Joji, YouTuber Komedi yang Sukses Jadi Musisi Barisan Patah Hati

Setelah 2 tahun tak mengeluarkan karya, solois asal Jepang, Joji, menjadi perbincangan warganet di media sosial berkat single terbarunya berjudul Glimpse of Us. Lagu bernada patah hati tersebut dinilai sukses menyampaikan pesan galau tentang seseorang yang gagal move on dengan mantan kekasihnya.

Lagu yang baru dirilis pada 10 Juni 2022 itu pun dengan cepat melesat ke puncak tangga lagu Spotify USA. Sampai saat ini, lagu Glimpse of Us telah didengarkan sebanyak lebih dari 18 juta kali di Spotify.

Glimpse of Us bukan satu-satunya balada yang dirilis Joji. Sebelumnya, dia juga sukses membuat lagu-lagu dengan lirik patah hati yang berhasil menyayat banyak pendengarnya. Lantas, siapakah sosok Joji sebenarnya?

Baca juga: Viral di Twitter, Begini Makna Lagu Glimpse of Us dari Joji yang Bikin Gagal Move On!

Joji adalah penyanyi, penulis lagu sekaligus produser musik asal Jepang yang memiliki nama lengkap George Kusunoki Miller. Sebelum dikenal menjadi musisi, pria berusia 29 tahun ini lebih dulu dikenal sebagai YouTuber dengan konten-konten yang konyol. 

Saat aktif menjadi YouTuber, Joji berperan sebagai dua karakter sekaligus yakni Filthy Frank dan Pink Guy. Filthy Frank merupakan sosok pria paruh baya berkacamata yang kerap menyampaikan humornya lewat kata-kata yang kasar. Dia mengunggah konten-kontennya melalui kanal YouTube TVFilthyFrank.

Sementara itu, pada karakter Pink Guy, Joji kerap membuat konten berisikan tingkah yang konyol menggunakan kostum lycra berwarna pink. Karakter ini ditampilkan sebagai seorang rapper. Pada 2017, Pink guy merilis album bertajuk Pink Season yang menampilkan beberapa lagu dengan lirik yang jorok.

Salah satu konten komedinya yang sempat viral adalah tarian Harlem Shake yang melejit pada 2017. Tarian konyol itu dipopulerkan oleh Pink Guy melalui kanal YouTube DizastaMusic.
 

Fokus Bermusik

Berhasil menapaki karier sebagai YouTuber komedi, Joji memutuskan untuk meninggalkannya dan memilih fokus berkarier di dunia musik. Sebelum benar-benar berhenti sebagai komedian, dalam sebuah unggahan di akun Twitternya pada Desember 2017, dia sempat membeberkan alasannya berhenti sebagai YouTuber.

Joji mengaku mengalami masalah serius pada bagian otaknya yang menyebabkan dia kejang-kejang ketika mengalami stres berat. Namun, sampai saat ini, pelantun lagu Will He itu masih merahasiakan apa penyakit yang dideritanya.

Untuk mewujudkan keinginannya fokus berkarier musik, Joji akhirnya bergabung dengan 88rising, label musik yang memiliki visi mendukung para musisi Asia bisa berkarier di Amerika Serikat. Dengan 88rising, Joji mulai menapaki kariernya sebagai solois.

Baca juga: Selain Glimpse of Us, Ini 5 Lagu Patah Hati dari Joji yang Bikin Ambyar!

Dengan 88rising, Joji diberikan ruang untuk membuat karya musik yang memang dia inginkan. Solois berdarah Jepang-Australia ini disebut sebagai musisi yang memiliki keunikan tersendiri, yakni kerap memproduksi lagu yang mengutamakan kedalaman suasana hati.

Joji kerap merilis lagu-lagu yang bernuansa muram dan kelam, sampai-sampai dia dijuluki sebagai sad boy. Lirik-lirik bertema nihilisme berpadu dengan romantisme remaja mendominasi lagu-lagu Joji. Meski cukup cryptic, karya-karyanya justru terkesan berelegi.

Berkat karakter uniknya tersebut, lagu-lagu Joji pun perlahan mulai memiliki banyak penikmat. Album debutnya, Ballads1 (2017), berhasil bertengger di puncak tangga lagu R&B Amerika, begitupun dengan single keduanya, Slow Dancing in the Dark, yang berhasil mengantongi predikat platinum.

Sepanjang kariernya, Joji telah menghasilkan tiga buah album dengan sekitar 46 lagu. Beberapa lagunya yang terkenal antara lain Slow Dancing in the Dark, Attention, Test Drive, Yeah Right, Will He, I Don’t Wanna Waste My Time, Demons dan Window.