Degradasi lahan adalah proses penurunan produktivitas lahan, baik yang sifatnya sementara maupun tetap (Sumber gambar: Laman resmi PBB)

Hari Penanggulangan Degradasi Lahan & Kekeringan, Ajak Masyarakat Peduli Bahaya Degradasi

17 June 2022   |   16:03 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

World Day to Combat Desertification (WDCD) atau Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan Sedunia diperingati pada 17 Juni setiap tahunnya. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia tentang masalah degradasi lahan.

Degradasi lahan adalah proses penurunan produktivitas lahan, baik yang sifatnya sementara maupun tetap. Lahan terdegradasi dalam definisi lain sering disebut sebagai lahan yang tidak produktif, lahan kritis atau lahan tidur yang dibiarkan terlantar tidak digarap.

Beberapa faktor utama degradasi lahan disebabkan oleh aktivitas manusia dan variasi iklim. Degradasi terjadi karena ekosistem lahan kering, yang mencakup lebih dari sepertiga luas daratan dunia, sangat rentan terhadap eksploitasi berlebihan dan penggunaan lahan yang tidak tepat.

Baca juga5 Film & Serial Dokumenter untuk Rayakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Kemiskinan, ketidakstabilan politik, penggundulan hutan, eksploitasi lahan dan praktik irigasi yang buruk semuanya dapat merusak produktivitas lahan. Ketika tanah terdegradasi dan tidak produktif, ekosistem alam pun memburuk dan berubah. Dengan demikian, emisi gas rumah kaca meningkat dan keanekaragaman hayati berkurang. 
 

Halima Bouchouicha

ahun ini, Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan Sedunia mengangkat tema ‘Rising Up from Drought Together’ atau bangkit bersama dari kekeringan (Sumber gambar: Halima Bouchouicha/Unsplash)


Tahun ini, Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan Sedunia mengangkat tema Rising Up from Drought Together atau bangkit bersama dari kekeringan. Hal ini digaungkan untuk menekankan perlunya tindakan dini untuk menghindari konsekuensi bencana bagi umat manusia dan ekosistem planet.

Baca jugaHari Sepeda Sedunia, Simak Sejarahnya & Pentingnya Bersepeda

Melansir dari laman resmi PBB, kekeringan merupakan salah satu ancaman terbesar bagi pembangunan berkelanjutan, terutama di negara berkembang. Ancaman ini juga tak terelakkan di negara maju seiring dengan jumlah kekeringan yang kian meningkat.

PBB memperkirakan bahwa pada 2050, kekeringan dapat mempengaruhi lebih dari tiga perempat populasi dunia. Menurut laporan World Meteorological Organization (WMO) pada 2021, jumlah dan durasi kekeringan meningkat 29 persen sejak tahun 2020, dibandingkan dengan dua dekade sebelumnya.

Kondisi ini ditandai dengan laporan yang menyebut bahwa sebanyak 2,3 miliar orang sudah menghadapi krisis air bersih, yang merupakan suatu persoalan besar.  UNICEF juga memperkirakan bahwa akan semakin banyak orang yang tinggal di daerah dengan kondisi kekurangan air yang ekstrem. 

“Satu dari empat anak di dunia akan mengalami kekurangan air bersih pada 2040. Tidak ada negara yang kebal terhadap kekeringan,” tulis UNICEF.


Kondisi lahan kritis di Indonesia

Pada 2020, Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan RI (KLHK) menyebut bahwa ada sebanyak 14 juta hektare lahan kritis di Indonesia. Lahan kritis ini akibat degradasi lahan berupa pengurangan status lahan  secara fisik, kimia ataupun biologi sehingga menurunkan kapasitas produksi.

Beberapa faktor yang menyebabkan kondisi tersebut di antaranya berkurangnya lahan basah, perluasan lahan pertanian subsisten, perluasan lahan industri tidak ramah lingkungan dan dinamika penggunaan lahan.

Akibat degradasi lahan ini, berbagai isu harus dihadapi diantaranya musim kemarau panjang atau kekeringan, minimnya persiapan air ke dalam tanah dan kekurangan sumber daya air. Berbagai upaya yang  dilakukan diantaranya pembuatan hujan buatan, pembuatan sumur resapan dan menghidupkan mata air dengan kegiatan penanaman di sekitar sumber mata air.


Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Yuk, Cobain Sepatu Asics yang Pas dipakai untuk Semua Kegiatan

BERIKUTNYA

Bukan Es Krim, Ternyata Ini Dessert yang Paling diminati Masyarakat Indonesia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: