Genhype, Menangani Luka Jangan Sembarangan, Begini Caranya

Tahukah Genhype, mengurangi aktivitas di keluar rumah akibat pandemi Covid-19 bukan berarti mengurangi risiko tubuh mengalami luka. Banyak aktivitas yang dilakukan di rumah yang berpotensi membuat tubuh kalian terluka, termasuk aktivitas sehari-hari seperti memasak atau menyetrika, tentunya apabila tidak dilakukan dengan hati-hati.

Dilansir dari Alodokter, meski luka bisa terjadi di mana saja, tetapi ada sekitar 36 persen luka terjadi di rumah. Data ini bahkan sudah terjadi sebelum pandemi, sehingga, data ini tentu sudah berubah seiring dengan intensitas aktivitas di rumah.

Oleh karena itu, Genhype harus menyiapkan antisipasi dengan ketersediaan perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan di rumah. 

Menurut dr. Adisaputra Ramadhinara, Spesialis Dokter Luka, kondisi luka dapat dialami kapanpun dan dialami oleh siapapun di mana saja, termasuk di rumah.  Oleh sebab itu, cara pertama yang bisa dilakukan adalah dengan memiliki kotak pertolongan pertama yang harus tersedia dalam rumah.

Tak hanya kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), segenap anggota keluarga juga harus memiliki kemampuan untuk menangani dan merawat luka dengan tepat.

“Saya seringkali dapat pasien yang lukanya sudah parah. Banyak kasus di klinik, beberapa bahkan sudah sampai berkuman dan ada belatungnya,” ungkap dokter Adisaputra.

Dia pun menyesali sejumlah kondisi yang sangat buruk tersebut baru datang untuk berobat ke kliniknya. Kondisi ini membuat dia menilai masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengatasi luka. 

Sebagai contoh, beberapa pasien yang datang saja mengaku belum memiliki pemahaman pentingnya memiliki kotak P3K dirumah.

Jikalau pun memiliki kotak P3K, kerap kali anggota keluarga tidak mengecek masa kadaluarsa obat yang ada di dalam kotak tersebut. Beberapa pasien yang punya kotak P3K masih menempatkan kotak tersebut pada bagian rumah yang sulit dicapai atau sulit terlihat.

Beberapa pasien juga mengaku tidak memahami cara merawat luka dengan tepat, sehingga memilih dibiarkan saja. Selain itu, ada pula yang enggan membersihkan atau mengobati lukanya lantaran proses tersebut akan memberi rasa yang perih. 

Beberapa pasien bahkan kerap melakukan metode pengobatan yang salah, misalnya dengan pengolesan salep yang tidak sesuai atau dengan membiarkan luka dalam keadaan terbuka. Padahal, luka sekecil apapun tidak boleh dianggap remeh dan harus dirawat dengan tepat untuk mencegah terjadinya infeksi. 

Dokter Adisaputra pun memerinci beberapa usulan untuk isi kotak P3K yang wajib tersedia di rumah maupun saat bepergian.

Dia menyebut antara lain; masker, pembersih tangan (hand sanitizer), sarung tangan latex, gunting, pinset, termometer, obat tetes mata, obat batuk, obat-obatan lainnya seperti sakit kepala atau pun flu, plester misalnya hansaplast, cairan antiseptik, salep luka, dan kasa steril.

Adapun langkah tepat untuk mengobati dan merawat luka adalah; pertama, membersihkan luka dengan spray antiseptik yang mengandung Polyhexamethylene Biguanide (PHMB), cairan antiseptik yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak menyebabkan rasa perih.

Kedua, lindungi luka dari kotoran dan bakteri dengan plester. Ketiga, saat luka sudah mulai mengering, bantu sembuhkan luka lebih cepat dan cegah bekas luka dengan salep luka, misalnya dari produk Hansaplast.

Tak hanya itu, ada beberapa hal yang juga wajib diperhatikan anggota keluarga saat mengobati luka. 
Pertama, tetaplah tenang dalam melakukan pertolongan pertama pada diri sendiri maupun pada orang lain.

Kedua, jelaskanlah kepada pasien apa yang akan dikerjakan mungkin menyakitkan karena terasa perih, tetapi harus dilakukan demi kesembuhan.

Ketiga, segera hubungi dokter jika luka terlihat sangat parah misalnya banyak perdarahan, ada tanda infeksi seperti nanah, dan benda asing tertanam dalam kasus digigit hewan atau manusia, atau kontak dengan darah hewan, dan jika luka berada di area wajah. 


Editor:Indyah Sutriningrum