Kenali 3 Dampak Mengerikan Polusi Sampah Plastik
25 June 2021 |
12:51 WIB
Polusi sampah plastik yang dihasilkan dari kehidupan kita sehari-hari memiliki dampak yang cukup serius bagi lingkungan dan manusia lho Genhype.
Kesehatan manusia bahkan bisa terancam dengan keberadaan polusi-polusi sampah plastik tersebut. Dalam rilis film dokumenter berjudul Pulau Plastik yang dapat disaksikan terbatas di Bioskop Online pada hari ini, Jumat, 25 Juni 2021, berikut 3 fakta mengerikan tentang dampak polusi sampah plasti.
1. Mencemari Lingkungan
Dalam film Pulau Plastik, dijelaskan oleh aktivis lingkungan sekaligus vokalis band rock Navicula asal Bali Gede Robi bahwa hanya 9% sampah plastik yang berhasil didaur ulang dari semua sampah yang diproduksi sejak 1950.
Sementara 12% lainnya dibakar, dan 79% sisanya masih berada di bumi. Sampah plastik biasanya berasal dari barang plastik sekali pakai dengan kegiatan pascakonsumsi yang tidak bertanggung jawab.
Sampah plastik yang dibuang sembarangan bisa menyebabkan tersumbatnya selokan dan badan air, rusaknya ekosistem di sungai dan laut, dan bahkan termakan oleh hewan yang pada akhirnya dikonsumsi kembali oleh manusia.
Jika dibiarkan, dalam 10-20 tahun, tumpukan sampah plastik sekali pakai akan mendominasi bumi, yang juga merupakan rumah bagi anak cucu kita semua.
2. Mengganggu Sistem Saraf dan Kekebalan Tubuh
Saat manusia mengonsumsi ikan atau hewan laut dan sungai yang telah memakan mikroplastik atau zat plastik berukuran sangat kecil yang berasal dari sampah kantong plastik yang secara perlahan-lahan hancur tapi tidak terurai, maka dapat mengancam kesehatan manusia.
Mulai dari mengganggu sistem saraf, hormon dan kekebalan tubuh, hingga dapat meningkatkan risiko kanker. Peneliti Universitas Airlangga Windarmanto mengungkapkan bahwa komponen utama dari produksi plastik adalah plasticizer.
Jika plasticizer masuk dalam tubuh, maka akan mengganggu sistem endokrin. Sistem endokrin adalah jaringan kelenjar yang menghasilkan hormon yang merupakan sinyal kimia yang dikeluarkan melalui aliran darah.
Kalau hormon dalam tubuh terganggu, maka hampir semua organ terganggu dan rusak. Sudah ada banyak bukit riset terkait hal itu. dirinya juga sudah meneliti dari jaringan liver sampai testis. Dampak penyakit yang ditimbulkan yaitu, gagal ginjal, diabetes mellitus, impotensi, bahkan kanker
Fakta yang lebih mengejutkan lagi, menurut penelitian yang dilakukan - dalam film Pulau Plastik, terdapat mikroplastik pada seluruh feses dalam uji 100 feses manusia yang didapat secara acak dalam perjalanan dari Bali menuju Jakarta.
3. Mengganggu Sistem Pernapasan
Tidak sedikit masyarakat yang berpikir bahwa, salah satu cara termudah untuk menghancurkan sampah plastik yaitu dengan dibakar. Namun, kepulan asap dari pembakaran sampah plastik dapat menyebabkan pencemaran udara dan gangguan pernapasan manusia.
Dalam film Pulau Plastik, Peneliti International Pollutants Elimination Network (IPEN) Yuyun Ismawati menjelaskan bahwa hasil pembakaran plastik akan menghasilkan berbagai macam racun. Salah satunya adalah racun Persistent Organic Pollutants (POPs).
Jadi, masyarakat tidak tahu bahwa membakar plastik akan menghasilkan racun. Racun tersebut tidak mudah dihilangkan karena sifatnya akan terakumulasi di dalam tubuh dan lingkungan, dan bersifat sebagai pemicu kanker.
Editor: Indyah Sutriningrum
Kesehatan manusia bahkan bisa terancam dengan keberadaan polusi-polusi sampah plastik tersebut. Dalam rilis film dokumenter berjudul Pulau Plastik yang dapat disaksikan terbatas di Bioskop Online pada hari ini, Jumat, 25 Juni 2021, berikut 3 fakta mengerikan tentang dampak polusi sampah plasti.
sumber gambar: still foto Pulau Plastik/Bioskop Online
1. Mencemari Lingkungan
Dalam film Pulau Plastik, dijelaskan oleh aktivis lingkungan sekaligus vokalis band rock Navicula asal Bali Gede Robi bahwa hanya 9% sampah plastik yang berhasil didaur ulang dari semua sampah yang diproduksi sejak 1950.
Sementara 12% lainnya dibakar, dan 79% sisanya masih berada di bumi. Sampah plastik biasanya berasal dari barang plastik sekali pakai dengan kegiatan pascakonsumsi yang tidak bertanggung jawab.
Sampah plastik yang dibuang sembarangan bisa menyebabkan tersumbatnya selokan dan badan air, rusaknya ekosistem di sungai dan laut, dan bahkan termakan oleh hewan yang pada akhirnya dikonsumsi kembali oleh manusia.
Jika dibiarkan, dalam 10-20 tahun, tumpukan sampah plastik sekali pakai akan mendominasi bumi, yang juga merupakan rumah bagi anak cucu kita semua.
2. Mengganggu Sistem Saraf dan Kekebalan Tubuh
Saat manusia mengonsumsi ikan atau hewan laut dan sungai yang telah memakan mikroplastik atau zat plastik berukuran sangat kecil yang berasal dari sampah kantong plastik yang secara perlahan-lahan hancur tapi tidak terurai, maka dapat mengancam kesehatan manusia.
Mulai dari mengganggu sistem saraf, hormon dan kekebalan tubuh, hingga dapat meningkatkan risiko kanker. Peneliti Universitas Airlangga Windarmanto mengungkapkan bahwa komponen utama dari produksi plastik adalah plasticizer.
sumber gambar: still foto Pulau Plastik/Bioskop Online
Jika plasticizer masuk dalam tubuh, maka akan mengganggu sistem endokrin. Sistem endokrin adalah jaringan kelenjar yang menghasilkan hormon yang merupakan sinyal kimia yang dikeluarkan melalui aliran darah.
Kalau hormon dalam tubuh terganggu, maka hampir semua organ terganggu dan rusak. Sudah ada banyak bukit riset terkait hal itu. dirinya juga sudah meneliti dari jaringan liver sampai testis. Dampak penyakit yang ditimbulkan yaitu, gagal ginjal, diabetes mellitus, impotensi, bahkan kanker
Fakta yang lebih mengejutkan lagi, menurut penelitian yang dilakukan - dalam film Pulau Plastik, terdapat mikroplastik pada seluruh feses dalam uji 100 feses manusia yang didapat secara acak dalam perjalanan dari Bali menuju Jakarta.
3. Mengganggu Sistem Pernapasan
Tidak sedikit masyarakat yang berpikir bahwa, salah satu cara termudah untuk menghancurkan sampah plastik yaitu dengan dibakar. Namun, kepulan asap dari pembakaran sampah plastik dapat menyebabkan pencemaran udara dan gangguan pernapasan manusia.
Dalam film Pulau Plastik, Peneliti International Pollutants Elimination Network (IPEN) Yuyun Ismawati menjelaskan bahwa hasil pembakaran plastik akan menghasilkan berbagai macam racun. Salah satunya adalah racun Persistent Organic Pollutants (POPs).
Jadi, masyarakat tidak tahu bahwa membakar plastik akan menghasilkan racun. Racun tersebut tidak mudah dihilangkan karena sifatnya akan terakumulasi di dalam tubuh dan lingkungan, dan bersifat sebagai pemicu kanker.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.