Mengenal Sangjit, Prosesi Lamaran Adat Tionghoa Setelah Melakukan Tingjing
07 October 2022 |
11:30 WIB
1
Like
Like
Like
Istilah Tingjing hingga Sangjit mulai dibahas netizen semenjak selebriti banyak menggunakannya di media sosial. Sebut saja, Sisca Kohl dan Jess No Limit yang baru saja mengunggah prosesi Tingjing, atau Reza Arap dan Wendy Walters dalam prosesi Sangjit yang digelar Januari lalu.
Rupayanya, Tinjing dan Sangjit merupakan istilah yang digunakan dalam prosesi menuju pernikahan yang sering digunakan masyarakat Tionghoa. Jika Tingjing merujuk pada prosesi lamaran oleh keluarga mempelai pria, maka Sangjit merupakan prosesi selanjutnya dalam tradisi ini yaitu prosesi seserahan adat Tionghoa.
Seperti yang dilansir dari Instagram Sisca Kohl, bahwa Tingjing merupakan acara kalungan dari calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita. Pada prosesi ini, pihak pria akan mengalungkan sebuah kalung di leher pihak wanita sebagai tanda pengikatan.
Lantas, apa yang harus dilakukan setelah prosesi ini?
Baca juga: Desainer di Balik Gaun Tunangan Sisca Kohl dan Jess No Limit, Mewah Bertemakan Chinoiserie
Dilansir dari Chinese Indonesian Heritage Center, masyarakat Tionghoa sudah membuat tradisi pernikahan menjadi formal melalui pertukaran hadiah antara keluarga calon pengantin. Kunjungan ini dilakukan secara resmi oleh keluarga mempelai pria kepada keluarga mempelai wanita di rumahnya, dengan membawa beberapa kerabat terdekat mempelai pria yang juga akan membawa hadiah seperti seserahan.
Hadiah yang akan diberikan kepada keluarga mempelai wanita pun bermacam-macam sesuai dengan adat setempat. Di Indonesia, hadiah yang umum diberikan dalam prosesi Sangjit ialah ragam jenis buah-buahan, ragam kue, hingga perhiasaan. Biasanya, hadiah seserahan ini akan ditempatkan dalam keranjang atau nampan yang dihias dengan detail.
Dalam banyaknya hadiah yang diberikan, secara umum akan ada dua item yang diperlukan saat ritual Sangjit ini, yakni lilin liong dan uang tetek. Lilin liong merupakan sepasang lilin merah panjang yang akan dinyalakan di atas altar selama upacara pernikahan nanti. Sementara uang tetek adalah sejumlah nominal uang yang diberikan kepada keluarga mempelai wanita dalam balutan amplop kertas berwarna merah.
Amplop merah tersebut merupakan pemberian khusus kepada ibu dari calon mempelai wanita dari calon mempelai pria, sebagai tanda terima kasih karena telah merawat dan membesarkan putrinya hingga sebentar lagi akan menjadi istri.
Hadiah dari calon mempelai pria ini akan diterima oleh calon mempelai wanita. Tidak hanya menerima, pihak dari mempelai wanita juga akan membalas hadiah berupa seserahan juga. Dalam beberapa kepercayaan adat, ada satu barang yang akan dikembalikan tanpa disentuh.
Barang itu dimaksudkan sebagai uang dapur yang merupakan murni pemberian uang berupa sumbagan untuk biaya pernikahan hingga busana yang akan dikenakan pengantin nantinya.
Meski tidak semua keluarga Tionghoa melakukannya, beberapa diantaranya percaya jika menerima satu barang berupa uang dapur itu diartikan sama dengan menjual putri seseorang. Meskipun sebenarnya Tinjing dilakukan lebih dahulu daripada Sangjit, banyak yang memadukan dua tradisi penting ini menjadi satu hari prosesi saja untuk efisiensi waktu.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Rupayanya, Tinjing dan Sangjit merupakan istilah yang digunakan dalam prosesi menuju pernikahan yang sering digunakan masyarakat Tionghoa. Jika Tingjing merujuk pada prosesi lamaran oleh keluarga mempelai pria, maka Sangjit merupakan prosesi selanjutnya dalam tradisi ini yaitu prosesi seserahan adat Tionghoa.
Seperti yang dilansir dari Instagram Sisca Kohl, bahwa Tingjing merupakan acara kalungan dari calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita. Pada prosesi ini, pihak pria akan mengalungkan sebuah kalung di leher pihak wanita sebagai tanda pengikatan.
Lantas, apa yang harus dilakukan setelah prosesi ini?
Baca juga: Desainer di Balik Gaun Tunangan Sisca Kohl dan Jess No Limit, Mewah Bertemakan Chinoiserie
Dilansir dari Chinese Indonesian Heritage Center, masyarakat Tionghoa sudah membuat tradisi pernikahan menjadi formal melalui pertukaran hadiah antara keluarga calon pengantin. Kunjungan ini dilakukan secara resmi oleh keluarga mempelai pria kepada keluarga mempelai wanita di rumahnya, dengan membawa beberapa kerabat terdekat mempelai pria yang juga akan membawa hadiah seperti seserahan.
Hadiah yang akan diberikan kepada keluarga mempelai wanita pun bermacam-macam sesuai dengan adat setempat. Di Indonesia, hadiah yang umum diberikan dalam prosesi Sangjit ialah ragam jenis buah-buahan, ragam kue, hingga perhiasaan. Biasanya, hadiah seserahan ini akan ditempatkan dalam keranjang atau nampan yang dihias dengan detail.
Dalam banyaknya hadiah yang diberikan, secara umum akan ada dua item yang diperlukan saat ritual Sangjit ini, yakni lilin liong dan uang tetek. Lilin liong merupakan sepasang lilin merah panjang yang akan dinyalakan di atas altar selama upacara pernikahan nanti. Sementara uang tetek adalah sejumlah nominal uang yang diberikan kepada keluarga mempelai wanita dalam balutan amplop kertas berwarna merah.
Amplop merah tersebut merupakan pemberian khusus kepada ibu dari calon mempelai wanita dari calon mempelai pria, sebagai tanda terima kasih karena telah merawat dan membesarkan putrinya hingga sebentar lagi akan menjadi istri.
Hadiah dari calon mempelai pria ini akan diterima oleh calon mempelai wanita. Tidak hanya menerima, pihak dari mempelai wanita juga akan membalas hadiah berupa seserahan juga. Dalam beberapa kepercayaan adat, ada satu barang yang akan dikembalikan tanpa disentuh.
Barang itu dimaksudkan sebagai uang dapur yang merupakan murni pemberian uang berupa sumbagan untuk biaya pernikahan hingga busana yang akan dikenakan pengantin nantinya.
Meski tidak semua keluarga Tionghoa melakukannya, beberapa diantaranya percaya jika menerima satu barang berupa uang dapur itu diartikan sama dengan menjual putri seseorang. Meskipun sebenarnya Tinjing dilakukan lebih dahulu daripada Sangjit, banyak yang memadukan dua tradisi penting ini menjadi satu hari prosesi saja untuk efisiensi waktu.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.