Ini 7 Tantangan Sektor Kesehatan di Indonesia Menurut Mantan Pejabat WHO
17 August 2022 |
21:00 WIB
Indonesia memperingati hari jadinya yang ke-77. Namun pada usia tersebut, negara ini masih menghadapi berbagai macam tantangan, termasuk di dalamnya di bidang kesehatan. Apalagi setelah dunia dilanda pandemi Covid-19, isu kesehatan menjadi sorotan berbagai kalangan masyarakat yang menjadi prioritas bersama.
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama menyebut setidaknya ada tujuh tantangan kesehatan yang dihadapi pemerintah Indonesia. Yuk simak apa saja tantangan Indonesia di sektor kesehatan.
Oleh karena itu, Tjandra menyarankan adanya pembenahan mulai dari perpajakan alat kesehatan, sarana dan prasarana, serta ketersediaan dan pemerataan tenaga kesehatan yang bermutu.
“Angka tuberkulosis kita masih tinggi, juga masih raturan kabupaten yang belum bebas malaria. Jelaslah perlu ada prioritas kegiatan dan sumber daya untuk pencapaian target SDG 2030 demi kesehatan dan kesejahteraan bangsa,” tegas Tjandra.
Editor: Fajar Sidik
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama menyebut setidaknya ada tujuh tantangan kesehatan yang dihadapi pemerintah Indonesia. Yuk simak apa saja tantangan Indonesia di sektor kesehatan.
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat.
Pemerintah harus terus berupaya bagaimana meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memberi prioritas penting bagi kesehatan. “Kita semua harus menyadari, health is not everything, but without health everything is nothing,” ujarnya melalui pesan singkat, Rabu (17/8/2022).2. Kesiapan fasilitas dan jumlah dokter.
Lalu, bagaimana menjamin tersedianya pelayanan kesehatan primer, utamanya untuk menjaga yang sehat agar tetap sehat. Walaupun sejak sebelum 1980 Indonesia sudah mempunyai Puskesmas di semua kecamatan, namun kini 5.498 dari 10.373 Puskesmas (53 persen) belum memiliki sembilan jenis tenaga kesehatan sesuai standar, dan 586 Puskesmas belum memiliki tenaga dokter.3. Mutu pelayanan.
Ketiga adalah peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit. Dia menyebut tidak sedikit pasien yang berobat ke luar negeri lantaran menilai kualitas layanan RS dalam negeri kurang mumpuni. Tjandra mengatakan, lebih dari Rp110 triliun uang pasien mengalir ke luar negeri setiap tahunnya.Oleh karena itu, Tjandra menyarankan adanya pembenahan mulai dari perpajakan alat kesehatan, sarana dan prasarana, serta ketersediaan dan pemerataan tenaga kesehatan yang bermutu.
4. Kesiapsiagaan menghadapi wabah baru.
Tantangan keempat adalah penanggulangan pandemi Covid-19 saat ini, dan bersiap menghadapi kemungkinan masalah keamanan kesehatan di masa depan. “Termasuk kemungkinan wabah dan pandemi lagi,” imbuhnya.5. Advokasi dan koordinasi.
Perlunya advokasi dan koordinasi karena masalah kesehatan tidak akan diselesaikan oleh sektor kesehatan semata. Salah satu contoh nyata menurutnya adalah penerapan pendekatan “One Health”. Yakni berupa pendekatan kolaboratif dalam pelayanan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan yang dilaksanakan secara terpadu lintas sektor dan tentu juga bersama masyarakat.6. Kerja keras mencapai SDG.
Diperlukan upaya ekstra keras untuk mencapai goal SDG, yaitu mencapai kehidupan sehat dan sejahtera pada 2030. Salah targetnya adalah mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, memerangi hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular lainnya pada 2030.“Angka tuberkulosis kita masih tinggi, juga masih raturan kabupaten yang belum bebas malaria. Jelaslah perlu ada prioritas kegiatan dan sumber daya untuk pencapaian target SDG 2030 demi kesehatan dan kesejahteraan bangsa,” tegas Tjandra.
7. Berperan aktif terhadap masalah kesehatan dunia.
Tantangan terakhir adalah peran Indonesia dalam kesehatan dunia. Sumbangsih Indonesia untuk kesehatan dunia menurutnya perlu terus ditingkatkan, baik dengan mengacu pada pengalaman menangani masalah kesehatan yang beragam, hasil penelitian anak negeri, dan juga dengan kepakaran serta pengalaman panjang.Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.