Rusia Batasi Akses Aplikasi Media Sosial
28 February 2022 |
16:30 WIB
Rusia tengah menghadapi kecaman dari seluruh dunia atas invasinya ke Ukraina. Terkait dengan itu, pemerintahan Rusia berupaya mengontrol informasi yang sampai ke warga negaranya dengan membatasi akses terhadap media sosial.
Akun Twitter Support menyatakan perusahaan menyadari bahwa aplikasinya sedang dibatasi untuk beberapa orang di Rusia. Mereka juga menyebut terus berupaya untuk menjaga agar layanannya tetap aman dan bisa diakses oleh publik.
Pernyataan tersebut juga ditegaskan oleh akun Twitter Public Policy yang menambahkan bahwa perusahaan percaya seharusnya orang bisa memiliki akses gratis dan terbuka ke internet, terlebih dalam situasi krisis yang dialami.
Situs Downdetector juga mengungkapkan pemadaman tengah berlangsung. Mereka menyatakan tidak bisa mengakses Twitter melalui komputer maupun ponsel pintar (smartphone). Disebutkan bahwa para penggunanya harus menggunakan VPN untuk tetap bisa mengakses platform media sosial itu.
Rusia juga diketahui membatasi akses terhadap Facebook setelah adanya perselisihan tentang penyensoran. Regulator komunikasi Rusia menuduh bahwa platform di bawah induk Meta itu telah melanggar hak dan kebebasan warga negara Rusia.
Sebelumnya, Facebook melakukan aksi pemblokiran iklan dari media pemerintah Rusia di platform mereka. Kepala Kebijakan Keamanan Facebook menyatakan bahwa mereka melarang pemerintah Rusia menjalankan iklau atau monetisasi di platformnya.
Selanjutnya, YouTube milik Google juga menyatakan bahwa perusahaan telah menangguhkan beberapa saluran media pemerintah Rusia untuk menghasilkan uang dari iklan yang ditampilkan di video-video mereka.
Tak hanya itu, Google juga kemudian menghentikan kemampuan media yang didanai pemerintah Rusia untuk menghasilkan uang melalui layanan iklan Google. Begitu juga dengan pembatasan akun Rusia di Ukraina atas permintaan pemerintah Ukraina.
Sementara itu, di tengah upaya pembatasan dan pemblokiran media sosial luar negeri, aplikasi pesan instan Signal dinyatakan mengalami peningkatan penggunaan yang signifikan pada periode invasi perang tersebut.
[Baca juga: Perang Rusia-Ukraina picu penggunaan aplikasi Signal]
Editor : Fajar Sidik
Akun Twitter Support menyatakan perusahaan menyadari bahwa aplikasinya sedang dibatasi untuk beberapa orang di Rusia. Mereka juga menyebut terus berupaya untuk menjaga agar layanannya tetap aman dan bisa diakses oleh publik.
Pernyataan tersebut juga ditegaskan oleh akun Twitter Public Policy yang menambahkan bahwa perusahaan percaya seharusnya orang bisa memiliki akses gratis dan terbuka ke internet, terlebih dalam situasi krisis yang dialami.
Situs Downdetector juga mengungkapkan pemadaman tengah berlangsung. Mereka menyatakan tidak bisa mengakses Twitter melalui komputer maupun ponsel pintar (smartphone). Disebutkan bahwa para penggunanya harus menggunakan VPN untuk tetap bisa mengakses platform media sosial itu.
Rusia juga diketahui membatasi akses terhadap Facebook setelah adanya perselisihan tentang penyensoran. Regulator komunikasi Rusia menuduh bahwa platform di bawah induk Meta itu telah melanggar hak dan kebebasan warga negara Rusia.
Sebelumnya, Facebook melakukan aksi pemblokiran iklan dari media pemerintah Rusia di platform mereka. Kepala Kebijakan Keamanan Facebook menyatakan bahwa mereka melarang pemerintah Rusia menjalankan iklau atau monetisasi di platformnya.
Selanjutnya, YouTube milik Google juga menyatakan bahwa perusahaan telah menangguhkan beberapa saluran media pemerintah Rusia untuk menghasilkan uang dari iklan yang ditampilkan di video-video mereka.
Tak hanya itu, Google juga kemudian menghentikan kemampuan media yang didanai pemerintah Rusia untuk menghasilkan uang melalui layanan iklan Google. Begitu juga dengan pembatasan akun Rusia di Ukraina atas permintaan pemerintah Ukraina.
Sementara itu, di tengah upaya pembatasan dan pemblokiran media sosial luar negeri, aplikasi pesan instan Signal dinyatakan mengalami peningkatan penggunaan yang signifikan pada periode invasi perang tersebut.
[Baca juga: Perang Rusia-Ukraina picu penggunaan aplikasi Signal]
Editor : Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.