Pasangan yang memunggungi satu sama lain (Sumber gambar: Freepik)

Avoidant Attachment, Gaya Keterikatan 'Berjarak' yang Ramai Dibahas di TikTok

28 July 2025   |   18:30 WIB
Image
Tiffany Syabillah Mahasiswa Universitas Padjadjaran

Like
Media sosial seringkali mempopulerkan berbagai istilah yang mungkin terdengar asing bagi banyak orang. Contohnya di Tiktok, banyak sekali istilah khusus hubungan romantis yang jadi dikenal luas, salah satunya adalah Avoidant Attachment.

Menurut MedicalNewsToday, avoidant attachment merupakan satu dari empat gaya keterikatan atau attachment style, bagian dari teori keterikatan yang dikembangkan John Bowlby dan Mary Ainsworth dalam kajian bidang psikologi. Gaya keterikatan ini adalah pola kebiasaan yang ditunjukkan seseorang dalam sebuah hubungan dan ikatan.

Baca juga: Arti Istilah Rojali dan Rohana, Julukan Lucu untuk Pengunjung Ritel dan Mal

Adapun macam-macam gaya keterikatan terbagi ke dalam empat tipe berikut:


1. Secure (aman)

Gaya keterikatan yang aman lahir dari anak yang diasuh dalam lingkungan yang memahami dan responsif terhadap keinginan anak. Anak yang memiliki gaya keterikatan ini percaya bahwa orang tua atau pengasuhnya hadir untuk memenuhi kebutuhannya dan memberikan rasa nyaman saat sedang berada dalam tekanan emosional.


2. Avoidant atau insecure-avoidant (penghindar)

Pada anak yang menunjukkan gaya keterikatan penghindar, biasanya mereka tidak direspons secara sensitif saat butuh atau dalam tekanan oleh orang tua atau pengasuhnya. Anak-anak ini akan tumbuh menjadi seseorang yang sangat mandiri secara fisik dan emosional. Hal ini bisa jadi berujung pada gangguan kepribadian yang penghindar.


3. Anxious atau insecure-anxious (cemas)

Anak yang punya gaya keterikatan cemas tidak merasakan respons yang konsisten terhadap kebutuhannya dari orang tua atau pengasuhnya. Gaya keterikatan ini bisa terlihat pada anak yang bergantung dengan pengasuhnya, namun merasa tidak aman dengan dirinya sendiri atau dengan orang lain.


4. Disorganized atau fearful (penakut)

Gaya keterikatan penakut timbul ketika anak menginginkan cinta dan perhatian dari orang tua atau pengasuhnya, tapi sekaligus takut pada mereka. Apabila orang tua atau pengasuh mengabaikan, memarahi, atau menghukum anak yang tengah mencari kenyamanan dari mereka, maka anak bisa mempunyai gaya keterikatan penakut.


Penyebab Avoidant Attachment

Biasanya, anak yang dirundung dengan penolakan saat mencoba membentuk gaya keterikatan yang aman pada orang tuanya membuat anak belajar untuk menahan hasrat mencari kenyamanan mereka saat dalam tekanan emosional. Semakin absen secara emosional, semakin berkembang pula avoidant attachment pada anak. Anak-anak ini juga mungkin dilarang untuk menangis dan mengekspresikan emosinya oleh pengasuhnya.

Orang tua dengan anak yang punya avoidant attachment biasanya tidak punya pengetahuan dan empati yang cukup untuk membesarkan anak, merasa kewalahan dengan tanggung jawab sebagai orang tua, tidak punya rasa komitmen, dan memang sendirinya sedang mempunyai avoidant attachment.

Oleh karena anak yang besar dengan avoidant attachment sering mengandalkan dan menenangkan diri sendiri, mereka cenderung jarang atau bahkan tidak percaya dengan orang lain, sehingga sulit untuk mencari bantuan dari orang.


Tanda-Tanda Avoidant Attachment

Orang dengan avoidant attachment mungkin mengalami hal-hal berikut.
  • Menghindari kedekatan emosional dalam sebuah hubungan
  • Merasa pasangannya terlalu bergantung, padahal mereka hanya ingin lebih dekat secara emosional
  • Menarik diri dan mengatasi situasi sulit sendirian dan percakapan yang tidak menyenangkan
  • Menekan emosi dan ingatan buruk
  • Menghindari mengeluh langsung dan memilih merajuk dan memberikan kode tentang apa yang salah
  • Takut akan penolakan
  • Memiliki jiwa mandiri yang tinggi
  • Punya harga diri yang tinggi namun berpandangan negatif terhadap orang lain
  • Terlalu fokus pada kebutuhan dan kenyamanan sendiri

Baca juga: Istilah Baru Gen Z Tentang Mental Health: Bed Rotting, Lazy Girl Jobs, dan Toxic productivity

Terapi atau konseling adalah cara yang tepat dan bermanfaat bagi orang tua dengan anak yang memiliki avoidant attachment dan anaknya sendiri. Terapis dapat membantu orang tua memahami bagaimana perilakunya berpengaruh kepada anaknya dan memandu mereka untuk menangani dan merespons kebutuhan anak dengan tepat.

Selain itu, terapis juga bisa mendukung anak membangun hubungan yang sehat dengan orang tuanya. Mereka turut mampu merekomendasikan metode-metode untuk mengatasi perilaku dan perasaan negatif yang muncul dari avoidant attachment.
 

SEBELUMNYA

Omniscient Reader: The Prophet Dominasi Box Office Korea

BERIKUTNYA

Hari Konservasi Sedunia, Kenali Wilayah Alam yang Dilindungi di Indonesia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: