Mau Bantu Selamatkan Bumi? Coba Zero Waste Lifestyle Yuk
28 September 2021 |
10:07 WIB
Kamu sudah mulai jengah melihat timbunan sampah? Tentu sampah-sampah tersebut bukan hanya buruk bagi lingkungan dan bumi secara keseluruhan, namun juga berdampak pada kehidupan manusia. Nah, kamu bisa kok menerapkan gaya hidup minim sampah sebagai kontribusi kecil dalam upaya menjaga bumi tetap sehat.
Ya, dari waktu ke waktu bumi yang kita tinggali ini semakin ringkih akibat timbunan sampah. Saat ini, sekitar 2,01 miliar metrik ton limbah padat perkotaan diproduksi setiap tahun di seluruh dunia.
Bank Dunia memperkirakan timbulan sampah secara keseluruhan akan meningkat menjadi 3,40 miliar metrik ton pada 2050. Di Indonesia, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya memprediksi jumlah timbulan sampah pada 2020 mencapai 67,8 juta ton.
Merujuk beberapa waktu ke belakang, Indonesia pun dicap sebagai negara terbesar kedua penghasil sampah plastik di dunia yang mengancam ekosistem laut. Dampak sampah di laut pun sempat diperlihatkan seorang penyelam Inggris, Rich Horner saat menyelam di dekat Nusa Penida, Bali.
Bayangkan, Bali yang dijuluki surga kecil ini ternyata menyimpan kisah mengerikan tentang ancaman sampah dari aktivitas manusia terhadap biota laut.
Oleh karena itu, tindakan kecil dari kita dengan meminimalisir sampah, terutama sampah plastik bisa berdampak besar bagi kehidupan di masa mendatang. Untuk memulainya, kamu bisa mengikuti cara yang dilakukan pendiri Zero Waste Indonesia, Maurilla Imron.
Awalnya dia menjalani gaya hidup minimalis yang akhirnya dalam empat tahun terakhir fokus menjalani hidup minim sampah. Menjalaninya membuat Maurilla lebih mengenali diri sendiri, kebutuhan, dan tau dimana letaknya cukup.
Dalam menerapkan hidup minim sampah, pertama-tama kenali sampah apa saja yang biasanya dibuat. Dari situ kamu akan mengerti apa saja yang bisa dikurangi atau dengan kata lain, kritis terhadap keperluan.
Cara sederhana yang bisa dilakukan yakni dengan membawa wadah sendiri saat ingin membeli makanan atau minuman. Dengan demikian kamu bisa mengurangi sampah kemasan dari kafe atau restoran yang biasanya didominasi plastik dan kertas. Tidak apa-apa jika mendapat nyinyiran sebab yang kamu lakukan itu benar.
Tidak hanya sampah plastik, Mauril juga mengurangi sampah organik dan makanan dari rumah tangga dengan memanfaatkannya kembali untuk menjadi kompos. Pada prinsipnya, zero waste lifestyle itu termasuk mengurangi sampah di tempat pembuangan akhir (TPA).
Dia menuturkan TPA Bantar yang berdiri sejak 1989 itu sebentar lagi akan ditutup karena sudah over capacity. Menjadi pertanyaan nantinya dimana tempat membuang sampah selanjutnya. Lagi pula, gunungan sampah di TPA bisa menghasilkan gas metana yang dampaknya lebih buruk dari karbon dioksida CO2 dan berkontribusi terhadap pemanasan global, berujung pada cuaca ekstrem juga bencana hingga munculnya penyakit.
"Bumi kita sudah tidak kondusif untuk ditinggali. Kita nggak punya waktu banyak. Kita harus melakukan sesuatu, dan gaya hidup zero waste adalah salah satu caranya," tutur Mauril.
Agar konsisten, kamu bisa melakukannya secara bersama-sama. Kamu bisa bergabung nih dengan komunitas Zero Waste Indonesia yang didirikan Mauril. Dari situ kamu memiliki support system yang baik dan terkadang sulit didapatkan dari orang terdekat.
Dia menerangkan melalui Zero Waste Indonesia mereka bisa bertukar informasi, mengedukasi, dan berkolaborasi dengan berbagai pihak. Misalnya dengan usaha kecil dan menengah (UKM) yang bisa memproduksi barang bernilai dari sampah plastik.
"Kita ingin jadi rumah untuk siapa saja, baik yang belum tau dan mau belajar tentang hidup minim sampah. Kita gunakan bahasa mudah," jelasnya.
Mauril pun mengemas komunitas ini dengan program-program menarik setiap tahunnya. Pada 2018, Zero Waste Indonesia membuat tantangan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dengan mencari alternatif lain seperti menggunakan tumbler untuk membeli minuman atau memawa sapu tangan sebagai pengganti tissue.
Pada 2019, mereka fokus ke sampah tekstil dengan membuat program tukar baju. Dengan gerakan ini, Zero Waste Indonesia telah menukarkan 13.000 baju bekas, menyelamatkan baju yang berpotensi menjadi sampah tekstil seberat 5,4 ton atau satu ekor ikan paus, dan menyelamatkan bahan kain yang berpotensi menjadi sampah kain seluas 3 kali lapangan sepak bola. Melihat hasil ini, Mauril memiliki impian untuk membuat toko yang bisa menukar atau mendonasikan baju.
Pada 2020 program yang diganyang yakni berkah piring kosong. Sebuah tantangan untuk memposting foto sebelum dan sesudah makan di Instagram guna mengurangi sampah makanan. Mauril menyebut setiap foto sepiring makanan yang dihabiskan, mereka telah berdonasi Rp5.000 untuk disalurkan ke food rescue atau food bank, yang selanjutnya diberikan kepada orang yang membutuhkan. "Kami bantu mengurangi food waste," tutup Mauril.
Editor: Fajar Sidik
Ya, dari waktu ke waktu bumi yang kita tinggali ini semakin ringkih akibat timbunan sampah. Saat ini, sekitar 2,01 miliar metrik ton limbah padat perkotaan diproduksi setiap tahun di seluruh dunia.
Bank Dunia memperkirakan timbulan sampah secara keseluruhan akan meningkat menjadi 3,40 miliar metrik ton pada 2050. Di Indonesia, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya memprediksi jumlah timbulan sampah pada 2020 mencapai 67,8 juta ton.
Merujuk beberapa waktu ke belakang, Indonesia pun dicap sebagai negara terbesar kedua penghasil sampah plastik di dunia yang mengancam ekosistem laut. Dampak sampah di laut pun sempat diperlihatkan seorang penyelam Inggris, Rich Horner saat menyelam di dekat Nusa Penida, Bali.
Bayangkan, Bali yang dijuluki surga kecil ini ternyata menyimpan kisah mengerikan tentang ancaman sampah dari aktivitas manusia terhadap biota laut.
Oleh karena itu, tindakan kecil dari kita dengan meminimalisir sampah, terutama sampah plastik bisa berdampak besar bagi kehidupan di masa mendatang. Untuk memulainya, kamu bisa mengikuti cara yang dilakukan pendiri Zero Waste Indonesia, Maurilla Imron.
Awalnya dia menjalani gaya hidup minimalis yang akhirnya dalam empat tahun terakhir fokus menjalani hidup minim sampah. Menjalaninya membuat Maurilla lebih mengenali diri sendiri, kebutuhan, dan tau dimana letaknya cukup.
Dalam menerapkan hidup minim sampah, pertama-tama kenali sampah apa saja yang biasanya dibuat. Dari situ kamu akan mengerti apa saja yang bisa dikurangi atau dengan kata lain, kritis terhadap keperluan.
Cara sederhana yang bisa dilakukan yakni dengan membawa wadah sendiri saat ingin membeli makanan atau minuman. Dengan demikian kamu bisa mengurangi sampah kemasan dari kafe atau restoran yang biasanya didominasi plastik dan kertas. Tidak apa-apa jika mendapat nyinyiran sebab yang kamu lakukan itu benar.
Tidak hanya sampah plastik, Mauril juga mengurangi sampah organik dan makanan dari rumah tangga dengan memanfaatkannya kembali untuk menjadi kompos. Pada prinsipnya, zero waste lifestyle itu termasuk mengurangi sampah di tempat pembuangan akhir (TPA).
Dia menuturkan TPA Bantar yang berdiri sejak 1989 itu sebentar lagi akan ditutup karena sudah over capacity. Menjadi pertanyaan nantinya dimana tempat membuang sampah selanjutnya. Lagi pula, gunungan sampah di TPA bisa menghasilkan gas metana yang dampaknya lebih buruk dari karbon dioksida CO2 dan berkontribusi terhadap pemanasan global, berujung pada cuaca ekstrem juga bencana hingga munculnya penyakit.
"Bumi kita sudah tidak kondusif untuk ditinggali. Kita nggak punya waktu banyak. Kita harus melakukan sesuatu, dan gaya hidup zero waste adalah salah satu caranya," tutur Mauril.
Agar konsisten, kamu bisa melakukannya secara bersama-sama. Kamu bisa bergabung nih dengan komunitas Zero Waste Indonesia yang didirikan Mauril. Dari situ kamu memiliki support system yang baik dan terkadang sulit didapatkan dari orang terdekat.
Dia menerangkan melalui Zero Waste Indonesia mereka bisa bertukar informasi, mengedukasi, dan berkolaborasi dengan berbagai pihak. Misalnya dengan usaha kecil dan menengah (UKM) yang bisa memproduksi barang bernilai dari sampah plastik.
"Kita ingin jadi rumah untuk siapa saja, baik yang belum tau dan mau belajar tentang hidup minim sampah. Kita gunakan bahasa mudah," jelasnya.
Mauril pun mengemas komunitas ini dengan program-program menarik setiap tahunnya. Pada 2018, Zero Waste Indonesia membuat tantangan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dengan mencari alternatif lain seperti menggunakan tumbler untuk membeli minuman atau memawa sapu tangan sebagai pengganti tissue.
Pada 2019, mereka fokus ke sampah tekstil dengan membuat program tukar baju. Dengan gerakan ini, Zero Waste Indonesia telah menukarkan 13.000 baju bekas, menyelamatkan baju yang berpotensi menjadi sampah tekstil seberat 5,4 ton atau satu ekor ikan paus, dan menyelamatkan bahan kain yang berpotensi menjadi sampah kain seluas 3 kali lapangan sepak bola. Melihat hasil ini, Mauril memiliki impian untuk membuat toko yang bisa menukar atau mendonasikan baju.
Pada 2020 program yang diganyang yakni berkah piring kosong. Sebuah tantangan untuk memposting foto sebelum dan sesudah makan di Instagram guna mengurangi sampah makanan. Mauril menyebut setiap foto sepiring makanan yang dihabiskan, mereka telah berdonasi Rp5.000 untuk disalurkan ke food rescue atau food bank, yang selanjutnya diberikan kepada orang yang membutuhkan. "Kami bantu mengurangi food waste," tutup Mauril.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.