Doyan Makanan yang Dibakar? Awas Bisa Turunkan Kualitas Sperma Lho!
14 June 2022 |
19:40 WIB
Makanan yang dibakar biasanya memiliki rasa yang lezat. Wangi bumbu dan aroma daging yang khas, tentu semakin menggugah selera untuk menyantapnya. Namun, jika terlalu sering mengonsumsi makanan yang dibakar ternyata akan memengaruhi kualitas sperma, khususnya bagi laki-laki.
Proses pembakaran makanan dengan suhu yang tinggi tidak baik karena akan merusak protein yang terkandung di dalam bahan makanan, dan mengubahnya menjadi amina heterosiklik. Apalagi kalau menggunakan bumbu yang terlalu tebal berpotensi membuat makanan tersebut gosong sehingga memicu karsinogen.
Selain makanan yang dibakar, laki- laki sebaiknya juga tidak terlalu sering mengonsumsi makanan lain yang bersifat karsinogenik atau pemicu kanker seperti junk food serta makanan yang dikalengkan.
Menurut Dosen Departemen Biologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Silvia Werdhy Lestari, gaya hidup mengonsumsi makanan karsinogenik akan memicu gangguan gerak pada sperma.
Kemampuan sel sperma yang membelah dengan cepat, akan melambat akibat makanan karsinogenik, sehingga struktur Deoxyribose Nucleic Acid (DNA) yang terbentuk juga ikut terganggu.
“Memang tidak menimbulkan keluhan [dari makanan itu], tetapi sperma tidak bisa membuahi sel telur,” katanya.
Silvia yang menyelesaikan disertasi tentang laki-laki infertil tersebut menyebutkan gangguan gerak pada sperma juga bisa dipengaruhi oleh faktor genetik yaitu sejak lahir atau karena penyakit tertentu, misalnya, varicocele atau varises testis.
Menurutnya, gangguan gerak pada sperma bisa diperbaiki dengan mengubah gaya hidup, dengan catatan penyebab gangguan gerak tersebut bukanlah masalah genetik. Jika penyebabnya genetik, solusi untuk memiliki keturunan bisa dengan bayi tabung.
Sperma bisa diproduksi setiap saat, sehingga jika seorang laki-laki memperbaiki gaya hidupnya bisa membuat kualitas spermanya menjadi lebih baik.
Untuk meningkatkan kualitas sperma, dia menyarankan agar laki-laki tidak terlalu sering mengonsumsi makanan yang dibakar, makanan kaleng, atau makanan yang tidak segar.
Selain itu, jenis olah raga tertentu seperti bersepeda terlalu lama atau angkat berat juga bisa memicu varises pada testis, jadi laki-laki tidak perlu terlalu sering melakukannya. Untuk mencegah varicocele, laki-laki juga sebaiknya tidak menggunakan celana yang terlalu ketat.
Dia menjelaskan untuk menaruh kecurigaan terkait kemandulan, bisa dilihat dari lamanya pernikahan yaitu minimal satu tahun. Jika pasangan telah menikah selama setahun dan belum memiliki anak, patut dicuriga akan adanya kemandulan.
Hal ini berlaku dengan catatan jika istri berusia kurang dari 35 tahun dan melakukan hubungan seksual secara teratur yaitu dua hingga tiga kali seminggu.
Jika istri berusia lebih dari 35 tahun dan usia pernikahan sudah enam bulan serta melakukan hubungan seksual teratur, tetapi belum dikaruniai keturunan, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan.
Laki-laki bisa memeriksakan sperma di laboratorium dengan analisis semen yang akan membantu mengetahui jumlah sperma dan bagaimana gerakannya.
Selama ini, sepasang suami istri baru memeriksakan diri setelah lama menikah dan tidak mempunyai anak, padahal begitu dicurigai adanya kemandulan, laki-laki sebaiknya memeriksakan diri terlebih dahulu dengan analisis semen untuk memastikan ada tidaknya gangguan pada spermanya. Lebih cepat pemeriksaan, tentu penanganannya juga bisa lebih cepat.
Catatan redaksi: Artikel diambil dari Bisnis Indonesia Minggu edisi 17 Mei 2015.
Editor: Fajar Sidik
Proses pembakaran makanan dengan suhu yang tinggi tidak baik karena akan merusak protein yang terkandung di dalam bahan makanan, dan mengubahnya menjadi amina heterosiklik. Apalagi kalau menggunakan bumbu yang terlalu tebal berpotensi membuat makanan tersebut gosong sehingga memicu karsinogen.
Selain makanan yang dibakar, laki- laki sebaiknya juga tidak terlalu sering mengonsumsi makanan lain yang bersifat karsinogenik atau pemicu kanker seperti junk food serta makanan yang dikalengkan.
Menurut Dosen Departemen Biologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Silvia Werdhy Lestari, gaya hidup mengonsumsi makanan karsinogenik akan memicu gangguan gerak pada sperma.
Kemampuan sel sperma yang membelah dengan cepat, akan melambat akibat makanan karsinogenik, sehingga struktur Deoxyribose Nucleic Acid (DNA) yang terbentuk juga ikut terganggu.
“Memang tidak menimbulkan keluhan [dari makanan itu], tetapi sperma tidak bisa membuahi sel telur,” katanya.
Silvia yang menyelesaikan disertasi tentang laki-laki infertil tersebut menyebutkan gangguan gerak pada sperma juga bisa dipengaruhi oleh faktor genetik yaitu sejak lahir atau karena penyakit tertentu, misalnya, varicocele atau varises testis.
Menurutnya, gangguan gerak pada sperma bisa diperbaiki dengan mengubah gaya hidup, dengan catatan penyebab gangguan gerak tersebut bukanlah masalah genetik. Jika penyebabnya genetik, solusi untuk memiliki keturunan bisa dengan bayi tabung.
Sperma bisa diproduksi setiap saat, sehingga jika seorang laki-laki memperbaiki gaya hidupnya bisa membuat kualitas spermanya menjadi lebih baik.
Untuk meningkatkan kualitas sperma, dia menyarankan agar laki-laki tidak terlalu sering mengonsumsi makanan yang dibakar, makanan kaleng, atau makanan yang tidak segar.
Selain itu, jenis olah raga tertentu seperti bersepeda terlalu lama atau angkat berat juga bisa memicu varises pada testis, jadi laki-laki tidak perlu terlalu sering melakukannya. Untuk mencegah varicocele, laki-laki juga sebaiknya tidak menggunakan celana yang terlalu ketat.
Dia menjelaskan untuk menaruh kecurigaan terkait kemandulan, bisa dilihat dari lamanya pernikahan yaitu minimal satu tahun. Jika pasangan telah menikah selama setahun dan belum memiliki anak, patut dicuriga akan adanya kemandulan.
Hal ini berlaku dengan catatan jika istri berusia kurang dari 35 tahun dan melakukan hubungan seksual secara teratur yaitu dua hingga tiga kali seminggu.
Jika istri berusia lebih dari 35 tahun dan usia pernikahan sudah enam bulan serta melakukan hubungan seksual teratur, tetapi belum dikaruniai keturunan, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan.
Laki-laki bisa memeriksakan sperma di laboratorium dengan analisis semen yang akan membantu mengetahui jumlah sperma dan bagaimana gerakannya.
Selama ini, sepasang suami istri baru memeriksakan diri setelah lama menikah dan tidak mempunyai anak, padahal begitu dicurigai adanya kemandulan, laki-laki sebaiknya memeriksakan diri terlebih dahulu dengan analisis semen untuk memastikan ada tidaknya gangguan pada spermanya. Lebih cepat pemeriksaan, tentu penanganannya juga bisa lebih cepat.
Catatan redaksi: Artikel diambil dari Bisnis Indonesia Minggu edisi 17 Mei 2015.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.