Hati-Hati Banyak Pencurian Kata Sandi, Coba Tips Berikut Ini
19 May 2021 |
10:45 WIB
Perkembangan pesat teknologi informasi dan komunikasi tidak bisa lepas dari ancaman siber yang kian hari kian nyata. Genhype perlu hati-hati nih sama ancaman itu, salah satunya pencurian kata sandi.
Pasalnya, berdasarkan laporan perusahaan siber dan privasi digital Kaspersky, ada banyak upaya pencurian kata sandi yang terjadi sejak awal tahun ini di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Buat informasi pencuri kata sandi (password stealers) adalah jenis malware yang bertujuan untuk mencuri informasi akun. Ini mirip dengan trojan perbankan, tapi alih-alih mencegat atau mengganti data yang dimasukan, malware pencuri kata sandi biasanya mencuri informasi yang ada di komputer.
Informasi pengguna bisa berupa berbagai data pribadi misalnya nama pengguna, kata sandi yang disimpan di mesin pencari, cookie, dan dokumen lain yang kebetulan ada pada perangkat keras yang terinfeksi.
Secara keseluruhan, Kaspersky telah memblokir sebanyak 776.684 trojan yang dirancang untuk mencuri akun pada tiga bulan pertama tahun ini. Angka ini ternyata lebih banyak dari insiden tahun lalu yang tercatat 620.742 kasus.
Terlebih lagi, Indonesia berada di posisi ketiga setelah Vietnam dan Malaysia sebagai negara yang memiliki kasus terbanyak. Vietnam dengan 327.436 kasus, Malaysia dengan 180.576 kasus, dan Indonesia sebanyak 109.932.
Nah, untuk meningkatkan kekuatan kata sandi dan mengamankan akun kalian, berikut ini adalah beberapa tips yang disarankan oleh para ahli dari Kaspersky :
- Periksalah kekuatan kata sandi kalian saat ini, misalnya dengan perangkat lunak dari Kaspersky yang memiliki fitur untuk hal itu.
- Gunakan Have I Been Pwned, untuk melihat apakah kata sandi kalian telah bocor secara daring.
- Perbarui kata sandi secara teratur. Disarankan setidaknya setiap 90 hari atau 3 bulan sekali.
- Menerapkan otentifikasi dua faktor, sehingga meskipun login dan kata sandi telah dicuri, pelaku kejahatan tidak cukup mampu untuk mengakses akun kalian.
- Pastikan mengunduh aplikasi aman yang terverifikasi dari sumber terpercaya.
- Gunakan solusi keamanan siber tambahan dari pihak ketiga.
Editor: Fajar Sidik
Pasalnya, berdasarkan laporan perusahaan siber dan privasi digital Kaspersky, ada banyak upaya pencurian kata sandi yang terjadi sejak awal tahun ini di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Buat informasi pencuri kata sandi (password stealers) adalah jenis malware yang bertujuan untuk mencuri informasi akun. Ini mirip dengan trojan perbankan, tapi alih-alih mencegat atau mengganti data yang dimasukan, malware pencuri kata sandi biasanya mencuri informasi yang ada di komputer.
Informasi pengguna bisa berupa berbagai data pribadi misalnya nama pengguna, kata sandi yang disimpan di mesin pencari, cookie, dan dokumen lain yang kebetulan ada pada perangkat keras yang terinfeksi.
Secara keseluruhan, Kaspersky telah memblokir sebanyak 776.684 trojan yang dirancang untuk mencuri akun pada tiga bulan pertama tahun ini. Angka ini ternyata lebih banyak dari insiden tahun lalu yang tercatat 620.742 kasus.
Terlebih lagi, Indonesia berada di posisi ketiga setelah Vietnam dan Malaysia sebagai negara yang memiliki kasus terbanyak. Vietnam dengan 327.436 kasus, Malaysia dengan 180.576 kasus, dan Indonesia sebanyak 109.932.
Nah, untuk meningkatkan kekuatan kata sandi dan mengamankan akun kalian, berikut ini adalah beberapa tips yang disarankan oleh para ahli dari Kaspersky :
- Periksalah kekuatan kata sandi kalian saat ini, misalnya dengan perangkat lunak dari Kaspersky yang memiliki fitur untuk hal itu.
- Gunakan Have I Been Pwned, untuk melihat apakah kata sandi kalian telah bocor secara daring.
- Perbarui kata sandi secara teratur. Disarankan setidaknya setiap 90 hari atau 3 bulan sekali.
- Menerapkan otentifikasi dua faktor, sehingga meskipun login dan kata sandi telah dicuri, pelaku kejahatan tidak cukup mampu untuk mengakses akun kalian.
- Pastikan mengunduh aplikasi aman yang terverifikasi dari sumber terpercaya.
- Gunakan solusi keamanan siber tambahan dari pihak ketiga.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.