Ini Lho Bahayanya Sindrom Celebrity Worship & Cara Mengatasinya
14 June 2021 |
18:27 WIB
Genhype pernah merasa suka dengan seorang atau sekelompok artis, figur publik, atau idola? Pernah juga enggak merasa ingin berhubungan atau ingin dekat dengan idola Genhype? Nah, perilaku ini disebut sebagai Celebrity Worship Syndrome, lho.
Dalam esai “I’m Your Number One Fan”— A Clinical Look at Celebrity Worship dari jurnal Innovations in Clinical Neuroscience, Celebrity Worship Syndrome didefinisikan sebagai sindrom perilaku obsesif dan adiktif seseorang terhadap selebritas beserta dengan kehidupan personal dan pribadinya.
Menurut psikolog anak dan remaja dari PION Clinician, Katarina Ira Puspita, sindrom ini sebenarnya merupakan suatu kontinum. Artinya, sindrom ini memiliki rangkaiannya sendiri dan memiliki beberapa kategori dengan tingkatan yang bervariasi.
Sudah muncul sejak abad ke-19 seiring dengan munculnya berbagai kata seperti 'selebritas' dan 'bintang', sindrom ini terbagi menjadi tiga jenis.
1. Entertainment-social
Tahapan ini merupakan tahapan awal yang dicirikan sebagai perilaku penggemar yang tertarik dengan kehidupan selebriti favorit sebagai hiburan dan sumber obrolan dengan sesama penggemar.
Perilaku lainnya yang termasuk dalam kategori ini adalah ketika seseorang mengikuti selebritas favoritnya di media sosial maupun mengetahui perkembangan dari selebriti tersebut.
Menurut Katarina, jenis ini merupakan yang tergolong normal dan relatif tidak berbahaya.
2. Intense-personal
Katarina mengatakan bahwa tahapan ini merupakan tahapan di mana penggemar memiliki perilaku yang sering memikirkan selebriti favorit dan merasa bahwa mereka memiliki hubungan personal yang sangat dekat dengan sang selebriti.
Salah satu perilaku yang mengarah pada kategori ini adalah adanya anggapan bahwa selebriti favorit merupakan jodoh atau belahan jiwa dan diketahui penyebab dari perilaku ini adalah adanya kepercayaan diri yang rendah terutama bagi mereka yang menyukai selebriti yang menarik secara fisik.
3. Borderline-pathological
Jenis ini dianggap sebagai berbahaya karena penggemar yang masuk ke dalam kategori ini dicirikan memiliki perilaku yang terobsesi secara berlebihan terhadap selebriti favoritnya sehingga rela untuk melakukan apapun demi selebriti tersebut, sekalipun perilakunya bisa saja membahayakan orang lain atau bahkan berisiko bagi selebriti yang bersangkutan.
"Fantasi dan imajinasi (yang dibayangkan penggemar) sudah berlebihan dan tidak nyata, misalnya merasa mereka selalu bersama idolanya dan idola mereka akan datang menyelamatkan mereka ketika ada sesuatu yang buruk terjadi," jelas Katarina.
Contoh perilaku yang berbahaya dalam kategori ini adalah melakukan tindakan kriminal atas nama selebritas.
Selain tiga kategori tersebut, ada juga kategori lainnya dalam sindrom ini seperti simple obsessional, love obsessional, dan erotomanic yang dicirikan memiliki tindakan suka membuntuti atau menguntit karena adanya obsesi tertentu terhadap selebritas.
Aksi itu seperti keinginan untuk memiliki hubungan khusus seperti menjadi kekasih atau obsesi terhadap adanya kepercayaan bahwa korbannya jatuh cinta padanya.
Celebrity Worship Syndrome pada dasarnya bisa disebabkan karena kesehatan mental yang buruk, di mana hal ini terbukti dengan beberapa studi yang menunjukkan tingginya risiko depresi, kecemasan, stres, dan dampak negatif pada penderita sindrom kategori intense-personal.
Akibatnya sindrom ini bisa memicu berbagai dampak psikologis, terutama untuk penderita kategori yang berbahaya seperti borderline-pathological, seperti halusinasi dan disosiasi dengan lingkungan sekitar sebagai akibat dari persepsi hubungan dengan selebriti yang semakin tinggi.
Hal ini tentu memicu kekhawatiran Genhype jika memiliki teman, keluarga, atau rekan yang memiliki sindrom tersebut. Hypeabis.id punya beberapa cara untuk mengurangi atau mengatasi sindrom tersebut.
1. Pahami tingkatan obsesi yang dialami beserta dengan dampak dan penyebabnya. Jika yang ditiru adalah hal buruk, coba untuk hentikan perlahan-lahan.
2. Ketahui momen yang tepat untuk membantu teman, keluarga, atau rekan dengan melihat ke mana arah perilaku obsesi tersebut. Jika sudah mulai melihat adanya dampak buruk, coba untuk berikan pemahaman tentang perilaku tersebut.
3. Pastikan teman, keluarga, atau rekan dari Genhype paham tentang identitasnya agar tidak terjebak pada preferensi atau perilaku yang dilakukan selebriti yang disukainya. Jangan lupa juga ingatkan akan seberapa berharganya mereka di kehidupan mereka tanpa menyinggung idola mereka.
4. Libatkan diri lebih sering ke kehidupan teman, keluarga, atau rekan. Dengan partisipasi orang terdekat, perlahan mereka bisa mengenal kembali diri mereka beserta dengan berbagai kelebihan, kemampuan, serta mengalihkan mereka dari obsesinya.
Editor: M R Purboyo
Dalam esai “I’m Your Number One Fan”— A Clinical Look at Celebrity Worship dari jurnal Innovations in Clinical Neuroscience, Celebrity Worship Syndrome didefinisikan sebagai sindrom perilaku obsesif dan adiktif seseorang terhadap selebritas beserta dengan kehidupan personal dan pribadinya.
Menurut psikolog anak dan remaja dari PION Clinician, Katarina Ira Puspita, sindrom ini sebenarnya merupakan suatu kontinum. Artinya, sindrom ini memiliki rangkaiannya sendiri dan memiliki beberapa kategori dengan tingkatan yang bervariasi.
Sudah muncul sejak abad ke-19 seiring dengan munculnya berbagai kata seperti 'selebritas' dan 'bintang', sindrom ini terbagi menjadi tiga jenis.
1. Entertainment-social
Tahapan ini merupakan tahapan awal yang dicirikan sebagai perilaku penggemar yang tertarik dengan kehidupan selebriti favorit sebagai hiburan dan sumber obrolan dengan sesama penggemar.
Perilaku lainnya yang termasuk dalam kategori ini adalah ketika seseorang mengikuti selebritas favoritnya di media sosial maupun mengetahui perkembangan dari selebriti tersebut.
Menurut Katarina, jenis ini merupakan yang tergolong normal dan relatif tidak berbahaya.
2. Intense-personal
Katarina mengatakan bahwa tahapan ini merupakan tahapan di mana penggemar memiliki perilaku yang sering memikirkan selebriti favorit dan merasa bahwa mereka memiliki hubungan personal yang sangat dekat dengan sang selebriti.
Salah satu perilaku yang mengarah pada kategori ini adalah adanya anggapan bahwa selebriti favorit merupakan jodoh atau belahan jiwa dan diketahui penyebab dari perilaku ini adalah adanya kepercayaan diri yang rendah terutama bagi mereka yang menyukai selebriti yang menarik secara fisik.
3. Borderline-pathological
Jenis ini dianggap sebagai berbahaya karena penggemar yang masuk ke dalam kategori ini dicirikan memiliki perilaku yang terobsesi secara berlebihan terhadap selebriti favoritnya sehingga rela untuk melakukan apapun demi selebriti tersebut, sekalipun perilakunya bisa saja membahayakan orang lain atau bahkan berisiko bagi selebriti yang bersangkutan.
"Fantasi dan imajinasi (yang dibayangkan penggemar) sudah berlebihan dan tidak nyata, misalnya merasa mereka selalu bersama idolanya dan idola mereka akan datang menyelamatkan mereka ketika ada sesuatu yang buruk terjadi," jelas Katarina.
Contoh perilaku yang berbahaya dalam kategori ini adalah melakukan tindakan kriminal atas nama selebritas.
Selain tiga kategori tersebut, ada juga kategori lainnya dalam sindrom ini seperti simple obsessional, love obsessional, dan erotomanic yang dicirikan memiliki tindakan suka membuntuti atau menguntit karena adanya obsesi tertentu terhadap selebritas.
Aksi itu seperti keinginan untuk memiliki hubungan khusus seperti menjadi kekasih atau obsesi terhadap adanya kepercayaan bahwa korbannya jatuh cinta padanya.
Ilustrasi selebritas dan penggemar. (Dok. The New York Public Library dari Unsplash)
Akibatnya sindrom ini bisa memicu berbagai dampak psikologis, terutama untuk penderita kategori yang berbahaya seperti borderline-pathological, seperti halusinasi dan disosiasi dengan lingkungan sekitar sebagai akibat dari persepsi hubungan dengan selebriti yang semakin tinggi.
Hal ini tentu memicu kekhawatiran Genhype jika memiliki teman, keluarga, atau rekan yang memiliki sindrom tersebut. Hypeabis.id punya beberapa cara untuk mengurangi atau mengatasi sindrom tersebut.
1. Pahami tingkatan obsesi yang dialami beserta dengan dampak dan penyebabnya. Jika yang ditiru adalah hal buruk, coba untuk hentikan perlahan-lahan.
2. Ketahui momen yang tepat untuk membantu teman, keluarga, atau rekan dengan melihat ke mana arah perilaku obsesi tersebut. Jika sudah mulai melihat adanya dampak buruk, coba untuk berikan pemahaman tentang perilaku tersebut.
3. Pastikan teman, keluarga, atau rekan dari Genhype paham tentang identitasnya agar tidak terjebak pada preferensi atau perilaku yang dilakukan selebriti yang disukainya. Jangan lupa juga ingatkan akan seberapa berharganya mereka di kehidupan mereka tanpa menyinggung idola mereka.
4. Libatkan diri lebih sering ke kehidupan teman, keluarga, atau rekan. Dengan partisipasi orang terdekat, perlahan mereka bisa mengenal kembali diri mereka beserta dengan berbagai kelebihan, kemampuan, serta mengalihkan mereka dari obsesinya.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.