Khasiat Delima yang Bikin Otot Tetap Kuat Saat Tua

Genhype, seiring dengan bertambahnya usia, miliaran sel dalam tubuh berjuang lebih keras untuk berproses membangkitkan tenaga. Hal itu bisa mengancam hilangnya otot yang berpengaruh pada berkurangnya kemampuan tubuh untuk beraktivitas. Oleh karena itu, dibutuhkan berbagai upaya untuk memulihkan otot.

Salah satu solusi untuk mempertahankan sel-sel otot adalah dengan mengonsumsi buah delima. Beberapa peneliti dari Ecole Polytechnique Fédérale de Lausanne menemukan bahwa salah satu molekul utama dalam buah delima dapat memungkinkan otot melindungi diri dari penyebab utama penuaan.

Mereka mengatakan bahwa molekul urolithin A (UA), produk sampingan kimia yang dibuat oleh tubuh setelah mengonsumsi buah delima, dapat melawan efek penuaan yang berkaitan dengan hilangnya otot dalam tubuh.

“Molekul tersebut mampu membangun kembali kemampuan sel untuk mendaur ulang mitokondria dalam sel-sel tubuh,” ujar salah satu peneliti, Patrick Aebischer, dilansir dari Express UK, Sabtu (18/9).
 
Hal tersebut juga diperkuat dengan hasil dari satu penelitian lain yang dilakukan dengan memberikan molekul UA pada beberapa hewan yang berbeda. Para peneliti menemukan bahwa setelah memberikan UA pada tikus, hewan itu mampu berlari 42 persen lebih jauh dari sebelumnya.

Hal itu menandai bahwa kinerja hewan meningkat tanpa perubahan signifikan dalam ukuran otot, yang menunjukkan bahwa kualitas otot lah yang meningkat. Setelah diperiksa lebih dekat, Aebischer mengatakan tim peneliti menemukan bahwa molekul UA yang terbentuk setelah mengonsumsi buah delima bisa meningkatkan sel otot dengan memicu mereka untuk menghilangkan mitokondria yang rusak, yang merupakan pembangkit tenaga sel.

“Ketika ini dibersihkan, mitokondria sehat yang tersisa menjadi berkembang biak, yang berarti otot menghasilkan lebih banyak energi dan bekerja lebih efisien,” katanya.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, dia juga merekomendasikan seseorang harus minum empat gelas besar jus delima setiap hari guna menerima dosis UA yang setara dengan yang dilakukan dalam penelitian tersebut.



Editor: Roni Yunianto