Ilustrasi penelitian Covid-19 (Sumber gambar : Unsplash/CDC)

Begini Perkiraan Gelombang Kasus dan Keparahan Omicron BA.4 dan BA.5

14 June 2022   |   20:17 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 terus bertambah di Tanah Air. Hari ini, Selasa (14/6/2022) tercatat ada 20 kasus yang dilaporkan dari sebelumnya hanya 8 kasus. Walaupun tingkat kematiannya kecil, masyarakat harus tetap waspada terhadap gelombang infeksi yang dapat terjadi dalam waktu dekat.

Potensi penyebaran subvarian Omicron ini memang bisa memicu gelombang baru. Menteri Kesehatan Budi Gunadi dalam konferensi pers di Kantor Presiden, semalam memprediksi bahwa gelombang subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 terjadi antara minggu kedua dan ketiga Juli. 

"Pengamatan kami, puncak BA.4 dan BA.5 biasanya 1 bulan sesudah penemuan kasus pertama. Jadi harusnya di minggu kedua, ketiga kita lihat puncak kasus," tuturnya.

Baca juga: Waspadai Ciri-Ciri Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5

Namun demikian, puncak subvarian ini menurutnya tidak akan terjadi apabila masyarakat banyak yang divaksin dosis ketiga alias booster. Setidaknya, masyarakat memiliki imunitas dalam 6 bulan ke depan. 

"Kalau bisa dijaga, Indonesia menjadi negara yang tidak alami lonjakan kasus. Yuk booster supaya meningkatkan kekebalan. Masker juga tetap, kalau di luar ruangan bisa dibuka kecuali di ruangan padat, ruangan AC atau sirkulasi tertutup," imbau Budi. 

Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Mohammad Syahril merinci 4 kasus subvarian Omicron ditemukan di Bali terdiri dari 1 kasus BA.4 dan 3 kasus BA.5. Kemudian 4 kasus berikutnya berasal dari Jakarta yakni 1 kasus BA.4 dan 3 kasus BA.5. Sementara sisanya atau 12 kasus BA.5 berasal dari Jawa Barat.

Kendati demikian, dari sejumlah kasus, tidak ada indikasi kesakitan atau gejala yang parah. "Pasien yang sudah vaksinasi empat kali, sakitnya ringan, tenggorokan sakit, badan pegal-pegal. 

Sementara itu, Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman menerangkan bahwa karakter BA.4 dan BA.5 kecepatan menginfeksinya mewarisi dari Omicron. Subvarian ini juga mengadopsi mutasi Delta yang membuat dia mudah terikat dan masuk ke sel tubuh manusia dan akhirnya mudah bereflikasi di paru. 

Oleh karena itu, bagi yang belum divaksinasi lengkap dan belum terinfeksi Covid-19 sebelumnya, akan mengalami gejala mirip varian Delta.
"Ada hilang penciuman, rasa lelah, dan pada kasus yang berat harus ke rumah sakit seperti data di Portugal," tuturnya. 

Riset terakhir di Jepang dan Eropa, kemampuan replikasi di sel paru jauh meningkat. Potensi keparahannya pun kata Dicky lebih infeksius. Oleh karena bisa menginfeksi orang yang sudah dibooster atau terinfeksi Covid-19 sebelumnya, ahli dunia sepakat potensi BA.4 dan BA.5 menjadi serius terutama di negara yang modal imunitasnya belum kuat. 

Modal imunitas ini yang menentukan apakah Indonesia akan menghadapi gelombang BA.4 dan BA.5. Apabila diamati, banyak negara di dunia termasuk Indonesia yang menurun dalam upaya deteksi dini karena situasi yang melandai termasuk modal imunitas yang meningkat di masyarakat. Namun apabila pelonggaran terjadi, angka reinfeksi bisa jadi tinggi bahkan melebihi Delta.

Baca juga: Ini Gejala Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5

Namun demikian, dampak gelombang BA.4 dan BA.5 diprediksi berbeda. Kalaupun menyentuh angka 50.000 kasus, Dicky menilai mayoritas kasus tidak bergejala. Andaikata bergejala, itu dalam skala ringan dan dampak ke fasilitas kesehatan lebih kecil dibandingkan Delta, apalagi kematian.

"Namun kalau lambat dalam proteksi kelompok rawan seperti lansia komorbid, dan anak, terutama tiga dosis, dan pengabaian aspek masker, akan berbeda. Beban akan mendekati Delta walaupun kematian tidak," sebutnya.

Satu hal yang tidak boleh dipandang remeh, Dicky menyampaikan bahwa Covid-19 memiliki dampak jangka panjang, menengah, dan pendek. 

"BA.4, BA.5 berdampak pada sistem saraf, otak, bahkan hepatitis semakin jelas terkait dengan Covid-19. Kita hadapi penyakit yang enggak bisa dianggap enteng," tegasnya. 

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Naik Terus, Berapa Harga Smartphone Flagship 10 Tahun Mendatang? 

BERIKUTNYA

Jangan Cuma Ikut-ikutan, Penting untuk Memilih Pola Diet yang Tepat

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: