Rona Roma Menyambut Liburan Musim Panas
28 June 2022 |
01:30 WIB
Berwisata ke Kota Roma, Italia, pada saat liburan musim panas memberi kesan tak terlupakan. Banyak pelancong dari mancanegara tumpah ruah di kota terpadat keempat dan salah satu ikon utama di Eropa ini. Wajar saja, daya tarik Ibu Kota Italia ini tidak cuma pesona kotanya. Namun juga kuliner, pusat belanja, seni budaya, bahkan sisi historisnya.
Biasanya, pada musim panas, antara Juni—September, suhu udara di kota yang juga berjuluk kota abadi ini bisa mencapai 81—87 derajat Fahrenheit atau sekitar 27—30 derajat Celsius, bahkan saat sedang terik-teriknya, suhu udara musim panas bisa mencapai 95 derajat Fahrenheit atau sekitar 35 derajat Celsius.
Meskipun panas menyengat, di jalan-jalan utama penjuru kota orang-orang melangkah cepat dan semangat. Sebagian dari mereka adalah turis yang berbondong-bondong rela antre dalam barisan-barisan grup tur untuk mendapat giliran masuk ke spot-spot wisata di kota itu.
Ya, sering kita dengar ungkapan Roma tidak dibangun dalam semalam. Tentu saja sayang jika ke Roma melewatkan waktu untuk menyambangi Colosseum, kapel Sistina atau ‘istana’ Basilika meskipun kunjungan wisatanya ramai dan padat.
Jangan khawatir, jika Anda mengunjungi Colosseum, di sana tersedia pilihan yaitu mengantre tiket atau jalur bebas antre, tentu dengan bantuan tourist guide.
Sejenak, Genhype boleh jadi membayangkan arena itu pada masa silam kala pertarungan antara gladiator panggung dengan hewan buas digelar dan disaksikan kaisar Romawi, sebelum akhirnya atraksi itu dilarang pada tahun 438 Masehi.
Monumen berarsitektur kompleks dan menjadi menginspirasi model stadion olahraga ini bersama Museum Vatikan merupakan dua situs warisan pusaka dunia yang paling banyak dikunjungi wisatawan di Roma dengan menerima kunjungan jutaan turis per tahun.
Tidak heran jika pada saat musim puncak, seperti liburan musim panas, antrean pengunjung mengular panjang. Ini bukan saja di Colosseum, tetapi juga di lokasi lainnya seperti Museum Vatikan dan kapel Sistine serta bangunan gereja Basilika St Peter yang memiliki lapangan yang dalam bahasa Italia populer disebut Piazza San Pietro. Di sebagian lapangan ini disiapkan kursi-kursi yang dijajar rapi untuk kebaktian.
Kunjungan ke Roma juga akan berkesan bila sempat mengeksplorasi museum Vatikan. Dari Colosseum ke Vatikan atau ke lokasi lain untuk tujuan belanja, mengunjungi galeri, menjelajahi sisi-sisi kota ataupun kembali ke hotel tersedia moda transportasi kota seperti bus, bus pariwisata, trem, Metro hingga taksi baik taksi konvensional maupun taksi online seperti Uber.
Editor: Roni Yunianto
Biasanya, pada musim panas, antara Juni—September, suhu udara di kota yang juga berjuluk kota abadi ini bisa mencapai 81—87 derajat Fahrenheit atau sekitar 27—30 derajat Celsius, bahkan saat sedang terik-teriknya, suhu udara musim panas bisa mencapai 95 derajat Fahrenheit atau sekitar 35 derajat Celsius.
Meskipun panas menyengat, di jalan-jalan utama penjuru kota orang-orang melangkah cepat dan semangat. Sebagian dari mereka adalah turis yang berbondong-bondong rela antre dalam barisan-barisan grup tur untuk mendapat giliran masuk ke spot-spot wisata di kota itu.
Ya, sering kita dengar ungkapan Roma tidak dibangun dalam semalam. Tentu saja sayang jika ke Roma melewatkan waktu untuk menyambangi Colosseum, kapel Sistina atau ‘istana’ Basilika meskipun kunjungan wisatanya ramai dan padat.
Jangan khawatir, jika Anda mengunjungi Colosseum, di sana tersedia pilihan yaitu mengantre tiket atau jalur bebas antre, tentu dengan bantuan tourist guide.
Mengunjungi Colosseum
Colosseum merupakan amphitheatre paling megah dan terkenal dalam sejarah dan budaya Roma. Bangunan yang menyajikan pemandangan arena interior ini mulai dibangun pada masa kaisar Vespasian dari dinasti Flavian pada tahun 72 Masehi dan kemudian diselesaikan putranya Titus pada tahun 80 Masehi.Colloseum (Sumber gambar: Unsplash/Sonya Brady)
Sejenak, Genhype boleh jadi membayangkan arena itu pada masa silam kala pertarungan antara gladiator panggung dengan hewan buas digelar dan disaksikan kaisar Romawi, sebelum akhirnya atraksi itu dilarang pada tahun 438 Masehi.
Monumen berarsitektur kompleks dan menjadi menginspirasi model stadion olahraga ini bersama Museum Vatikan merupakan dua situs warisan pusaka dunia yang paling banyak dikunjungi wisatawan di Roma dengan menerima kunjungan jutaan turis per tahun.
Tidak heran jika pada saat musim puncak, seperti liburan musim panas, antrean pengunjung mengular panjang. Ini bukan saja di Colosseum, tetapi juga di lokasi lainnya seperti Museum Vatikan dan kapel Sistine serta bangunan gereja Basilika St Peter yang memiliki lapangan yang dalam bahasa Italia populer disebut Piazza San Pietro. Di sebagian lapangan ini disiapkan kursi-kursi yang dijajar rapi untuk kebaktian.
Sisi Vatikan, Roma, Italia (Sumber gambar: Unsplash/Arnold Straub)
Kunjungan ke Roma juga akan berkesan bila sempat mengeksplorasi museum Vatikan. Dari Colosseum ke Vatikan atau ke lokasi lain untuk tujuan belanja, mengunjungi galeri, menjelajahi sisi-sisi kota ataupun kembali ke hotel tersedia moda transportasi kota seperti bus, bus pariwisata, trem, Metro hingga taksi baik taksi konvensional maupun taksi online seperti Uber.
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.