Ilustrasi (Sumber foto: Ahmed Akacha/Pexels)

Begini Cara Menyampaikan Isu Konflik & Peperangan pada Anak

02 March 2022   |   14:59 WIB
Image
Nirmala Aninda Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Di tengah intensitas berita tentang konflik antara Ukraina dan Rusia, banyak orang bertanya-tanya apakah serangan ini akan ter-eskalasi dan negara lain berpotensi ikut dalam perang. Ketika orang dewasa menanggapinya dengan kekhawatiran, anak-anak juga mungkin mendengar kabar ini dan merasa takut.

Wajar jika kita ingin melindungi anak dari hal-hal yang menakutkan, tetapi orang tua harus siap untuk berbicara dengan anak tentang perang. Konflik atau perang yang muncul di berita secara masif seperti sekarang dapat menimbulkan perasaan takut, sedih, marah, dan cemas.

Anak-anak akan selalu mencari orang tua untuk mendapatkan rasa tenang dan aman, terlebih di saat krisis.

Berikut ini beberapa kiat tentang memulai percakapan dengan anak dan memberi mereka dukungan serta rasa aman, seperti dilansir UNICEF.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by UNICEF (@unicef)

 


1. Cari Tahu Apa yang Mereka Ketahui dan Bagaimana Perasaannya

Awal yang baik adalah dengan bertanya kepada anak tentang apa yang mereka ketahui dan bagaimana perasaannya. Beberapa anak mungkin hanya tahu sedikit atau tidak tertarik untuk membahasnya. Namun yang lain mungkin khawatir dalam diam.

Penting untuk tidak merendahkan kekhawatiran mereka. Jika anak mengajukan pertanyaan yang cukup ekstrem seperti "Apakah kita semua akan mati?", yakinkan mreka bahwa itu tidak akan terjadi.

Pada saat yang sama coba dengar apa yang mereka ketahui dan mengapa mereka khawatir tentang hal itu. Jika orang tua dapat memahami hal ini, kemungkinan besar orang tua dapat menenangkan mereka.
 

2. Tetap Tenang dan Perlakukan Mereka Sesuai Usia

Anak-anak memiliki hak untuk mengetahui apa yang terjadi di dunia, tetapi orang dewasa juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga mereka tetap aman dan tenang. Orang tua lah yang paling mengenal anak. Gunakan bahasa yang sesuai dengan usia, perhatikan reaksi mereka dan peka terhadap tingkat kecemasan mereka.

Merasa sedih dan cemas dengan apa yang terjadi sangat wajar, tetapi perlu diingat bahwa anak-anak memerhatikan isyarat emosional pada orang dewasa dan menirukan hal yang sama. Jadi coba untuk tidak mengungkapkan rasa takut berlebih dan berbicaralah dengan tenang.

Ingatlah bahwa tidak apa-apa untuk tidak memiliki jawaban untuk setiap pertanyaan. Orang tua dapat mengatakan bahwa mereka perlu mencari jawaban atau menggunakannya sebagai kesempatan ini dengan anak-anak yang lebih besar untuk menemukan jawabannya bersama.
 

3. Sebarkan Kasih Sayang, Bukan Stigma

Konflik seringkali membawa prasangka dan diskriminasi, baik terhadap suatu bangsa atau negara. Saat berbicara dengan anak-anak, hindari label seperti "orang jahat" atau "kejam" dan gunakan itu sebagai kesempatan untuk mendorong rasa belas kasih, seperti kepada keluarga yang terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Bahkan jika konflik terjadi di negara yang jauh, itu dapat memicu diskriminasi di sekitar kita. Periksa apakah anak-anak tidak mengalami atau berkontribusi terhadap intimidasi. Jika mereka telah dipanggil namanya atau diganggu di sekolah, dorong mereka untuk memberi tahu orang tua atau orang dewasa yang mereka percaya.
 

4. Ajak Anak untuk Membantu

Penting bagi anak-anak untuk mengetahui bahwa orang-orang saling membantu dengan tindakan keberanian dan kebaikan. Temukan cerita positif, seperti responden pertama yang membantu orang, atau orang muda yang menyerukan perdamaian.

Tanya pada anak apakah mereka ingin berpartisipasi dalam mengambil tindakan positif. Mungkin mereka bisa menggambar poster atau menulis puisi untuk perdamaian, atau mungkin bisa berpartisipasi dalam penggalangan dana lokal atau bergabung dengan petisi. 
 

5. Tutup Percakapan dengan Hati-Hati

Saat mengakhiri percakapan, penting untuk memastikan bahwa orang tua tidak meninggalkan anak dalam keadaan tertekan. Cobalah untuk menilai tingkat kecemasan mereka dengan memperhatikan bahasa tubuh mereka, mempertimbangkan apakah mereka menggunakan nada suara yang biasa dan memperhatikan pernapasan mereka.

Ingatkan mereka bahwa sebagi orang tua, kalian peduli dan bahwa orang tua ada untuk mendengarkan dan mendukung kapan pun mereka merasa khawatir. Saat berita konflik dan perang masih membanjiri televisi dan sosial media, periksa anak-anak untuk melihat keadaannya. 

Perhatikan seberapa tereksposnya anak-anak pada berita konflik apalagi dengan konten mengkhawatirkan dan gambar-gambar yang mengganggu. Sebisa mungkin, cobalah untuk membuat distraksi positif seperti bermain game atau berjalan-jalan bersama.

Untuk orang tua, perhatikan juga keadaan kalian. Jika merasa cemas, luangkan waktu untuk diri sendiri dan hubungi keluarga, teman, dan orang tepercaya lainnya. Perhatikan cara kalian mengonsumsi berita. Sebisa mungkin, luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang membantu kalian rileks dan memulihkan diri.


Editor: Gita
 

SEBELUMNYA

9 Khasiat Bawang Putih untuk Kesehatan yang Telah Terbukti

BERIKUTNYA

Wajib Mulai 3 Maret! Begini Cara Mengisi e-HAC di PeduliLindungi Sebelum Naik Pesawat

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: