Ilustrasi bekerja (Sumber gambar: Unsplash/Magnet.me)

Ini Yang Perlu Dilakukan Ketika Istri Resign dari Kantor

30 June 2022   |   14:46 WIB

Ketika istri ikut andil sebagai pencari nafkah untuk keluarganya, tentunya membutuhkan  pertimbangan yang matang  bila ingin berhenti bekerja.  Berbagai kekhawatiran biasanya muncul sebelum keputusan tersebut benar-benar diambil.  

Bagaimana pun, hilangnya pemasukan dari salah satu pencari nafkah tentu  akan berpengaruh signifikan terhadap  keuangan keluarga.  Namun, risiko pengeluaran yang  bertambah sedangkan pemasukan  berkurang, sebenarnya bukan  masalah jika suami dan istri bisa  merencanakannya dengan baik. 

Mengutip Bisnis Indonesia Weekend edisi 22 Oktober 2017, terdapat satu faktor  yang bisa menentukan kondisi keuangan  keluarga Anda akan tetap baik-baik saja  atau justru akan gonjang-ganjing ketika  istri pensiun dini.   Faktor tersebut adalah disposable income, yakni sisa dari total penghasilan istri dan suami yang dikurangi total pengeluaran.  

Baca juga: Ini 8 Pos Keuangan Ideal untuk Pasangan Muda, Harus Kompak Ya!

Nah, apabila disposable income lebih atau  sama besar dengan gaji istri, maka tidak  perlu khawatir. Artinya pengeluaran keluarga sejauh ini akan tertutup meski hanya dengan gaji suami saja. Di sisi lain, ketika disposable income lebih kecil dibandingkan dengan total pengeluaran, bisa menjadi masala. 

Namun, jangan panik. Ada tiga hal yang bisa Anda siapkan sebelum istri berhenti bekerja. 
 

1. Dana Darurat Mesti Didobel

Anda harus ingat bahwa pengeluaran tidak hanya terjadi secara bulanan, tetapi juga tahunan. Misalnya,  asuransi, pajak mobil, atau uang masuk  sekolah anak juga perlu dipersiapkan  dengan baik. Aakar menyebutkan, dana darurat perlu dipersiapkan sebesar dua hingga lima kali lebih besar dari sebelumnya,  terutama ketika pensiun dini ini  dilakukan pada usia 45 tahun ke atas.  Hal tersebut untuk menghadapi risiko masalah kesehatan.
 

2. Awas Utang

Pastikan utang tetap sehat,  yakni maksimal adalah 30?ri gaji  suami. Jika setelah istri keluar dari  pekerjaan dan rasio utang timpang  dengan pendapatan dan pengeluaran,  maka perlu dilakukan restrukturisasi  utang. Anda harus mengumpulkan  dana dulu untuk  mempercepat pelunasan  atau top up ke bank  sehingga cicilan bisa  diperkecil.
 

3. Bujet Khusus

Persiapan berikutnya butuh  upaya lebih keras, yakni  perlu ada bujet khusus yang  dinamakan post power syndrome  cost. Biaya ini diperlukan untuk  memenuhi kebutuhan akibat keluar  dari pekerjaan. Biaya ini bisa digunakan untuk  pengeluaran, seperti  membangun usaha  baru, liburan,  atau yang  lainnya.  Dana  ini harus dipersiapkan jauh-jauh hari  sebelum istri pensiun dini. 
 

4. Lakukan Penyesuaian

Perlu diingat pula bahwa banyak yang berpikir jika  orang berhenti  kerja,  pengeluaran akan turun. Padahal,  orang yang biasanya sibuk, akan stres  kalau tidak kerja. Untuk menghindari stres,  biasanya perempuan ingin melakukan  banyak hal. Ikut kelas yoga, perawatan  di salon, bereksperimen memasak  menu baru, dan lainnya. 

Hal tersebut  tentu akan membuat pengeluaran  membengkak.  Ditambah lagi dengan kebiasaan wanita bekerja yang banyak  membelanjakan uangnya saat akhir  pekan ketimbang wanita tidak bekerja  akibat alasan balas dendam setelah lelah  bekerja. 

Oleh karena itu, wanita harus  melakukan penyesuaian setelah tidak lagi bekerja. Di sisi lain, bagi para suami, tentunya  akan lebih baik jika suami bisa  memaksimalkan kariernya, sehingga antara beban  dan pendapatan semakin  seimbang. Wanita yang hendak  berhenti kerja bukan  keputusan yang salah.  

Asalkan, pondasi  keuangan keluarga  sudah aman.  Namun, kalau cicilan  masih banyak dan dana  investasi masih dicicil sedikit,  lebih baik berpikir dulu sebelum  berhenti kerja. 

Editor: Dika Irawan
 

SEBELUMNYA

ViewSonic Hadirkan Lamp Free LED Proyektor Generasi Ke-3, Begini Kelebihannya 

BERIKUTNYA

Lindungi Paru-Paru Kalian, Begini Cara Menjaganya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: