Selama Januari-Juli 2022, Pengunjung di Empat Kebun Raya Ini Mencapai 1,4 Juta Jiwa
22 August 2022 |
18:07 WIB
Seiring meredanya pandemi Covid-19, minat masyarakat untuk berwisata juga semakin meningkat. Hal ini tentunya membuat pendapatan di sektor pariwisata juga mengalami pertumbuhan yang positif. Empat kebun raya yang dikelola oleh PT Mitra Natura Raya (MNR) dilaporkan mencatatkan jumlah pengunjung sebanyak 1,4 juta pengunjung selama periode Januari-Juli 2022.
Keempat kebun raya tersebut yakni Kebun Raya Bogor & Kebun Raya Cibodas (Jawa Barat), Kebun Raya Purwodadi (Pasuruan, Jawa Timur) dan Kebun Raya Eka Karya (Bali).
"Kami bersyukur masyarakat sudah mulai kembali datang di empat kebun raya yang kami kelola ini. Pemulihan ekonomi yang positif serta keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan pandemi Covid-19 telah mendorong aktivitas di 4 kebun raya terus meningkat,” kata M. Bayu Sumarijanto, Direktur Marketing dan revenue PT Mitra Natura Raya dalam keterangannya, Senin (22/8/2022).
Baca juga: 5 Rekomendasi Destinasi Staycation di Sentul, Kawasan Wisata Alternatif Bogor
Bayu juga mengatakan jumlah pengunjung dari kalangan anak muda ke kebun raya meningkat selama dua tahun terakhir. Hal ini salah satunya disebabkan karena peran media sosial sebagai sarana penyebaran informasi yang lebih masif dan meluas. Selain itu, pihak pengelola juga kerap menyuguhkan edukasi tentang kekayaan flora di kebun raya.
"Generasi muda yang jumlahnya sangat besar ini punya karakteristik dan cara berkomunikasi berbeda dibandingkan generasi sebelumnya. Karena itu, kami melakukan sejumlah terobosan dan program agar kaum muda yang datang ke kebun raya tidak sekadar wisata, tapi juga mendapatkan banyak informasi tentang keilmuan. Selama ini hampir 90 persen pengunjung yang datang baru untuk berwisata," jelasnya.
Sebagai bagian dari komitmen awal, Bayu menjelaskan pihaknya berusaha untuk menjadikan kebun raya sebagai sarana wisata dan edukasi dengan standar layanan terbaik. Selain itu, PT MNR juga mendukung BRIN untuk menjalankan fungsi konservasi, penelitian dan jasa lingkungan dari kebun raya.
Beberapa inisiatif yang telah dilakukan oleh PT MNR diantaranya adalah perbaikan dalam pengelolaan tiket masuk kebun raya dengan menerapkan sistem elektronik, dari yang sebelumnya menggunakan cara konvensional (manual).
Seperti diketahui, saat ini tiket masuk ke kebun raya dilakukan secara terintegrasi dan penjualannya dilakukan secara daring melalui laman www.kebunraya.id.
"Digitalisasi penjualan tiket menjadi salah satu upaya yang kami lakukan agar setiap pengunjung punya standar yang sama ketika ingin masuk ke kebun raya. Bagi kami pengelola, ticketing ini menjadi salah satu parameter tentang akuntabilitas pengelolaan kebun raya,” kata Bayu.
Dari sisi fasilitas, lanjut Bayu, sebanyak 18 toilet umum yang ada di kebun raya juga sudah dibenahi. Kini, tidak ada lagi pungutan toilet dalam upaya meningkatkan fungsi pelayanan publik di empat kebun raya.
Terhadap aset-aset tumbuhan, PT MNR juga telah melakukan revitalisasi sejumlah taman tematik agar dapat memanjakan kebutuhan pengunjung di kebun raya. Tak hanya itu, pihak pengelola juga menggandeng UMKM, penampilan budayawan lokal, dan ilustrator terbaik di Indonesia untuk bekerja sama dalam mengembangkan merchandise, yang diharapkan dapat menggerakan roda perekonomian di sekitar kebun raya.
Sejak 2021, pihak pengelola bersama mitranya telah membuat empat taman tematik, yakni Taman Anggrek Hitam, Rumah Kaca Nepenthes, Taman Kopi, dan Taman Durian. Pengelola juga melakukan revitalisasi di taman-taman yang sudah ada seperti Griya Anggrek, Taman Meksiko, Taman Akuatik serta Taman Obat & Orchidarium.
Tak hanya itu, untuk meningkatkan edukasi di kebun raya, perusahaan juga menambahkan QR Code--semacam KTP tumbuhan-terhadap informasi tanaman yang ada di taman-taman tersebut sehingga memudahkan dalam akses informasi oleh pengunjung.
Salah satu inisiatif yang juga dilakukan oleh pihak pengelola adalah menghadirkan sarana edukasi Glow di Kebun Raya Bogor dengan luasan yang terbatas hanya 3 persen dari kebun raya.
Bayu menjelaskan konsep edukasi tersebut sudah lebih dulu diterapkan di berbagai kebun raya di sejumlah negara seperti Kew Garden-Inggris, Desert Botanical Garden-Arizona, dan Fairchild Tropical Botanic Garden-Amerika.
Baca juga: Nikmati Hamparan Perkebunan Teh di Desa Wisata Tugu Selatan, Bogor
Meski terinspirasi dari beberapa kebun ray mancanegara, Bayu memastikan kehadiran sarana edukasi Glow di Kebun Raya Bogor juga disesuaikan dengan kearifan budaya lokal serta tidak mengganggu fungsi kebun raya lainnya.
“Setiap program baru yang ada di kebun raya sudah mendapatkan persetujuan dari BRIN dan didukung oleh riset ilmiah. Kami berharap, sarana edukasi Glow dapat menjadi tujuan wisata sekaligus edukasi terbaik di Indonesia, sehingga tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri,” imbuh Bayu.
Editor: Dika Irawan
Keempat kebun raya tersebut yakni Kebun Raya Bogor & Kebun Raya Cibodas (Jawa Barat), Kebun Raya Purwodadi (Pasuruan, Jawa Timur) dan Kebun Raya Eka Karya (Bali).
"Kami bersyukur masyarakat sudah mulai kembali datang di empat kebun raya yang kami kelola ini. Pemulihan ekonomi yang positif serta keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan pandemi Covid-19 telah mendorong aktivitas di 4 kebun raya terus meningkat,” kata M. Bayu Sumarijanto, Direktur Marketing dan revenue PT Mitra Natura Raya dalam keterangannya, Senin (22/8/2022).
Baca juga: 5 Rekomendasi Destinasi Staycation di Sentul, Kawasan Wisata Alternatif Bogor
Bayu juga mengatakan jumlah pengunjung dari kalangan anak muda ke kebun raya meningkat selama dua tahun terakhir. Hal ini salah satunya disebabkan karena peran media sosial sebagai sarana penyebaran informasi yang lebih masif dan meluas. Selain itu, pihak pengelola juga kerap menyuguhkan edukasi tentang kekayaan flora di kebun raya.
"Generasi muda yang jumlahnya sangat besar ini punya karakteristik dan cara berkomunikasi berbeda dibandingkan generasi sebelumnya. Karena itu, kami melakukan sejumlah terobosan dan program agar kaum muda yang datang ke kebun raya tidak sekadar wisata, tapi juga mendapatkan banyak informasi tentang keilmuan. Selama ini hampir 90 persen pengunjung yang datang baru untuk berwisata," jelasnya.
Terus Optimalisasi & Inovasi
Lebih lanjut, Bayu mengatakan banyak tantangan yang harus dihadapi pihaknya dalam mengelola 4 kebun raya, terlebih di masa pandemi. Meski begitu, sesuai dengan komitmen dan tanggung jawab terhadap kepercayaan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kepada PT MNR untuk mengelola 4 kebun raya, perusahaan terus melakukan berbagai optimalisasi dan inisiatif.Sebagai bagian dari komitmen awal, Bayu menjelaskan pihaknya berusaha untuk menjadikan kebun raya sebagai sarana wisata dan edukasi dengan standar layanan terbaik. Selain itu, PT MNR juga mendukung BRIN untuk menjalankan fungsi konservasi, penelitian dan jasa lingkungan dari kebun raya.
Beberapa inisiatif yang telah dilakukan oleh PT MNR diantaranya adalah perbaikan dalam pengelolaan tiket masuk kebun raya dengan menerapkan sistem elektronik, dari yang sebelumnya menggunakan cara konvensional (manual).
Seperti diketahui, saat ini tiket masuk ke kebun raya dilakukan secara terintegrasi dan penjualannya dilakukan secara daring melalui laman www.kebunraya.id.
"Digitalisasi penjualan tiket menjadi salah satu upaya yang kami lakukan agar setiap pengunjung punya standar yang sama ketika ingin masuk ke kebun raya. Bagi kami pengelola, ticketing ini menjadi salah satu parameter tentang akuntabilitas pengelolaan kebun raya,” kata Bayu.
Dari sisi fasilitas, lanjut Bayu, sebanyak 18 toilet umum yang ada di kebun raya juga sudah dibenahi. Kini, tidak ada lagi pungutan toilet dalam upaya meningkatkan fungsi pelayanan publik di empat kebun raya.
Terhadap aset-aset tumbuhan, PT MNR juga telah melakukan revitalisasi sejumlah taman tematik agar dapat memanjakan kebutuhan pengunjung di kebun raya. Tak hanya itu, pihak pengelola juga menggandeng UMKM, penampilan budayawan lokal, dan ilustrator terbaik di Indonesia untuk bekerja sama dalam mengembangkan merchandise, yang diharapkan dapat menggerakan roda perekonomian di sekitar kebun raya.
Sejak 2021, pihak pengelola bersama mitranya telah membuat empat taman tematik, yakni Taman Anggrek Hitam, Rumah Kaca Nepenthes, Taman Kopi, dan Taman Durian. Pengelola juga melakukan revitalisasi di taman-taman yang sudah ada seperti Griya Anggrek, Taman Meksiko, Taman Akuatik serta Taman Obat & Orchidarium.
Tak hanya itu, untuk meningkatkan edukasi di kebun raya, perusahaan juga menambahkan QR Code--semacam KTP tumbuhan-terhadap informasi tanaman yang ada di taman-taman tersebut sehingga memudahkan dalam akses informasi oleh pengunjung.
Salah satu inisiatif yang juga dilakukan oleh pihak pengelola adalah menghadirkan sarana edukasi Glow di Kebun Raya Bogor dengan luasan yang terbatas hanya 3 persen dari kebun raya.
Bayu menjelaskan konsep edukasi tersebut sudah lebih dulu diterapkan di berbagai kebun raya di sejumlah negara seperti Kew Garden-Inggris, Desert Botanical Garden-Arizona, dan Fairchild Tropical Botanic Garden-Amerika.
Baca juga: Nikmati Hamparan Perkebunan Teh di Desa Wisata Tugu Selatan, Bogor
Meski terinspirasi dari beberapa kebun ray mancanegara, Bayu memastikan kehadiran sarana edukasi Glow di Kebun Raya Bogor juga disesuaikan dengan kearifan budaya lokal serta tidak mengganggu fungsi kebun raya lainnya.
“Setiap program baru yang ada di kebun raya sudah mendapatkan persetujuan dari BRIN dan didukung oleh riset ilmiah. Kami berharap, sarana edukasi Glow dapat menjadi tujuan wisata sekaligus edukasi terbaik di Indonesia, sehingga tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri,” imbuh Bayu.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.