Startup Ini Bantu Ibu Rumah Tangga Sukses Berbisnis
08 March 2022 |
19:54 WIB
Sebagian besar pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia ternyata dikelola oleh perempuan loh Genhype. Sayangnya, para perempuan yang didominasi ibu rumah tangga sebagai pelaku UMKM ini kerap menghadapi berbagai kendala. Mulai dari ketersediaan modal, jaringan, hingga terbatasnya waktu untuk mengembangkan usaha karena mengutamakan urusan rumah tangga.
Nah, untuk memberikan dukungan bagi para perempuan agar usahanya dapat bertahan dan berkembang, startup Dagangan menyediakan aplikasi yang membantu mereka menghemat waktu untuk membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti sembako dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
Hal ini dirasakan oleh Muntayah (41) dan Yuliati (39), dua ibu rumah tangga yang berwirausaha dengan membuka warung kelontong. Seperti perempuan wirausaha lainnya, keduanya kerap mengalami kendala yang membuat usahanya tersendat. Apalagi mereka tinggal di daerah yang jauh dari kota besar. Untuk membantu mengatasi kendala dalam usahanya, mereka mencoba menggunakan aplikasi Dagangan.
Muntayah mengakui sebagai seorang istri dan ibu dari tiga orang anak yang masih kecil, dia kerap mengalami keterbatasan waktu dalam mengelola usahanya. Momen berbelanja ke pasar untuk membeli barang-barang yang akan dijual di warungnya menjadi sangat merepotkan. Selain karena harus membawa serta sang anak,d ia juga harus menutup warung saat pergi berbelanja karena tidak ada yang menjaga.
“Pada akhir 2019, saya coba menggunakan aplikasi Dagangan sehingga tak perlu lagi pergi ke pasar untuk berbelanja berbagai barang untuk dijual di warung. Cukup membeli lewat aplikasi Dagangan, barang belanjaan akan diantar keesokan harinya tanpa tambahan ongkos kirim,” jelasnya.
Selain itu, ternyata harga-harga barang yang ditawarkan di aplikasi Dagangan banyak yang lebih murah dibandingkan harga di pasar. “Sekarang berbelanja untuk isi warung jadi lebih mudah dan murah. Saya juga bisa berbelanja tanpa meninggalkan rumah dan menutup warung,” ungkapnya.
Senada dengan Muntayah, Yuliati juga merasa usahanya menjadi lebih lancar dan mudah sejak menggunakan aplikasi Dagangan. Omzet penjualannya pun meningkat karena semakin banyak barang yang bisa dijual di warungnya dengan harga yang lebih murah.
“Warga sekitar sini jadi banyak yang berbelanja di warung saya karena harganya lebih murah,” ungkap perempuan asal Desa Tempelsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman ini.
Yuliati tertarik karena aplikasi ini sangat memudahkannya karena tidak perlu repot berbelanja ke pasar dan harga barang-barang yang ditawarkan pun cenderung lebih murah. Selain itu, dia mendapatkan banyak keuntungan lain seperti reward points karena merupakan pengguna aktif.
Saat ini Yuliati sudah menggunakan aplikasi Dagangan selama 1,5 tahun. Sebelumnya, usaha warungnya sempat tersendat karena beberapa aplikasi marketplace yang dia gunakan tidak memberi hasil yang diharapkan. Sampai akhirnya ia menggunakan aplikasi Dagangan, usahanya mulai berkembang.
“Dulu saya hanya punya modal Rp1,5 juta untuk membeli barang-barang isi warung. Sekarang omzet saya meningkat hingga Rp44 juta,” jelasnya.
Hingga saat ini, Dagangan telah melayani lebih dari 100.000 transaksi dan menjangkau lebih dari 8.000 desa di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Ke depannya, Dagangan akan terus memperluas cakupan operasionalnya, baik di Jawa maupun luar pulau, sehingga lebih banyak lagi penduduk rural di Indonesia yang dapat menikmati layanannya.
Editor: Dika Irawan
Nah, untuk memberikan dukungan bagi para perempuan agar usahanya dapat bertahan dan berkembang, startup Dagangan menyediakan aplikasi yang membantu mereka menghemat waktu untuk membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti sembako dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
Hal ini dirasakan oleh Muntayah (41) dan Yuliati (39), dua ibu rumah tangga yang berwirausaha dengan membuka warung kelontong. Seperti perempuan wirausaha lainnya, keduanya kerap mengalami kendala yang membuat usahanya tersendat. Apalagi mereka tinggal di daerah yang jauh dari kota besar. Untuk membantu mengatasi kendala dalam usahanya, mereka mencoba menggunakan aplikasi Dagangan.
Muntayah mengakui sebagai seorang istri dan ibu dari tiga orang anak yang masih kecil, dia kerap mengalami keterbatasan waktu dalam mengelola usahanya. Momen berbelanja ke pasar untuk membeli barang-barang yang akan dijual di warungnya menjadi sangat merepotkan. Selain karena harus membawa serta sang anak,d ia juga harus menutup warung saat pergi berbelanja karena tidak ada yang menjaga.
“Pada akhir 2019, saya coba menggunakan aplikasi Dagangan sehingga tak perlu lagi pergi ke pasar untuk berbelanja berbagai barang untuk dijual di warung. Cukup membeli lewat aplikasi Dagangan, barang belanjaan akan diantar keesokan harinya tanpa tambahan ongkos kirim,” jelasnya.
Selain itu, ternyata harga-harga barang yang ditawarkan di aplikasi Dagangan banyak yang lebih murah dibandingkan harga di pasar. “Sekarang berbelanja untuk isi warung jadi lebih mudah dan murah. Saya juga bisa berbelanja tanpa meninggalkan rumah dan menutup warung,” ungkapnya.
Senada dengan Muntayah, Yuliati juga merasa usahanya menjadi lebih lancar dan mudah sejak menggunakan aplikasi Dagangan. Omzet penjualannya pun meningkat karena semakin banyak barang yang bisa dijual di warungnya dengan harga yang lebih murah.
“Warga sekitar sini jadi banyak yang berbelanja di warung saya karena harganya lebih murah,” ungkap perempuan asal Desa Tempelsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman ini.
Yuliati tertarik karena aplikasi ini sangat memudahkannya karena tidak perlu repot berbelanja ke pasar dan harga barang-barang yang ditawarkan pun cenderung lebih murah. Selain itu, dia mendapatkan banyak keuntungan lain seperti reward points karena merupakan pengguna aktif.
Saat ini Yuliati sudah menggunakan aplikasi Dagangan selama 1,5 tahun. Sebelumnya, usaha warungnya sempat tersendat karena beberapa aplikasi marketplace yang dia gunakan tidak memberi hasil yang diharapkan. Sampai akhirnya ia menggunakan aplikasi Dagangan, usahanya mulai berkembang.
“Dulu saya hanya punya modal Rp1,5 juta untuk membeli barang-barang isi warung. Sekarang omzet saya meningkat hingga Rp44 juta,” jelasnya.
Hingga saat ini, Dagangan telah melayani lebih dari 100.000 transaksi dan menjangkau lebih dari 8.000 desa di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Ke depannya, Dagangan akan terus memperluas cakupan operasionalnya, baik di Jawa maupun luar pulau, sehingga lebih banyak lagi penduduk rural di Indonesia yang dapat menikmati layanannya.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.