Update iOS 15 Bikin Shutter Sound Kamera iPhone Jepang Bisa Dimatikan
14 October 2021 |
12:49 WIB
1
Like
Like
Like
Buat Genhype pengguna iPhone yang dipasarkan khusus untuk pasar Jepang, apakah kalian menyadari bahwa pembaruan iOS 15 menghadirkan perubahan besar di ponsel? Setelah ponsel diperbarui ke iOS 15, suara saat kamera mengambil gambar atau shutter sound sudah bisa dinonaktifkan.
Seperti diketahui, seluruh ponsel yang dijual di Jepang shutter sound-nya tidak bisa dimatikan dengan alasan privasi.
Hal tersebut yang pada akhirnya membuat iPhone bekas Jepang dijual dengan harga murah di Tanah Air dibandingkan dengan iPhone bekas dari negara lainnya. Walaupun demikian, statusnya masih sama, dikategorikan sebagai ponsel limbah atau limbah elektronik yang masuk ke Indonesia.
Untuk membedakan iPhone Jepang caranya mudah, cukup cek kode model yang ada di Settings>About>Model. Jika terlihat ada kode J/A sudah bisa dipastikan iPhone yang kalian gunakan adalah iPhone Jepang.
Hypeabis mencoba secara langsung bagaimana iOS 15 membuat iPhone Jepang kini tak berbeda dengan iPhone lainnya. Pertama, perangkat yang digunakan adalah iPhone 6S atau iPhone tertua yang masih mendapatkan pembaruan iOS 15 bersama dengan iPhone SE generasi pertama.
Shutter sound secara otomatis mati apabila saklar yang ada di bagian kiri atas digeser atau di-set ke mode silent. Padahal sebelumnya, cara ini tidak bisa dilakukan di iPhone Jepang apapun modelnya.
Hal yang sama juga berlaku pada iPhone XS dengan kode model J/A yang diujicoba oleh Hypeabis. Menggunakan cara yang sama, kini ponsel tersebut tidak lagi mengeluarkan shutter sound yang kerap kali mengganggu ketika kamera digunakan di sejumlah tempat umum, seperti tempat ibadah, rumah sakit, dan perpustakaan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Hypeabis dari sejumlah forum diskusi pengguna iPhone, iOS 15 membuat iPhone Jepang tidak bisa dimatikan shutter sound-nya ketika menggunakan kartu SIM dari operator Jepang atau tidak dipasang SIM card.
Ketika diujicoba kembali tanpa SIM Card, baik iPhone 6S maupun iPhone XS Jepang yang digunakan Hypeabis memang benar tidak bisa dimatikan shutter sound-nya.
Menurut pemerhati gawai sekaligus pendiri dari Komunitas Gadtorade Lucky Sebastian, suara saat kamera digunakan untuk mengambil gambar pada ponsel-ponsel yang dipasarkan di Jepang tidak bisa dinonaktifkan lantaran alasan privasi. Pemerintah setempat memang melarang adanya fitur yang memungkinkan suara tersebut dibisukan seperti di negara-negara lainnya, termasuk Indonesia.
Ini terkait masalah privasi, agar ponsel tidak dipakai untuk mengambil gambar diam-diam. Ada aturannya dan semua merk yang dijual di Jepang harus menaatinya, termasuk juga untuk Apple dengan iPhone-nya," katanya ketika dihubungi oleh Hypeabis.id baru-baru ini.
Aturan terkait shutter sound yang tidak boleh dibisukan muncul setelah adanya tuntutan dari masyarakat dan inisiatif dari beberapa operator telekomunikasi lantaran kasus voyeurism photography marak terjadi.
Pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an kasus tersebut banyak terjadi di Jepang, terutama di tempat-tempat umum yang padat seperti di kereta komuter atau bus umum. Banyak pria yang menggunakan ponsel berkamera untuk mengambil gambar isi dalam rok perempuan yang mereka temukan di tempat-tempat tersebut.
Beberapa pria juga kerap memotret perempuan yang mereka temui di tempat-tempat umum secara diam-diam untuk disebarluaskan melalui surel atau e-mail. Sebagai catatan, Jepang merupakan negara pertama yang memperkenalkan dan menjual ponsel berkamera pada 1999 lewat Kyocera VP-210.
Lebih lanjut, menurut Lucky beberapa pengguna ponsel limbah Jepang di Tanah Air berhasil mematikan shutter sound yang dinilai mengganggu itu. Caranya beragam, mulai dari mengganti firmware sistem operasi menjadi versi global untuk ponsel Android hingga menggunakan aplikasi pihak ketiga untuk iPhone.
Beberapa orang bahkan nekat melakukan jailbreak pada iPhone-nya agar bisa mematikan shutter sound pada kamera. Namun, tentu saja risikonya sangat besar terhadap keamanan ponsel dan data yang ada di dalamnya.
"Oleh karena itu, hindari saja ponsel limbah Jepang atau ponsel yang dibeli di Jepang lalu dibawa ke Indonesia. Terkadang jaringannya saja tidak cocok, belum lagi sekarang ada aturan pemblokiran umum untuk ponsel ilegal," ujarnya.
Editor: Indyah Sutriningrum
Seperti diketahui, seluruh ponsel yang dijual di Jepang shutter sound-nya tidak bisa dimatikan dengan alasan privasi.
Hal tersebut yang pada akhirnya membuat iPhone bekas Jepang dijual dengan harga murah di Tanah Air dibandingkan dengan iPhone bekas dari negara lainnya. Walaupun demikian, statusnya masih sama, dikategorikan sebagai ponsel limbah atau limbah elektronik yang masuk ke Indonesia.
Untuk membedakan iPhone Jepang caranya mudah, cukup cek kode model yang ada di Settings>About>Model. Jika terlihat ada kode J/A sudah bisa dipastikan iPhone yang kalian gunakan adalah iPhone Jepang.
Hypeabis mencoba secara langsung bagaimana iOS 15 membuat iPhone Jepang kini tak berbeda dengan iPhone lainnya. Pertama, perangkat yang digunakan adalah iPhone 6S atau iPhone tertua yang masih mendapatkan pembaruan iOS 15 bersama dengan iPhone SE generasi pertama.
Shutter sound secara otomatis mati apabila saklar yang ada di bagian kiri atas digeser atau di-set ke mode silent. Padahal sebelumnya, cara ini tidak bisa dilakukan di iPhone Jepang apapun modelnya.
Hal yang sama juga berlaku pada iPhone XS dengan kode model J/A yang diujicoba oleh Hypeabis. Menggunakan cara yang sama, kini ponsel tersebut tidak lagi mengeluarkan shutter sound yang kerap kali mengganggu ketika kamera digunakan di sejumlah tempat umum, seperti tempat ibadah, rumah sakit, dan perpustakaan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Hypeabis dari sejumlah forum diskusi pengguna iPhone, iOS 15 membuat iPhone Jepang tidak bisa dimatikan shutter sound-nya ketika menggunakan kartu SIM dari operator Jepang atau tidak dipasang SIM card.
Ketika diujicoba kembali tanpa SIM Card, baik iPhone 6S maupun iPhone XS Jepang yang digunakan Hypeabis memang benar tidak bisa dimatikan shutter sound-nya.
Menurut pemerhati gawai sekaligus pendiri dari Komunitas Gadtorade Lucky Sebastian, suara saat kamera digunakan untuk mengambil gambar pada ponsel-ponsel yang dipasarkan di Jepang tidak bisa dinonaktifkan lantaran alasan privasi. Pemerintah setempat memang melarang adanya fitur yang memungkinkan suara tersebut dibisukan seperti di negara-negara lainnya, termasuk Indonesia.
Ini terkait masalah privasi, agar ponsel tidak dipakai untuk mengambil gambar diam-diam. Ada aturannya dan semua merk yang dijual di Jepang harus menaatinya, termasuk juga untuk Apple dengan iPhone-nya," katanya ketika dihubungi oleh Hypeabis.id baru-baru ini.
Aturan terkait shutter sound yang tidak boleh dibisukan muncul setelah adanya tuntutan dari masyarakat dan inisiatif dari beberapa operator telekomunikasi lantaran kasus voyeurism photography marak terjadi.
Pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an kasus tersebut banyak terjadi di Jepang, terutama di tempat-tempat umum yang padat seperti di kereta komuter atau bus umum. Banyak pria yang menggunakan ponsel berkamera untuk mengambil gambar isi dalam rok perempuan yang mereka temukan di tempat-tempat tersebut.
Beberapa pria juga kerap memotret perempuan yang mereka temui di tempat-tempat umum secara diam-diam untuk disebarluaskan melalui surel atau e-mail. Sebagai catatan, Jepang merupakan negara pertama yang memperkenalkan dan menjual ponsel berkamera pada 1999 lewat Kyocera VP-210.
Lebih lanjut, menurut Lucky beberapa pengguna ponsel limbah Jepang di Tanah Air berhasil mematikan shutter sound yang dinilai mengganggu itu. Caranya beragam, mulai dari mengganti firmware sistem operasi menjadi versi global untuk ponsel Android hingga menggunakan aplikasi pihak ketiga untuk iPhone.
Beberapa orang bahkan nekat melakukan jailbreak pada iPhone-nya agar bisa mematikan shutter sound pada kamera. Namun, tentu saja risikonya sangat besar terhadap keamanan ponsel dan data yang ada di dalamnya.
"Oleh karena itu, hindari saja ponsel limbah Jepang atau ponsel yang dibeli di Jepang lalu dibawa ke Indonesia. Terkadang jaringannya saja tidak cocok, belum lagi sekarang ada aturan pemblokiran umum untuk ponsel ilegal," ujarnya.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.