Eksis Hampir Satu Dekade, Intip 3 Strategi Toko Retail Kecantikan Ini
09 February 2022 |
16:53 WIB
Toko retail kecantikan DAN+DAN terus eksis di tengah pesatnya pertumbuhan industri kecantikan dan kesehatan di Indonesia. Menurut riset yang dilakukan Statista.com, industri kecantikan dan perawatan pribadi setiap tahunnya akan bertumbuh sekitar 5,34% (CAGR 2022-2026).
Terus tumbuh di usianya yang hampir satu dekade, DAN+DAN secara konsisten berupaya memenuhi kebutuhan sekaligus mengedukasi konsumen mengenai dunia kecantikan dengan cara yang unik dan menyenangkan. Sampai saat ini, DAN+DAN memiliki 220 gerai yang tersebar di Jabodetabek, Serang, Cilegon, Cikarang, dan Bandung.
Pencapaian ini tentu diraih dengan perencanaan dan strategi bisnis yang tepat. Vania Lo selaku CEO DAN+DAN berbagi tiga strategi kunci dalam mempertahankan eksistensi bisnisnya di tengah geliat industri kecantikan seperti berikut ini.
Hal ini pun dilihat sebagai peluang untuk hadir lebih dekat di tengah masyarakat sebagai ‘teman’ yang selalu hadir membantu memenuhi kebutuhan kecantikan dan kesehatan. Menurut Vania, sebagai sebuah bisnis, kita tidak bisa memuaskan seluruh segmen pasar dan kalangan, karena tiap kelompok memiliki kebutuhan yang berbeda sehingga membutuhkan strategi pendekatan yang berbeda pula.
Oleh karena itu, lanjutnya, mengerucutkan target pasar dapat membantu kita untuk menghadirkan produk dan layanan yang tepat sasaran serta efektif. Dengan mengidentifikasi target pasar, Vania mengaku dapat menyelaraskan rancangan strategi bisnis untuk membangun basis pelanggan yang loyal.
"Lokasi gerai yang ada di sekitar perumahan memperkuat konsep brand positioning kami sebagai ‘toko kosmetik tetangga’. Kami berusaha untuk menjalin hubungan yang erat dengan konsumen melalui personal selling, sehingga lambat laun kedekatan maupun kepercayaan konsumen akan semakin terbangun dan bisa membentuk loyalitas konsumen yang kuat,” kata Vania.
Vania percaya bahwa keberhasilan bisnisnya juga berbanding lurus dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya produk kecantikan dan kesehatan. Berangkat dari hal tersebut, DAN+DAN akhirnya mengemban visi untuk dapat tumbuh bersama dengan konsumen melalui berbagai program dan upaya pendekatan konsumen yang edukatif seperti kelas makeup dan pembekalan keterampilan komunikasi serta pengetahuan akan tren kecantikan kepada seluruh staf.
Lebih lanjut, Vania juga menyadari bahwa tidak semua orang mempunyai privilese terhadap dunia kecantikan dan kesehatan. Oleh sebab itu, dia ingin mengedukasi masyarakat yang memiliki pengetahuan, pengalaman, serta akses yang terbatas atas industri kecantikan melalui layanan dan program-program.
"Itulah mengapa gerai-gerai kami berlokasi di ruko. Kami memanfaatkan lantai pertama sebagai area penjualan dan lantai kedua difokuskan untuk para konsumen yang hendak belajar seputar kecantikan. Di lantai dua inilah biasanya kami mengadakan kelas-kelas gratis yang bisa dihadiri oleh para pelanggan,” tambah Vania.
Pasang surut bisnis DAN+DAN selama eksis dalam satu dekade terakhir tidak mematahkan semangat untuk terus melaju. Di masa sulit selama pandemi saat ini, Vania mengaku bahwa bisnisnya juga turut mengalami banyak tantangan dan keterbatasan yang berimbas pada bisnis.
“Kami sadar bahwa situasi pandemi telah sedikit banyak mempengaruhi kebiasaan serta daya beli masyarakat yang dimotivasi oleh banyak faktor, salah satunya adalah masyarakat yang mulai melakukan efisiensi budget untuk pengeluaran harian mereka," kata Vania.
Meski begitu, Vania terus berupaya untuk menggaet para pelanggannya dengan berbagai stimulus salah satunya menghadirkan promo cashback. Terbukti, meski di tengah pandemi, Vania justru optimis bisa membuka beberapa gerai baru pada tahun ini.
Editor: Gita
Terus tumbuh di usianya yang hampir satu dekade, DAN+DAN secara konsisten berupaya memenuhi kebutuhan sekaligus mengedukasi konsumen mengenai dunia kecantikan dengan cara yang unik dan menyenangkan. Sampai saat ini, DAN+DAN memiliki 220 gerai yang tersebar di Jabodetabek, Serang, Cilegon, Cikarang, dan Bandung.
Pencapaian ini tentu diraih dengan perencanaan dan strategi bisnis yang tepat. Vania Lo selaku CEO DAN+DAN berbagi tiga strategi kunci dalam mempertahankan eksistensi bisnisnya di tengah geliat industri kecantikan seperti berikut ini.
1. Harmonisasi layanan dan brand positioning
Sejak pertama kali berdiri pada tahun 2013 silam, Vania menyampaikan bahwa DAN+DAN selalu konsisten untuk menyasar masyarakat di area perumahan. Hal tersebut berangkat dari situasi di mana produk kecantikan dan kesehatan terbilang kurang aksesibel, sehingga masyarakat harus pergi ke pusat perbelanjaan yang notabene memakan waktu perjalanan.Hal ini pun dilihat sebagai peluang untuk hadir lebih dekat di tengah masyarakat sebagai ‘teman’ yang selalu hadir membantu memenuhi kebutuhan kecantikan dan kesehatan. Menurut Vania, sebagai sebuah bisnis, kita tidak bisa memuaskan seluruh segmen pasar dan kalangan, karena tiap kelompok memiliki kebutuhan yang berbeda sehingga membutuhkan strategi pendekatan yang berbeda pula.
Oleh karena itu, lanjutnya, mengerucutkan target pasar dapat membantu kita untuk menghadirkan produk dan layanan yang tepat sasaran serta efektif. Dengan mengidentifikasi target pasar, Vania mengaku dapat menyelaraskan rancangan strategi bisnis untuk membangun basis pelanggan yang loyal.
"Lokasi gerai yang ada di sekitar perumahan memperkuat konsep brand positioning kami sebagai ‘toko kosmetik tetangga’. Kami berusaha untuk menjalin hubungan yang erat dengan konsumen melalui personal selling, sehingga lambat laun kedekatan maupun kepercayaan konsumen akan semakin terbangun dan bisa membentuk loyalitas konsumen yang kuat,” kata Vania.
Ilustrasi (Dok. DAN+DAN)
2. Tumbuh bersama konsumen
Vania percaya bahwa keberhasilan bisnisnya juga berbanding lurus dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya produk kecantikan dan kesehatan. Berangkat dari hal tersebut, DAN+DAN akhirnya mengemban visi untuk dapat tumbuh bersama dengan konsumen melalui berbagai program dan upaya pendekatan konsumen yang edukatif seperti kelas makeup dan pembekalan keterampilan komunikasi serta pengetahuan akan tren kecantikan kepada seluruh staf.Lebih lanjut, Vania juga menyadari bahwa tidak semua orang mempunyai privilese terhadap dunia kecantikan dan kesehatan. Oleh sebab itu, dia ingin mengedukasi masyarakat yang memiliki pengetahuan, pengalaman, serta akses yang terbatas atas industri kecantikan melalui layanan dan program-program.
"Itulah mengapa gerai-gerai kami berlokasi di ruko. Kami memanfaatkan lantai pertama sebagai area penjualan dan lantai kedua difokuskan untuk para konsumen yang hendak belajar seputar kecantikan. Di lantai dua inilah biasanya kami mengadakan kelas-kelas gratis yang bisa dihadiri oleh para pelanggan,” tambah Vania.
3. Terus berkreasi di masa sulit
Pasang surut bisnis DAN+DAN selama eksis dalam satu dekade terakhir tidak mematahkan semangat untuk terus melaju. Di masa sulit selama pandemi saat ini, Vania mengaku bahwa bisnisnya juga turut mengalami banyak tantangan dan keterbatasan yang berimbas pada bisnis.“Kami sadar bahwa situasi pandemi telah sedikit banyak mempengaruhi kebiasaan serta daya beli masyarakat yang dimotivasi oleh banyak faktor, salah satunya adalah masyarakat yang mulai melakukan efisiensi budget untuk pengeluaran harian mereka," kata Vania.
Meski begitu, Vania terus berupaya untuk menggaet para pelanggannya dengan berbagai stimulus salah satunya menghadirkan promo cashback. Terbukti, meski di tengah pandemi, Vania justru optimis bisa membuka beberapa gerai baru pada tahun ini.
Editor: Gita
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.