Transaksi atau pembayaran digital makin banyak diadopsi (Sumber gambar: Unsplash/Clay Banks)

Waduh, 3 dari 4 Orang Hadapi Ancaman Siber Aplikasi Pembayaran Digital 

06 April 2022   |   12:10 WIB
Image
Syaiful Millah Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Era pemanfaatan teknologi telah mendisrupsi banyak aktivitas masyarakat. Dalam hal bertransaksi atau sistem pembayaran misalnya, penggunaan uang fisik mulai tergantikan dengan uang digital yang lebih praktis bagi sebagian orang. 

Hanya saja, hal itu juga dibayangi dengan sejumlah ancaman dan risiko. Laporan terbaru dari perusahaan keamanan siber Kaspersky menunjukkan adanya korelasi positif antara kesadaran risiko ancaman terkait pembayaran digital di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. 

Laporan bertajuk Mapping a Secure Path for the Future of Digital Payment in APAC, menunjukkan bahwa sebagian besar atau 97 persen responden di kawasan mengetahui setidaknya satu jenis ancaman terhadap platform pembayaran elektronik. 

Selain itu laporan menyatakan tiga dari empat atau 72 persen responden mengatakan setidaknya mengalami satu jenis ancaman. Rinciannya, 37 persen mengalami penipuan rekayasa sosial lewat teks atau panggilan. 

Sekitar 27 persen menjadi korban penipuan lewat situs web palsu, 27 persen kena jebakan penawaran dan transaksi palsu, serta 25 persen responden melaporkan bahwa mereka telah menerima penipuan phishing

Dalam hal penipuan rekayasa sosial terkait pembayaran digital, hampir semua negara di kawasan Asia Tenggara menemui ancaman ini. Persentasenya, Indonesia sebesar 40 persen, Malaysia 45 persen, Filipina 42 persen, Singapura 32 persen, dan Vietnam 31 persen. 

Selain itu, beberapa ancaman teratas terkait sistem pembayaran digital yang ditemukan antara lain peretasan akun akibat pelanggaran data, penipuan aplikasi palsu, ransomware, dan penawaran palsu. 

Laporan juga mengukur dampak finansial dari insiden siber yang melibatkan aktivitas pembayaran digital. Jumlah kerugian yang dialami oleh korban sebagian besar berkisar antara US$100 hingga US$5.000. Kendati begitu, ada pula pengguna yang merugi lebih dari US$10.000. 

Managing Director Kaspersky Asia Pacific, Sandra Lee, mengatakan adopsi metode pembayaran digital telah menjadi pedang bermata dua. Kenyamanan dan manfaat lain yang dihadirkan juga diiringi dengan risiko keamanan yang tinggi. 

Dia mengingatkan jika kita ingin sepenuhnya mendapatkan manfaat dari sistem pembayaran digital, penting bagi semua pihak termasuk pemerintah, penyedia layanan, dan pengguna untuk bekerja sama membangun ekosistem pembayaran yang lebih stabil, aman, dan tangguh. 

Editor : Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Epic Games Resmi Hadirkan Teknologi Unreal Engine 5 

BERIKUTNYA

Penyedot Debu Dyson V12 Detect Slim Dibanderol Rp12 Jutaan, Apa Keunggulannya? 

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: