Tari Merak Pusbita Sari 1992. (Sumber gambar: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan/Irawati Durban)

Terkenal Hingga Mancanegara, Yuk Ketahui Sejarah Tari Merak

17 June 2022   |   19:25 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Tari Merak merupakan tarian tradisional kreasi baru tanah Pasundan yang diciptakan oleh Raden Tjetjep Somantri pada tahun 1950 dan diciptakan kembali oleh Irawati Durban pada tahun 1965. Sesuai dengan namanya, tarian ini terinspirasi dari keanggunan gerak dan warna-warninya. ekor burung merak.

Banyak orang keliru mengira tarian merak ini menceritakan tentang kehidupan dan kegembiraan burung merak betina, padahal tarian ini menceritakan tentang pesona merak jantan yang terkenal.

Dilansir dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Tari Merak merupakan salah satu warisan budaya tak benda (WBTB) Indonesia. Berdasarkan deskripsi yang tercantum dalam laman Kemdikbudristek, tari merak merupakan jenis tarian yang menggambarkan dan melambangkan gerakan dari sebuah burung merak.

(Baca juga: Kisah Kasih Ibu yang Menguras Emosi dalam Seni Tari Randai)

Dalam praktiknya, tari ini diperankan oleh seorang atau beberapa orang dengan memakai selendang yang diikatkan di  pinggang. Saat selendang dibentangkan, siluetnya akan menyerupai sayap burung merak ketika sedang mengembang. Tidak hanya itu, penari juga memakai mahkota berbentuk kepala burung merak.

Tarian ini menggambarkan kehidupan burung merak yang memiliki keanggunan, keindahan, dan kelincahan gerak. “Tarian merak ini sangat populer di daerah tanah Jawa, khususnya Jawa Barat sebagai tarian kreasi baru,” demikian tertulis dalam situs Kemdikbudristek.

Dilansir oleh bandung.go.id, Raden Tjetje Soemantri adalah pencipta Tari Merak pada 1950an. Seniman dan koreografer ini pada mulanya menciptakan mari Merak untuk menghibur para delegasi Konferensi Asia Afrika dalam acara resepsi di Bandung pada 1955.

Tari merak karya Tjeje sudah dipertunjukan sebanyak lima  kali sejak diciptakan yakni dalam kegiatan KAA pada 1955 di Gedung Pakuan dan Hotel Orient, Bandung, saat menyambut kedatangan Presiden Uni Soviet Voroshilof pada 1957, dan sebagainya. 

Tari merak kemudian mendapatkan penyempurnaan dari Irawati Durban yang merupakan murid Tjeje, sepeninggalannya pada 1963. Irawati mengolah kembali struktur koreografi dari tari merak yang menjadi populer hingga saat ini.

Tari merak biasa ditarikan oleh perempuan dengan mengenakan busana yang sangat glamor, estetis, eksotis, serta komposisi kinestetiknya. Hal ini membuat Tari Merak sunda memiliki daya pikat tersendiri penari dan penonton. Untuk memeriahkan penampilan, musik tradisional gending macan ucul akan mengiringi setiap gerakan penari merak.

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Waspada Gaes, Virus Ramsay Hunt Bisa Menular, Ini yang Perlu Diwaspadai

BERIKUTNYA

3 Kita Mudah Untuk Hidup Sehat

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: