Mahasiswa Ini Ciptakan Alat Jaringan Nirkabel untuk Komunikasi di Daerah Bencana
30 September 2021 |
20:13 WIB
Bencana selalu datang tak diduga dan dampaknya hampir selalu menimbulkan kerusakan infrastruktur dan sarana komunikasi yang membuat sebagian orang di area bencana menjadi kehilangan kontak. Kerusakan infrastruktur telekomunikasi ini juga dapat merugikan banyak pihak, termasuk tim penyalamat yang kesulitan berkomunikasi.
Melihat persoalan itu, sekelompok mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung mengembangkan jaringan komunikasi nirkabel untuk daerah bencana. Alat ini bernama Transceiver Recover Extension (T-REX) yang dibuat oleh sekelompok mahasiswa Telkom University yang ditujukan untuk menyediakan jaringan komunikasi di daerah bencana agar tetap berjalan dengan baik.
Alat tersebut diyakini mampu menjadi solusi dalam penanganan bencana di daerah yang sulit dijangkau. "Itu yang melatarbelakangi kami membuat inovasi teknologi untuk pemulihan jaringan telekomunikasi pada daerah bencana dengan menggunakan jaringan komunikasi nirkabel," ungkap Dyan Ahadiansyah salah satu anggota T-REX yang dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (30/9/2021)
T-REX dapat digunakan sebagai sebuah base station darurat, sehingga dapat membantu komunikasi di daerah bencana jika jaringan komunikasi utama hancur atau tidak lagi berfungsi. T-REX memiliki dua fitur utama yaitu sebagai penguat sinyal seluler (repeater) dan sebagai jaringan private cellular.
T-REX dirancang menggunakan software defined radio yang dapat membuat layanan jaringan telekomunikasi sesuai dengan standar 3GPP. T-REX memiliki sistem open registration, sehingga semua simcard dari operator apapun dapat terhubung ke dalam layanan jaringan T-REX selama dalam jangkauan sinyal T-REX.
"Alat ini (T-REX) mulai dibuat saat pengumuman lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) sekitar bulan Mei 2021. Saat itu proses pengerjaannya dilakukan secara daring dan luring. Kegiatan luring dilakukan di lab. AICOMS Telkom University di bawah bimbingan langsung bapak Dr. Eng. Khoirul Anwar," jelasnya.
Alat ini dikembangkan oleh empat mahasiswa prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Telkom University yang beranggotakan Dyan Ahadiansyah, Okzata Recy, Lia Suci Waliani, dan Harnanditya Mahendra (Alm.).
"Selama masa perancangan alat ini, kami mendapat dukungan penuh dalam bentuk fasilitas dan peralatan dari lab. AICOMS" ungkap Dyan.
Alat ini sudah diuji di daerah blank spot atau kesulitan mendapatkan sinyal seluler di sekitar daerah Ranca Bali, Ciwidey, Kabupaten Bandung pada 28-29 Agustus 2021. Lokasi tersebut dipilih karena dapat menggambarkan situasi bencana dengan akses jaringan seluler yang terbatas dan sumber daya listrik yang terbatas.
Hasilnya layanan jaringan T-REX dapat berfungsi sebagai repeater atau penguat sinyal maupun memberikan layanan jaringan private cellular. Berdasarkan hasil pengujian yang sudah dilakukan cakupan area penguatan sinyal dari T-REX dapat mencapai 1.8 km.
Editor: Dika Irawan
Melihat persoalan itu, sekelompok mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung mengembangkan jaringan komunikasi nirkabel untuk daerah bencana. Alat ini bernama Transceiver Recover Extension (T-REX) yang dibuat oleh sekelompok mahasiswa Telkom University yang ditujukan untuk menyediakan jaringan komunikasi di daerah bencana agar tetap berjalan dengan baik.
Alat tersebut diyakini mampu menjadi solusi dalam penanganan bencana di daerah yang sulit dijangkau. "Itu yang melatarbelakangi kami membuat inovasi teknologi untuk pemulihan jaringan telekomunikasi pada daerah bencana dengan menggunakan jaringan komunikasi nirkabel," ungkap Dyan Ahadiansyah salah satu anggota T-REX yang dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (30/9/2021)
T-REX dapat digunakan sebagai sebuah base station darurat, sehingga dapat membantu komunikasi di daerah bencana jika jaringan komunikasi utama hancur atau tidak lagi berfungsi. T-REX memiliki dua fitur utama yaitu sebagai penguat sinyal seluler (repeater) dan sebagai jaringan private cellular.
T-REX dirancang menggunakan software defined radio yang dapat membuat layanan jaringan telekomunikasi sesuai dengan standar 3GPP. T-REX memiliki sistem open registration, sehingga semua simcard dari operator apapun dapat terhubung ke dalam layanan jaringan T-REX selama dalam jangkauan sinyal T-REX.
"Alat ini (T-REX) mulai dibuat saat pengumuman lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) sekitar bulan Mei 2021. Saat itu proses pengerjaannya dilakukan secara daring dan luring. Kegiatan luring dilakukan di lab. AICOMS Telkom University di bawah bimbingan langsung bapak Dr. Eng. Khoirul Anwar," jelasnya.
Alat ini dikembangkan oleh empat mahasiswa prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Telkom University yang beranggotakan Dyan Ahadiansyah, Okzata Recy, Lia Suci Waliani, dan Harnanditya Mahendra (Alm.).
"Selama masa perancangan alat ini, kami mendapat dukungan penuh dalam bentuk fasilitas dan peralatan dari lab. AICOMS" ungkap Dyan.
Alat ini sudah diuji di daerah blank spot atau kesulitan mendapatkan sinyal seluler di sekitar daerah Ranca Bali, Ciwidey, Kabupaten Bandung pada 28-29 Agustus 2021. Lokasi tersebut dipilih karena dapat menggambarkan situasi bencana dengan akses jaringan seluler yang terbatas dan sumber daya listrik yang terbatas.
Hasilnya layanan jaringan T-REX dapat berfungsi sebagai repeater atau penguat sinyal maupun memberikan layanan jaringan private cellular. Berdasarkan hasil pengujian yang sudah dilakukan cakupan area penguatan sinyal dari T-REX dapat mencapai 1.8 km.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.