehatan mental pekerja di tempat kerjanya.
Lebih lanjut, WHO mengidentifikasi strategi pedoman global ini dalam tiga hal. Pertama, mengenai intervensi organisasi yang membantu kondisi kerja serta penyediaan pengaturan kerja yang fleksibel, promosi work life balance, hingga menumpas stigma di tempat kerja.
Selain itu, strategi lainnya ialah mengenai intervensi pekerja dalam meningkatkan coping mechanism yang berfokus pada pelatihan manajemen stres dan strategi mempromosikan aktivitas fisik dalam waktu luang seperti olahraga, atau menonton film favorit.
Tidak hanya dari sisi pekerja, WHO juga menyarankan tingkat manajerial perusahaan untuk melakukan pelatihan kesehahatan mental seperti memperkuat pengetahuan, keterampilan, hingga sikap sebagai supervisor agar dapat mendukung kebutuhan kesehatan mental para pekerjanya.
Toxic envorinment di tempat kerja merupakan satu dari banyaknya masalah yang terkait dengan kesehatan mental. Pada Hari Kesehatan Mental Sedunia 10 Oktober 2022 ini, World Federation for Mental Health (WFMH) mengangkat tema make mental health for all a global priority sebagai pengingat jika kesehatan mental merupakan prioritas global di tahun ini.
Baca juga: 3 Kiat Menjaga Kesehatan Mental Karyawan
Masyarakat dunia memperingati Hari Kesehatan Mental dengan berbagai cara, seperti menyebarkan konten terkait mental awareness di media sosial, dengan tujuan meningkatkan kepedulian dan kesadaran warga dunia tentang pentingnya kesehatan mental. Selamat Hari Kesehatan Mental Sedunia, Genhype!
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.