Alasan Angkatan Laut AS Ogah Rilis Video UFO, Bahaya!
12 September 2022 |
05:41 WIB
Fenomena benda terbang tidak dikenal atau unidentified flying object (UFO) yang sempat dideteksi Angkatan Laut Amerika Serikat masih menjadi misteri. Pasalnya, institusi itu enggan menunjukkan video terkait objek tersebut ke hadapan publik. Adapun saat ini, Pentagon tengah meneliti benda yang diduga sebagai kendaraan makhluk luar angkasa (alien) tersebut melalui lembaga baru, All-domain Anomaly Resolution Office (AARO).
Alasan Angkatan Laut AS ogah merilis video diduga UFO atau fenomena udara tak dikenal (UAP) karena dianggap berdampak pada keamanan nasional. “Ini membahayakan keamanan nasional,” tulis juru bicara Angkatan Laut AS dalam keterangan resminya, dikutip dari Live Science, Senin (12/9/2022).
Baca juga: Sampah Antariksa China Jatuh di Samudera Hindia, Masih ada Ribuan Puing di Luar Angkasa
Pernyataan itu dilontarkan sebagai tanggapan atas permintaan Undang-Undang Kebebasan Informasi/Freedom of Information Act (FOIA) yang diajukan melalui situs The Black Vault kepada Angkatan Laut AS. Adapun Black Vault merupakan situs transparansi milik pemerintah AS yag sebelumnya membagikan ribuan halaman dokumen terkait UFO atas persetujuan Badan Intelijen AS (CIA) dan lembaga pemerintah lainnya.
Permintaan keterbukaan informasi ini diajukan sejak April 2020, satu hari setelah Angkatan Laut AS merilis tiga video yang diambil oleh pilot mereka dan menunjukkan pesawat berteknologi tinggi bergerak secepat kilat dan di luar nalar. Black Vault meminta agar Angkatan Laut saat ini menyerahkan setiap dan semua video lain yang terkait dengan UAP atau UFO tersebut.
“Rilis informasi ini akan membahayakan keamanan nasional karena dapat memberikan informasi berharga kepada musuh mengenai operasi, kerentanan, dan/atau kemampuan Departemen Pertahanan/Angkatan Laut,” ujar Wakil Direktur Kantor Pusat Penerangan Angkatan Laut AS Gregory Cason dalam keterangannya.
Dia menegaskan tidak ada bagian dari video yang dapat dipisahkan untuk dirilis. Cason menambahkan tiga video UAP yang dirilis pada April 2020 karena video tersebut sebelumnya telah bocor ke media dan telah dibahas secara luas di media sosial.
“Angkatan Laut menganggap mungkin untuk secara resmi merilis rekaman itu tanpa merusak keamanan nasional lebih lanjut," tulis Cason.
Namun yang cukup menarik dari pernyataan Cason adalah bahwa Angkatan Laut AS tidak membantah bahwa ada video benda asing yang bergerak di luar akal manusia. Menurut laporan, objek itu tampak tetap diam di atas angin, bergerak melawan angin, bermanuver tiba-tiba atau bergerak dengan kecepatan tinggi, tanpa alat penggerak yang terlihat. Namun demikian, hingga saat ini keberadaan UFO dan alien masih menjadi misteri.
Dari pernyataan itu pula, dapat dipahami bahwa militer AS menilai bahwa benda tidak dikenal itu menjadi ancaman serius. Pada Juni lalu, rapat dengar pendapat publik pertama tentang UFO pun digelar melalui sidang kongres AS.
Sidang ini membahas laporan Pentagon pada Juni 2021 yang mengungkap bahwa pilot Angkatan Laut AS telah melaporkan 144 penampakan UAP sejak 2004. Baru-baru ini, Kementerian Pertahanan AS pun mengumumkan bahwa mereka akan menerima dana federal untuk membuka kantor baru yang berfokus secara eksklusif pada pengelolaan laporan penampakan UFO.
Kantor baru tersebut dinamakan All-domain Anomaly Resolution Office (AARO). Lembaga ini akan dipimpin Sean M. Kirkpatrick, kepala ilmuwan di Pusat Intelijen Rudal dan Antariksa Badan Intelijen Pertahanan.
Dalam keterangan Departemen Keamanan AS pada Juli lalu, kantor ini bertugas sebagai penghubung pusat yang mengumpulkan, menyelidiki, dan mengelola laporan penampakan UFO dari seluruh matra pertahanan. Diantaranya, dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
Editor: Dika Irawan
Alasan Angkatan Laut AS ogah merilis video diduga UFO atau fenomena udara tak dikenal (UAP) karena dianggap berdampak pada keamanan nasional. “Ini membahayakan keamanan nasional,” tulis juru bicara Angkatan Laut AS dalam keterangan resminya, dikutip dari Live Science, Senin (12/9/2022).
Baca juga: Sampah Antariksa China Jatuh di Samudera Hindia, Masih ada Ribuan Puing di Luar Angkasa
Pernyataan itu dilontarkan sebagai tanggapan atas permintaan Undang-Undang Kebebasan Informasi/Freedom of Information Act (FOIA) yang diajukan melalui situs The Black Vault kepada Angkatan Laut AS. Adapun Black Vault merupakan situs transparansi milik pemerintah AS yag sebelumnya membagikan ribuan halaman dokumen terkait UFO atas persetujuan Badan Intelijen AS (CIA) dan lembaga pemerintah lainnya.
Permintaan keterbukaan informasi ini diajukan sejak April 2020, satu hari setelah Angkatan Laut AS merilis tiga video yang diambil oleh pilot mereka dan menunjukkan pesawat berteknologi tinggi bergerak secepat kilat dan di luar nalar. Black Vault meminta agar Angkatan Laut saat ini menyerahkan setiap dan semua video lain yang terkait dengan UAP atau UFO tersebut.
“Rilis informasi ini akan membahayakan keamanan nasional karena dapat memberikan informasi berharga kepada musuh mengenai operasi, kerentanan, dan/atau kemampuan Departemen Pertahanan/Angkatan Laut,” ujar Wakil Direktur Kantor Pusat Penerangan Angkatan Laut AS Gregory Cason dalam keterangannya.
Dia menegaskan tidak ada bagian dari video yang dapat dipisahkan untuk dirilis. Cason menambahkan tiga video UAP yang dirilis pada April 2020 karena video tersebut sebelumnya telah bocor ke media dan telah dibahas secara luas di media sosial.
“Angkatan Laut menganggap mungkin untuk secara resmi merilis rekaman itu tanpa merusak keamanan nasional lebih lanjut," tulis Cason.
Keberadaan UFO Tidak Dibantah
Namun yang cukup menarik dari pernyataan Cason adalah bahwa Angkatan Laut AS tidak membantah bahwa ada video benda asing yang bergerak di luar akal manusia. Menurut laporan, objek itu tampak tetap diam di atas angin, bergerak melawan angin, bermanuver tiba-tiba atau bergerak dengan kecepatan tinggi, tanpa alat penggerak yang terlihat. Namun demikian, hingga saat ini keberadaan UFO dan alien masih menjadi misteri.Dari pernyataan itu pula, dapat dipahami bahwa militer AS menilai bahwa benda tidak dikenal itu menjadi ancaman serius. Pada Juni lalu, rapat dengar pendapat publik pertama tentang UFO pun digelar melalui sidang kongres AS.
Sidang ini membahas laporan Pentagon pada Juni 2021 yang mengungkap bahwa pilot Angkatan Laut AS telah melaporkan 144 penampakan UAP sejak 2004. Baru-baru ini, Kementerian Pertahanan AS pun mengumumkan bahwa mereka akan menerima dana federal untuk membuka kantor baru yang berfokus secara eksklusif pada pengelolaan laporan penampakan UFO.
Kantor baru tersebut dinamakan All-domain Anomaly Resolution Office (AARO). Lembaga ini akan dipimpin Sean M. Kirkpatrick, kepala ilmuwan di Pusat Intelijen Rudal dan Antariksa Badan Intelijen Pertahanan.
Dalam keterangan Departemen Keamanan AS pada Juli lalu, kantor ini bertugas sebagai penghubung pusat yang mengumpulkan, menyelidiki, dan mengelola laporan penampakan UFO dari seluruh matra pertahanan. Diantaranya, dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.