Perang Rusia-Ukraina Memicu Penggunaan Aplikasi Signal
27 February 2022 |
17:08 WIB
Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina membuat banyak warga di Ukraina menggunakan aplikasi pesan Signal untuk berkomunikasi. Ancaman keamanan siber menjadi salah satu penyebab masyarakat di sana lebih memilih aplikasi tersebut.
Seperti dilansir News18, Chief Executive Officer Cloudfare, Matthew Prince, dalam satu tweet mengatakan bahwa pengguna aplikasi pesan Signal di Ukraina mengalami peningkatan tepat setelah tengah malam pada 24 Februari atau saat Rusia resmi meluncurkan operasi militer di Ukraina.
“Penggunaan Signal [aplikasi pengiriman pesan] di Ukraina telah melonjak dalam 24 jam terakhir,” kata Prince.
Dia menambahkan, orang-orang Ukraina lebih memilih menggunakan aplikasi Signal di tengah ancaman keamanan siber dari Rusia. Aplikasi pesan tersebut disebut-sebut dan diklaim sebagai aplikasi yang paling aman. Sementara itu, Moxie Marlinspike yang menciptakan Signal mengingatkan para pengguna di Ukraina bahwa aplikasi pesan Telegram tidak benar-benar terenkripsi seperti yang dipikirkan oleh banyak orang.
Telegram, meskipun aplikasi pesan terenkripsi, tidak menawarkan enkripsi end-to-end seperti Signal atau WhatsApp. Kondisi ini berarti pembuat Telegram memiliki kunci enkripsi terhadap pesan-pesan yang dikirim antara para pengguna. Satu-satunya cara agar Telegram dienkripsi end-to-end adalah melalui fitur yang disebut Secred Chat atau Obrolan Rahasia yang memungkinkan enkripsi end-to-end pada aplikasi pesan tersebut.
Pendiri Telegram juga disebut orang Rusia, yakni Pavel Durov dan Nikolai Durov. Marlinspike, dalam tweet-nya, mengatakan, banyak pekerja di perusahaan Telegram memiliki keluarga di Rusia.Jika Rusia tidak ingin repot dengan peretasan, mereka dapat menggunakan keamanan para keluarga karyawan untuk mendapatkan akses terhadap peretasan.
Masih pada laman tersebut, selain menggunakan Signal, masih ada cara lain agar warga Ukraina aman saat berkomunikasi secara daring pada masa krisis ini. Tor Browser, suatu browser web yang disebut fokus pada keamanan daring membagikan sebuah utas Twitter yang merinci bagaimana Ukraina dan Rusia mengatasi sensor internet.
Selain itu, Facebook telah mendirikan pusat operasi khusus untuk memantau konflik di Ukraina dan meluncurkan fitur yang dapat membuat pengguna di negara tersebut mengunci profil media sosial mereka demi keamanan.
Twitter juga mem-posting kiat-kiat mengamankan akun dari peretasan, memastikan tweet mereka bersifat pribadi, dan menonaktifkan akun mereka. Perusahaan men-tweet tips keselamatan dalam bahasa Inggris, Rusia, dan Ukraina.
Editor: Roni Yunianto
Seperti dilansir News18, Chief Executive Officer Cloudfare, Matthew Prince, dalam satu tweet mengatakan bahwa pengguna aplikasi pesan Signal di Ukraina mengalami peningkatan tepat setelah tengah malam pada 24 Februari atau saat Rusia resmi meluncurkan operasi militer di Ukraina.
“Penggunaan Signal [aplikasi pengiriman pesan] di Ukraina telah melonjak dalam 24 jam terakhir,” kata Prince.
Dia menambahkan, orang-orang Ukraina lebih memilih menggunakan aplikasi Signal di tengah ancaman keamanan siber dari Rusia. Aplikasi pesan tersebut disebut-sebut dan diklaim sebagai aplikasi yang paling aman. Sementara itu, Moxie Marlinspike yang menciptakan Signal mengingatkan para pengguna di Ukraina bahwa aplikasi pesan Telegram tidak benar-benar terenkripsi seperti yang dipikirkan oleh banyak orang.
Telegram, meskipun aplikasi pesan terenkripsi, tidak menawarkan enkripsi end-to-end seperti Signal atau WhatsApp. Kondisi ini berarti pembuat Telegram memiliki kunci enkripsi terhadap pesan-pesan yang dikirim antara para pengguna. Satu-satunya cara agar Telegram dienkripsi end-to-end adalah melalui fitur yang disebut Secred Chat atau Obrolan Rahasia yang memungkinkan enkripsi end-to-end pada aplikasi pesan tersebut.
Pendiri Telegram juga disebut orang Rusia, yakni Pavel Durov dan Nikolai Durov. Marlinspike, dalam tweet-nya, mengatakan, banyak pekerja di perusahaan Telegram memiliki keluarga di Rusia.Jika Rusia tidak ingin repot dengan peretasan, mereka dapat menggunakan keamanan para keluarga karyawan untuk mendapatkan akses terhadap peretasan.
Masih pada laman tersebut, selain menggunakan Signal, masih ada cara lain agar warga Ukraina aman saat berkomunikasi secara daring pada masa krisis ini. Tor Browser, suatu browser web yang disebut fokus pada keamanan daring membagikan sebuah utas Twitter yang merinci bagaimana Ukraina dan Rusia mengatasi sensor internet.
Selain itu, Facebook telah mendirikan pusat operasi khusus untuk memantau konflik di Ukraina dan meluncurkan fitur yang dapat membuat pengguna di negara tersebut mengunci profil media sosial mereka demi keamanan.
Twitter juga mem-posting kiat-kiat mengamankan akun dari peretasan, memastikan tweet mereka bersifat pribadi, dan menonaktifkan akun mereka. Perusahaan men-tweet tips keselamatan dalam bahasa Inggris, Rusia, dan Ukraina.
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.