Surat Tilang Biru Bayar Berapa? Ini Jawabannya
18 November 2021 |
16:53 WIB
Setiap petugas kepolisian selalu membawa dua jenis surat tilang saat bertugas. Jika ada yang tertangkap melakukan pelanggaran, maka pengendara akan diberikan surat tilang. Surat tilang biasanya berisi catatan informasi dari pengendara, jenis dan lokasi pelanggaran, serta langkah selanjutnya yang harus dilakukan.
Seluruh informasi tersebut harus ada di dalam surat tilang agar pihak pengendara juga mengerti pelanggaran yang dilakukan dan langkah selanjutnya.
Tentu saja, petugas juga akan menyita STNK atau SIM sebagai bukti bahwa pengendara sedang menghadapi masalah tilang.
Namun, ada surat tilang biru dan merah. Apa perbedaannya?
Surat tilang merah digunakan untuk para pengendara yang masih merasa bahwa dirinya melanggar. Surat berwarna merah ini akan dibawa ke persidangan tilang untuk menjadi tanda bahwa pengendara memiliki argumen bahwa tidak bersalah.
Pembelaan logis bisa diutarakan oleh pengendara kepada hakim yang bertugas. Dari hasil pembelaan dalam persidangan yang dilakukan, akan diputuskan berapa denda untuk dibayarkan. Jadi pelanggar bisa langsung membayar denda di persidangan tersebut.
Berbanding terbalik dengan surat tilang biru yang bisa digunakan dengan syarat ini adalah pengendara sudah mengakui kesalahan, pengendara sedang sibuk sehingga tidak bisa datang ke persidangan, dan pengendara bersedia langsung membayar denda sesuai hukum yang berlaku.
Jika ketiga poin tersebut sudah disetujui pihak pengendara, maka petugas akan langsung memberikan surat tilang biru.
Surat tilang biru memang jauh lebih modern dibandingkan versi warna merah karena telah menggunakan sistem e-tilang. Pengendara yang mendapatkan surat tilang biru tidak perlu lagi datang ke persidangan. Mereka bisa langsung membayar denda pelanggaran ke bank yang ditunjuk oleh petugas.
Surat tilang biru memang jauh lebih efektif dan efisien dibandingkan versi merah. Apalagi waktu proses pengurusan masalah tilang ini hingga selesai menjadi lebih cepat. Untuk itulah, jika memang Anda ingin menyelesaikan masalah pelanggaran lalu lintas dengan cepat, pilih surat tilang biru. Namun, berapa denda yang harus dibayarkan?
Sesuai UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang sudah disahkan oleh DPR pada 22 Juni 2009, terdapat 14 daftar denda tilang untuk kendaraan bermotor, yakni:
Setiap pengendara kendaraan bermotor yang tidak memiliki SIM dipidana dengan pidana kurungan paling lama 4 bulan atau denda paling banyak Rp1 juta (Pasal 281).
1. Setiap pengendara kendaraan bermotor yang memiliki SIM namun tak dapat menunjukkannya saat razia dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp250 ribu (Pasal 288 ayat 2).
2. Setiap pengendara kendaraan bermotor yang tak dipasangi Tanda Nomor Kendaraan dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp500 ribu (Pasal 280).
3. Setiap pengendara sepeda motor yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan seperti spion, lampu utama, lampu rem, klakson, pengukur kecepatan, dan knalpot dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp250 ribu (Pasal 285 ayat 1).
4. Setiap pengendara mobil yang tidak memenuhi persyaratan teknis seperti spion, klakson, lampu utama, lampu mundur, lampu rem, kaca depan, bumper, penghapus kaca dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp500 ribu (Pasal 285 ayat 2).
5. Setiap pengendara mobil yang tidak dilengkapi dengan perlengkapan berupa ban cadangan, segitiga pengaman, dongkrak, pembuka roda, dan peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp250 ribu (Pasal 278).
6. Setiap pengendara yang melanggar rambu lalu lintas dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp500 ribu (Pasal 287 ayat 1)
7. Setiap pengendara yang melanggar aturan batas kecepatan paling tinggi atau paling rendah dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp 500 ribu (Pasal 287 ayat 5).
8. Setiap pengendara yang tidak dilengkapi Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor atau Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp 500 ribu (Pasal 288 ayat 1).
9. Setiap pengemudi atau penumpang yang duduk disamping pengemudi mobil tak mengenakan sabuk keselamatan dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp 250 ribu (Pasal 289).
10. Setiap pengendara atau penumpang sepeda motor yang tak mengenakan helm standar nasional dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp 250 ribu (Pasal 291 ayat 1).
12. Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di Jalan tanpa menyalakan lampu utama pada malam hari dan kondisi tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 107 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp250.000 (Pasal 293 ayat 1).
13. Setiap orang yang mengemudikan sepeda motor di Jalan tanpa menyalakan lampu utama pada siang hari sebagaimana dimaksud dalam Pasal 107 ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 15 (lima belas) hari atau denda paling banyak Rp100.000 (Pasal 293 ayat 2).
14. Setiap pengendara sepeda motor yang akan berbelok atau balik arah tanpa memberi isyarat lampu dipidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp 250 ribu (Pasal 294).
Editor: M R Purboyo
Seluruh informasi tersebut harus ada di dalam surat tilang agar pihak pengendara juga mengerti pelanggaran yang dilakukan dan langkah selanjutnya.
Tentu saja, petugas juga akan menyita STNK atau SIM sebagai bukti bahwa pengendara sedang menghadapi masalah tilang.
Namun, ada surat tilang biru dan merah. Apa perbedaannya?
Surat tilang merah digunakan untuk para pengendara yang masih merasa bahwa dirinya melanggar. Surat berwarna merah ini akan dibawa ke persidangan tilang untuk menjadi tanda bahwa pengendara memiliki argumen bahwa tidak bersalah.
Pembelaan logis bisa diutarakan oleh pengendara kepada hakim yang bertugas. Dari hasil pembelaan dalam persidangan yang dilakukan, akan diputuskan berapa denda untuk dibayarkan. Jadi pelanggar bisa langsung membayar denda di persidangan tersebut.
Berbanding terbalik dengan surat tilang biru yang bisa digunakan dengan syarat ini adalah pengendara sudah mengakui kesalahan, pengendara sedang sibuk sehingga tidak bisa datang ke persidangan, dan pengendara bersedia langsung membayar denda sesuai hukum yang berlaku.
Jika ketiga poin tersebut sudah disetujui pihak pengendara, maka petugas akan langsung memberikan surat tilang biru.
Surat tilang biru memang jauh lebih modern dibandingkan versi warna merah karena telah menggunakan sistem e-tilang. Pengendara yang mendapatkan surat tilang biru tidak perlu lagi datang ke persidangan. Mereka bisa langsung membayar denda pelanggaran ke bank yang ditunjuk oleh petugas.
Surat tilang biru memang jauh lebih efektif dan efisien dibandingkan versi merah. Apalagi waktu proses pengurusan masalah tilang ini hingga selesai menjadi lebih cepat. Untuk itulah, jika memang Anda ingin menyelesaikan masalah pelanggaran lalu lintas dengan cepat, pilih surat tilang biru. Namun, berapa denda yang harus dibayarkan?
Sesuai UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang sudah disahkan oleh DPR pada 22 Juni 2009, terdapat 14 daftar denda tilang untuk kendaraan bermotor, yakni:
Polisi lalu lintas
Setiap pengendara kendaraan bermotor yang tidak memiliki SIM dipidana dengan pidana kurungan paling lama 4 bulan atau denda paling banyak Rp1 juta (Pasal 281).
1. Setiap pengendara kendaraan bermotor yang memiliki SIM namun tak dapat menunjukkannya saat razia dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp250 ribu (Pasal 288 ayat 2).
2. Setiap pengendara kendaraan bermotor yang tak dipasangi Tanda Nomor Kendaraan dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp500 ribu (Pasal 280).
3. Setiap pengendara sepeda motor yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan seperti spion, lampu utama, lampu rem, klakson, pengukur kecepatan, dan knalpot dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp250 ribu (Pasal 285 ayat 1).
4. Setiap pengendara mobil yang tidak memenuhi persyaratan teknis seperti spion, klakson, lampu utama, lampu mundur, lampu rem, kaca depan, bumper, penghapus kaca dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp500 ribu (Pasal 285 ayat 2).
5. Setiap pengendara mobil yang tidak dilengkapi dengan perlengkapan berupa ban cadangan, segitiga pengaman, dongkrak, pembuka roda, dan peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp250 ribu (Pasal 278).
6. Setiap pengendara yang melanggar rambu lalu lintas dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp500 ribu (Pasal 287 ayat 1)
7. Setiap pengendara yang melanggar aturan batas kecepatan paling tinggi atau paling rendah dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp 500 ribu (Pasal 287 ayat 5).
8. Setiap pengendara yang tidak dilengkapi Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor atau Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp 500 ribu (Pasal 288 ayat 1).
9. Setiap pengemudi atau penumpang yang duduk disamping pengemudi mobil tak mengenakan sabuk keselamatan dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp 250 ribu (Pasal 289).
10. Setiap pengendara atau penumpang sepeda motor yang tak mengenakan helm standar nasional dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp 250 ribu (Pasal 291 ayat 1).
12. Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di Jalan tanpa menyalakan lampu utama pada malam hari dan kondisi tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 107 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp250.000 (Pasal 293 ayat 1).
13. Setiap orang yang mengemudikan sepeda motor di Jalan tanpa menyalakan lampu utama pada siang hari sebagaimana dimaksud dalam Pasal 107 ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 15 (lima belas) hari atau denda paling banyak Rp100.000 (Pasal 293 ayat 2).
14. Setiap pengendara sepeda motor yang akan berbelok atau balik arah tanpa memberi isyarat lampu dipidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp 250 ribu (Pasal 294).
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.