Kenali Mommy Issue, Kondisi Mental Akibat Renggangnya Hubungan dengan Ibu
19 March 2022 |
19:15 WIB
Sebagian dari kalian mungkin mengetahui istilah daddy issue yang sempat viral pekan ini. Tapi ada juga istilah lain yang serupa dengan daddy issue? Istilah yang mirip dengan ini disebut dengan mommy issue, di mana konsepnya hampir sama, dengan sedikit perbedaan pada penyebab masalahnya.
Jika daddy issue didefinisikan sebagai isu kondisi dalam sebuah hubungan yang disebabkan karena renggangnya hubungan dengan ayah, maka mommy issue memiliki definisi yang hampir sama dengan perbedaan pada penyebabnya yang berfokus pada kerenggangan hubungan dengan seorang ibu.
Dikutip dari SehatQ, mommy issue berakar dari teori Sigmund Freud yang menjelaskan bahwa ada kompleksitas Oedipus (konsep anak laki-laki yang seakan bersaing dengan ayahnya untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari ibunya), dan Electra (konsep anak perempuan yang bersaing dengan ibunya untuk mendapat perhatian dan kasih sayang dari ayah).
Mommy issue bisa terjadi kepada laki-laki dan perempuan, meski kebanyakan kasus ini terjadi pada laki-laki. Penyebabnya sendiri bervariasi, ada yang terjadi karena adanya hubungan yang terlalu asing, terlalu sehat, atau tidak sehat dengan ibunya. Ada juga karena terlalu banyak kritik yang dialami anak dari ibunya.
Dampak jangka panjang dari mommy issue adalah rumitnya hubungan asmara si anak ketika sudah beranjak dewasa, di mana Healthline mencontohkan adanya ekspektasi lebih dari penderita mommy issue terhadap pasangannya dalam memberikan dukungan emosional dan porsi pekerjaan rumah, isu kepercayaan, ketidaknyamanan terhadap afeksi, hingga keperluan bimbingan maternal dalam pembuatan keputusan sebagai beberapa ciri dari mommy issue.
Tidak hanya itu, karakter lain yang tampak dari mereka yang mengalami mommy issues adalah sulitnya menerima kritik, sulitnya meluangkan waktu atau berbicara tentang ibunya, serta kebiasaan berpacaran dengan orang-orang yang memiliki kesamaan dengan ibunya.
Bahkan, ada juga kecenderungan ekspektasi untuk bisa memenuhi hal yang tidak bisa dipenuhi ibunya juga menjadi salah satu ciri dari orang dengan mommy issue.
Selain beberapa ciri di atas, ada ciri khusus yang umum ditemui bagi perempuan dengan mommy issue: adanya self-worth yang rendah sebagai dampak dari pertumbuhan seorang anak perempuan dengan ibu dengan karakter kurang baik atau terlalu menghakimi.
Akibatnya, perempuan dengan mommy issue memiliki rasa malu dan ketidakpercayaan diri yang tinggi hingga menyebabkan adanya pola hubungan yang tidak sehat dan gejala masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.
Mommy issue memiliki efek yang cukup besar dalam sebuah hubungan, tidak hanya saat memiliki hubungan romantis tapi juga saat membina rumah tangga dan menjadi orang tua. Dalam jangka panjang, mommy issue bisa memengaruhi pola asuh anak di masa depan dan hubungan antar generasi dalam sebuah keluarga.
Untuk laki-laki, mereka akan sulit dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci pakaian, membersihkan rumah, hingga memasak. Akibatnya, mereka akan mencari pasangan yang bisa membantu mereka mengerjakan hal tersebut serta memiliki ekspektasi yang sulit diwujudkan dalam hal mengurus anak.
Sedangkan pada perempuan, mereka justru akan cenderung merasa harus bisa berjuang lebih keras untuk menjadi seorang ibu dibandingkan orang tuanya. Akan tetapi, menjadi seorang ibu dengan mommy issue akan lebih sulit karena terbatasnya hal yang diketahui atau dirasakan saat dia masih diurus oleh orang tua, terutama ibunya.
Mommy issue bisa diatasi sejak dini dan siklus ini bisa diputus dengan beberapa cara seperti menerima dukungan dari orang terdekat, menyadari hubungan masa lalu, mengenali gaya asuh ibu, dan melakukan terapi psikologis untuk mengidentifikasi penyebab serta mengetahui pola asuh yang sehat.
Editor: Fajar Sidik
Jika daddy issue didefinisikan sebagai isu kondisi dalam sebuah hubungan yang disebabkan karena renggangnya hubungan dengan ayah, maka mommy issue memiliki definisi yang hampir sama dengan perbedaan pada penyebabnya yang berfokus pada kerenggangan hubungan dengan seorang ibu.
Dikutip dari SehatQ, mommy issue berakar dari teori Sigmund Freud yang menjelaskan bahwa ada kompleksitas Oedipus (konsep anak laki-laki yang seakan bersaing dengan ayahnya untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari ibunya), dan Electra (konsep anak perempuan yang bersaing dengan ibunya untuk mendapat perhatian dan kasih sayang dari ayah).
Mommy issue bisa terjadi kepada laki-laki dan perempuan, meski kebanyakan kasus ini terjadi pada laki-laki. Penyebabnya sendiri bervariasi, ada yang terjadi karena adanya hubungan yang terlalu asing, terlalu sehat, atau tidak sehat dengan ibunya. Ada juga karena terlalu banyak kritik yang dialami anak dari ibunya.
Dampak jangka panjang dari mommy issue adalah rumitnya hubungan asmara si anak ketika sudah beranjak dewasa, di mana Healthline mencontohkan adanya ekspektasi lebih dari penderita mommy issue terhadap pasangannya dalam memberikan dukungan emosional dan porsi pekerjaan rumah, isu kepercayaan, ketidaknyamanan terhadap afeksi, hingga keperluan bimbingan maternal dalam pembuatan keputusan sebagai beberapa ciri dari mommy issue.
Tidak hanya itu, karakter lain yang tampak dari mereka yang mengalami mommy issues adalah sulitnya menerima kritik, sulitnya meluangkan waktu atau berbicara tentang ibunya, serta kebiasaan berpacaran dengan orang-orang yang memiliki kesamaan dengan ibunya.
Bahkan, ada juga kecenderungan ekspektasi untuk bisa memenuhi hal yang tidak bisa dipenuhi ibunya juga menjadi salah satu ciri dari orang dengan mommy issue.
Selain beberapa ciri di atas, ada ciri khusus yang umum ditemui bagi perempuan dengan mommy issue: adanya self-worth yang rendah sebagai dampak dari pertumbuhan seorang anak perempuan dengan ibu dengan karakter kurang baik atau terlalu menghakimi.
Akibatnya, perempuan dengan mommy issue memiliki rasa malu dan ketidakpercayaan diri yang tinggi hingga menyebabkan adanya pola hubungan yang tidak sehat dan gejala masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.
Mommy issue memiliki efek yang cukup besar dalam sebuah hubungan, tidak hanya saat memiliki hubungan romantis tapi juga saat membina rumah tangga dan menjadi orang tua. Dalam jangka panjang, mommy issue bisa memengaruhi pola asuh anak di masa depan dan hubungan antar generasi dalam sebuah keluarga.
Untuk laki-laki, mereka akan sulit dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci pakaian, membersihkan rumah, hingga memasak. Akibatnya, mereka akan mencari pasangan yang bisa membantu mereka mengerjakan hal tersebut serta memiliki ekspektasi yang sulit diwujudkan dalam hal mengurus anak.
Sedangkan pada perempuan, mereka justru akan cenderung merasa harus bisa berjuang lebih keras untuk menjadi seorang ibu dibandingkan orang tuanya. Akan tetapi, menjadi seorang ibu dengan mommy issue akan lebih sulit karena terbatasnya hal yang diketahui atau dirasakan saat dia masih diurus oleh orang tua, terutama ibunya.
Mommy issue bisa diatasi sejak dini dan siklus ini bisa diputus dengan beberapa cara seperti menerima dukungan dari orang terdekat, menyadari hubungan masa lalu, mengenali gaya asuh ibu, dan melakukan terapi psikologis untuk mengidentifikasi penyebab serta mengetahui pola asuh yang sehat.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.