Ilustrasi perayaan Imlek (Sumber gambar: Scribbling Geek/Unsplash)

Menjaga Seni, Tradisi & Budaya Tionghoa di Era Modern 

02 February 2022   |   20:08 WIB
Image
Syaiful Millah Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Masyarakat Tionghoa dan umat Konghucu baru saja merayakan tahun baru Imlek 2573 Kongzili. Perayaannya digelar dengan cara sederhana karena masih dalam kondisi pandemi, tetapi tidak mengurangi esensi yang terkandung di dalamnya. 

Ragyan Antryz dari Asosiasi Peranakan Tionghoa Indonesia (Aspertina) mengatakan bahwa asosiasi menyambut sukacita hari raya Imlek 2022, kendati hari penting ini tidak dirayakan secara meriah seperti pada tahun-tahun sebelumnya. 

Dia menuturkan tahun baru Imlek 2573 Kongzili menandai dimulainya tahun Macan Air, yang konon akan menghadirkan banyak hal-hal baik. “Jadi Aspertina memaknai tahun baru Imlek ini dengan rasa optimis akan ada perbaikan di berbagai sektor,” katanya kepada Hypeabis.id

Perayaan Imlek sejatinya tidak lepas dari nilai-nilai seni tradisi dan kebudayaan warga Tionghoa. Ragyan menuturkan seperti kebudayaan tradisional pada era modern umumnya, ekosistem seni budaya Tionghoa juga mulai terancam dan tergerus. 

Bahkan menurutnya eksistensi budaya dan tradisi Tionghoa di Indonesia, khususnya budaya Peranakan Tionghoa sebagian sudah mulai ditinggalkan, terutama oleh generasi muda. Akan tetapi, sebagian lainnya juga mengalami penyesuaian dengan budaya masa kini. 

Dia melanjutkan bahwa upaya pelestarian harus dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Ini, katanya, juga menjadi fokus Aspertina dan perkumpulan atau asosiasi peranakan lain untuk melestarikan dan mengembangkan budaya khususnya Peranakan Tionghoa. 

Langkah yang dilakukan misalnya dengan melakukan edukasi tentang seni dan budaya serta menampilkannya pada ajang-ajang tertentu, seperti saat Hari Raya Imlek, Festival Cap Go Meh, Festival Mooncake, dan lain-lain. 

“Aspertina juga punya event yang digelar 2 tahun sekali yakni acara Kondangan Peranakan Tionghoa Indonesia, sebuah event besar yang melibatkan tokoh budaya dan seniman Peranakan Tionghoa Indonesia,” katanya. 

Sekjen Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI), Candra Jap, juga mengatakan bahwa kebudayaan Tionghoa pada era modern seperti sekarang ini memiliki tantangan besar, yakni bagaimana menumbuhkan minat generasi mudanya. 

Menurutnya, hal ini perlu menjadi perhatian dari berbagai pihak. Khususnya keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil yang perlu menanamkan ajaran budi pekerti sampai seni dan tradisi Tionghoa yang telah menjadi warisan para leluhur. 

Menurutnya, salah satu fokus kegiatan Perhimpunan INTI ke depan adalah ketahanan budaya. Nantinya, INTI Pusat akan melakukan koordinasi dengan pengurus daerah untuk mengaktifkan sanggar seni budaya, tak hanya berfokus pada Tionghoa saja tapi juga unsur budaya lokal masing-masing. 

Selain itu, nantinya akan diadakan kegiatan pertukaran anggota sanggar antar wilayah atau daerah, sehingga mereka bisa saling berbagi cerita, pengetahuan dan pengalaman. “Dengan begitu, diharapkan budaya Tionghoa dan nusantara bisa tetap eksis,” katanya. 


Editor : Gita

SEBELUMNYA

Alexandra Dean Kuak Rahasia Hugh Hefner di Dokumenter Secrets of Playboy

BERIKUTNYA

BAFTA Umumkan Nominasi EE Rising Star Award

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: